Chapter 2 (part-14)

246 7 0
                                    

Sudah hampir satu minggu prilly dan itte tidak saling bertegur sapa, membuat prilly kehilangan sahabatnya ini. dengan langkah cepat prilly menghampiri itte yang duduk bersila disudut koridor kampusnya seraya menikmati snack kentang favoritnya dtemani dengan gitarnya yang selalu menemani hari-hari gadis tomboy ini.

Dengan wajah cemberut prilly duduk bersila disamping sahabatnya ini, prilly menyandarkan kepalanya dipundak itte dengan manja. 

"itte, lo masih marah gue," 

itte hanya menoleh sekilas pada sahabatnya ini dan terus sibuk memainkan senar gitarnya seraya terus menguyah snack favortnya itu.

"itte, gue mau ngomong sama lo, lo dengerin gue dong?" prilly mengiba yang tanpa disadarinya airmatanya jatuh membasahi pipinya. ini memang sangat membuat prilly bersedih. kecewa yang dirasakan itte akibat perbuatnya menjadikan jarak antara keduanya. sekalipun airmata itu sudah menetes tidak menggoyahkan hati itte untuk melihat sahabatnya ini. sebenarnya tidak ada hak itte melarang prilly untuk bersahabat dengan siapa saja, untuk dipeluk atau dicium dengan siapa saja. tapi seharusnya prilly tau, itte sayang sama prilly dia tidak mau melihat sahabatnya ini seperti cewek murahan yang bisa dipeluk cium oleh siapa saja.

Dalam keheningan ali menghampiri itte dan prilly yang duduk bersila disudut koridor kampus itu. tanpa basa basi prilly berlari dengan terburu-buru saat ali mulai mendekati mereka. itte menatap tajam kearah ali yang sudah berdiri didepannya. 

"maafin gue te, kalau gara-gara gue hubungan lo dan prilly jadi renggang," ucap ali tiba-tiba seraya menatap prilly yang berlari menjauh dari mereka.

itte beranjak dari duduknya. " lo cinta sama prilly," ucap itte penuh penekanan.

ali terdiam tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya, lidahnya terasa kaku jika harus membahas masalah perasaannya kepada prilly. 

"lo jauhin sia, dan jangan pernah deketin dia lagi." pungkas itte penuh penekanan.

ali terus terdiam seraya menatap itte yang berjalan meninggalkannya. kali ini 2 gadis yang bersahabat itu telah membenci dirinya. prilly enggan berbicara dengannya setelah kejadian itu. itte pun lebih memilih masuk kelas musik sore daripada harus bertemu dengan ali dikelas pagi.

Dengan cepat itte meraih bahu prilly menghentikan langkahnya yang tergesa. dilihatnya wajah sahabatnya yang telah basah dengan airmata ini. tidak banyak kata yang terucap setelah kedua sahabat ini saling bertatap ite meraih tubuh sahabatnya ini dan memeluknya dengan erat. isak tangis prilly pecah dalam pelukan sahabat baiknya ini.

pertunjukkan mengharukan ini hanya terjadi beberapa detik sampai akhirnya keduanya meninggalkan kampus. 

****

Semalam sebelum fajar memancarkan senyumnyan pagi ini, Prilly datang menemui Ali yang tengah duduk berdua dengan sang kakak dihalaman belakang rumahnya. sudah 3 hari prilly tidak masuk kuliah ali sangat terkejut melihat prilly yang tiba-tiba datang kerumahnya setelah kejadian demi kejadian yang merenggangkan hubungan persahabatan keduanya.

Ali menatap tajam mata bulat prilly yang indah itu, bibir prilly yang tertutup rapoat tak luput darin pandangan ali. ali tersadar senyum dan tawa khas prilly telah menghilang semenjak kejadian dipanggung teater, semnejak prilly melihat vanya menjadi model design terbaru kak alya, semenjak prilly menyatakan dirinya cemburu ali dekat vanya, dan semenjak ali tidak pernah mengutrarakan pendapatnya tentang setiap kejadidian yang membuat prilly menangis. bahkan malam ini ali hanya terdiam tidak ada sepatah katapun diucapkannya untuk memperbaiki hubungan persahabatannya dengan prilly.

Dan semalem semua menjadi pukulan berat bagi Ali saat prilly mengatakan dirinya menerima beasiswa untuk sekolah di Amerika. Sejenak nama Galang hinggap dalam angan Ali. mencoba mengehentikan langkah prilly namun semua terlambat Prilly sudah siap berangkat esok hari ya hari ini prilly akan bertolak ke amerika. 

"ini buat lo" prilly menerima amplop coklat yang tertutup rapi dari tangan itte. terlihat wajah prilly dipenuhi dengan rasa heran.

"seminggu yang lalu gue terima formulir persetujuan beasiswa kita, cuma gue pikir lo pasti ga mau karena ali" itte berbicara tanpa jeda.

Prilly terdiam mematung mengingat itte yang memberikannya kabar secara mendadak 3 hari yang llau tentang diterimanya dirinya di Universitas Wesleyan. tentu saja prilly bahagia karena itu mimpinya selama ini, tapi mengingat nama ali membuat wajahnya merah padam, ada sesuatu yang mangganjal didalam hatinya terlebih semalam Ali tidak sedikit pun merespon kepergiannya ke amerika yang secara mendadak.

"lo sudah siap" tanya itte seraya menggulung flanel biru gelap yang dipakainya.

prilly hanya mengangguk dan menarik kopernya keluar dari kamarnya. orangtua prilly dan itte telah siap mengantar kedua anaknya untuk bertoloak ke amerika pagi ini. sepanjang perjalanan prilly hanya diam memandang jauh keluar kaca mobil yang melaju cepat. itte menyadari sahabatnya masih meninggalkan masalah yang tak terselesaikan dengan ali.

"masih ada waktu buat lo gak pergi ke amerika hari ini" bisik itte pelan, takut kalau terdengar oleh kedua orangtua mereka yang duduk didepan mereka.

prilly menatap itte sayu, lalu seulas senyum mengembang dibibir prilly, "galang udah nungguin gue disana" ucap prilly seraya melebarkan senyumnya.

bagi prilly saat ini, ali hanya sahabat, tidak berhak menghentikan langkah untuk masa depannya. lagipula ali tidak pernah menganggapnya lebih. mungkin pelukan dan ciuman selama ini yang diberikan ali untuknya hanyalah sebuah bentuk dari persahabatan keduanya. Prilly sungguh terlihat bodoh jika mengharapkan ali mencintainya. karena sejujurnya ali tidak pernah berani mengutarakan perasaannya, ali terlalu takut dengan ketakutannya sendiri. 

"jadi, ali?" itte kembali berbisik.

"ssstttt... Ali hanya anggap gue sebagai sahabat, gue bodoh kalau mengharapkan dia lebih". bisik prilly

itte tertawa keras dan memeluk sahabatnya dengan gembira, membuat kedua orangtua mereka terkejut dan lantas turut tertawa bahagia melihat kelakuan kedua anak mereka yang terlihat sangat antusias dan bahagia.

KOTAK SEJUTA MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang