Chapter 2 (part-12)

305 6 1
                                    

Setiap detik kebersamaan mereka mengumbar tawa bahagia dari rongga mulut keduanya, bahkan bagi sebagian orang meyakini mereka punya hubungan spesial. namun sayang, mereka selalu menyanggahnya dengan kata sahabat.

walapun pada akhirnya gadis cantik ini akan terdiam beberapa saat setelah mengucapkan "enggak kok, gue sama ali sahabatan aja". sepersekian detik dalam kebisuannya gadis ini selalu berteriak dengan pertanyaan yang sama. "Apa ini hanya sebatas sahabat." tapi ya, lagi dan lagi... pertanyaan itu selalu berhasil dilupakannya begitu saja karena memang sepertinya tidak ada rasa lain yang bisa diungkapakan selain sahabat.

pagi ini prilly duduk bersandarkan bahu ali yang sedang membelakanginya. ali sibuk menghafal naskah untuk teater sore ini. walaupun persiapan mereka sudah sangat matang rasa grogi masih menyelimuti satu-persatu wajah para pemain teater.

"ali, udah apa baca naskahnya...." teriak prilly yang menyandarkam kepalanya dibahu ali.

"kenapa sih, emang lo udah yakin gak bakal salah dialog nanti di panggung?" jawab ali seraya membalikan badannya dan disusul dengan berubahnya posisi prilly bersandar. kini prilly bersandar didada ali tepat dibawa dagu laki-laki berwajah arab ini.

prilly menggeleng dalam dada bidang ali. ali tersenyum melihat tingkah manja gadis ini, dengan pelan ali mengusap rambut prilly pelan. prilly mendongakan wajahnya menatap ali lalu kembali membenamkan wajahnya di dada bidang ali.

Delapan jam dari sekarang pagelaran teater akan dimulai. semua pemain sedang melalukan gladi resik diatas pangung megah yang mampu menampung ratusan orang diatas panggung itu. seharusnya tak terkecuali ali dan prilly. namun rupanya bu syahrini dan pak bandi masih sibuk dengan set panggung jadi tidak menyadari ketidak hadiran pemain inti diatas panggung.

"woy... lo berdua bukannya ke stage malah sibuk berduaan disini, ini lagi ngapain sih lo berdua pake acara peluk-pelukan segala," serang itte yang tiba-tiba muncul.

prilly menggeser badanya dan beralih bersandar di kursi. "apaan sih lo te, sirik naja lo," jawab prilly

"gue bukannya sirik, apa kata yang lain kalau mereka tau lo berdua mesra-mesraan disini?" balas iite seraya duduk disebelah prilly.

"yeee... siapa yang mesra-mesraan." terang prilly

ali hanya tersenyum melihat dua sahabat wanitanya ini beradu argument. seraya mengusap rambut prilly, ali beranjak dari duduknya dan bergegas meninggalkan kedua gadis yang serkarang sedang saling menyandarkan kepala keduanya seraya bersadar di kursi.

tiba-tiba handphone prilly berdering tanda panggilan video dari akun skyepnya. tertulis nama GALANG dilayar handphonenya, sontak membuatnya langsung beranjak dari sandarannya dan duduk tegak mengaktifkan panggilan videonya.

"galaaaaang," teriak prilly histeris saat melihat wajah laki - laki manis itu muncul dilayar handphonenya.

ali yang sudah hampir sampai distage samar mendengar gadis ini berteriak menyebut nama galang. ali berbalik dan memperhatikan tingkah prilly yang sudah mulai bercakap melalui panggilan videonya, wajahnya terlihat bahagia dan lebih bersemangat. 

"ya ampuunnn... lo dari tadi ga semangat karena galang belum hubungi lo," itte menggelengkan kepalanya.

"yeee... sirik aja lo," pungkas prilly seraya menjulurkan lidahnya.

"hayy... galang...." terika itte seraya mengarahkan handphone prilly ke wajahnya untuk melihat galang diseberang sana. yang justru membuat prilly kesal dan menarik paksa handphonenya.

galang tertawa lebar melihat kelakuan saudara sepupunya yang tomboy itu yang selalu sukses menjailinya setiap kali bertemu.

itte berlari kearah stage meninggalkan prilly. itte mengernyitkan dahinya melihat ali berdiri mematung dibelakang stage.

"lo ga jadi ke depan?" tanya iite mengkagetkan ali yang masih fokus menatap prilly,

ite mengikuti arah pandang ali yang tertuju pada sahabatnya itu. itte mengulum bibirnya seraya menganggukkan kepalanya.

"ooooo.... itu Galang," ucap itte seolah mengerti pertanyaan dalam benak ali.

GALANG, ali kembali mendengar nama itu disebut dan kali ini nama itu disebut sebagai jawaban atas pertanyaan yang sudah menyelimuti pikirannya. sontak membuat raut wajah ali berubah menjadi kesal. Dengan langkah cepat ali berjalan menuju stage dan memukul pilar pembatas stage itu dengan keras. yang berhasil membuat itte membelalakan mata dan bingung.

**************************************************************************************************************** part ini dikit aja ya reader... maklum mengisi jam kosong sebelum pulang ngantor. byeee..... happy reading all.

KOTAK SEJUTA MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang