☄Martabak Mang Ujang

8 4 0
                                    


Setelah mengantar Tara pulang sekolah tadi Erik tidak langsung pulang, sekarang dia justru sedang duduk dengan santainya di sofa ruang tamu rumah Tara sambil bermain game online di ponsel.

“Lo kenapa gak pulang aja sih.” Tara berkata dengan meletakkan segelas air putih dingin di meja, Erik mendongak menatap Tara yang kini sudah berganti baju dengan kaos berwarna biru bergambar beruang ditengahnya

“Gue kangen rumah lo, udah lama juga gua gak kesini lagi.”

Tara berdecak dan memutar bola mata jengah “Ck, lo baru minggu kemarin datang kesini terus ngacak-ngacak komik gue nyet.” 

Erik mengakhiri game dan meletakkan ponselnya kemudian beralih menatap Tara serius “E—ehm Ra, soal kemarin yang lo bilang naksir Elang itu beneran?”

Tara mengernyit “Emang kenapa?”

Erik menggaruk leher belakangnya dengan canggung “Lo kok bisa suka sama Elang, sejak kapan?”

“Udah lama sih sebenernya, tapi gue diem aja gitu.”

Erik terhenyak mendengar jawaban Tara, melihat Erik yang terlihat masih bingung Tara kembali menjelaskan “Awalnya sih pas mos dulu, gue sama Elang kan gak sengaja satu tim, nah pas lagi ngapain gitu gue lupa, eh tiba-tiba tangan gue berdarah gitu aja, terus Elang yang pertama kali ngeh dan dia langsung ngobatin luka gue.”

“Jadi lo suka sama dia gara-gara itu?”

“Ya enggak secepat itu.” Tara menyangkal

“Pokoknya setelah kejadian itu gue jadi sering merhatiin dia, Elang tuh pinter matematika dan sekarang pas kelas sebelas dia malah jadi anggota osis, makin keren gitu hehe.” Tara tersenyum senyum sendiri

“Selama itu dia tahu kalo lo suka sama dia?” Erik bertanya

“Enggak sih.” nada bicara Tara berubah lebih sendu

"Ya berarti selama ini lo buang-buang waktu dong, suka sama orang yang bahkan gak tahu gimana perasaan lo ke dia."

"Terus gue mesti gimana dong?" Tara menatap Erik dalam

“Ya kalo lo suka sama dia tunjukin dong.” Erik berusaha terlihat santai walau di dalam hatinya dia berharap semoga Tara tidak melakukan apapun untuk menarik perhatian Elang

“Gue harus ngapain, lagian masa gue yang harus nyatain dulu gitu?”

Erik tersenyum “Yaudah kalo gitu gak usah ngelakuin apa-apa, jangan naksir dia lagi.”

“Gak bisa gitu dong, pokoknya gue masih terus berharap buat bisa masuk ke hatinya Elang."

Erik menggeser duduknya dan lebih mendekat pada Tara “Gimana caranya?”

Mendengar pertanyaan Erik, Tara hanya bisa tersenyum kikuk “Y—ya belum tahu, pokoknya gue gak mau terlalu kelihatan ngejar dia.”

Erik mengacak rambut Tara pelan “Mending lo fokus belajar sana biar matematika gak remed terus.”

Tara berdecak sambil menepis tangan Erik dari kepalanya “Ck, ngaca dong abangnya, jangan bola basket mulu yang diperhatiin.”

Erik tertawa lepas mendengar celetukan Tara “Gimana ya, bola basket tuh udah kayak First love gue.” Erik berkata tenang kemudian tangannya terulur mengambil gelas air putih dimeja dan meminumnya

“Masa?!”

Erik berpikir sejenak dan meletakkan gelas tersebut kembali ke meja “Ehm, gak deh, First love gue itu orangtua gue.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That Should be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang