You see, the difference between 'Boyfriend' and 'boy friend' is this little space we call the friendzone.
-Unknown-
Saat kecil Erik dikenal sebagai anak yang sangat nakal, begitu kata orang-orang dan itu memang benar, tapi menurut mamanya itu hal yang wajar karena saat itu Erik hanya seorang anak kecil, dan itu yang membuat dulu Erik banyak dijauhi teman seusianya tapi Erik tak pernah ambil pusing dengan hal itu.
Kata mama walaupun senakal apapun Erik semasa kecil tapi dia tak pernah terlibat perkelahian dengan siapapun, hingga suatu hari saat pulang dari bermain betapa terkejutnya mamanya saat Erik pulang kerumah dengan keadaan yang tidak bisa dibilang baik-baik saja, bajunya penuh lumpur dan tangan juga pipinyang penuh luka, tapi tak ada tangis ataupun air mata yang keluar.
Yang dilakukan Erik saat itu hanya menunjukkan cengirannya, sang mama hanya bisa menarik napas lelah, mamanya kira Erik jatuh saat bermain di taman tapi tidak, ternyata Erik berkelahi dengan segerombolan anak yang lebih dewasa darinya.
Itu pertama kalinya Erik kecil terlibat perkelahian karena segerombolan anak itu mengambil boneka Tara yang membuat gadis kecil itu menangis di taman, dan tanpa pikir panjang Erik langsung merebut kembali boneka itu dan perkelahian antar anak kecil itu tak dapat dihindari.
Saat itu mama tidak marah padanya, mama hanya menasihati dan uang jajannya dipotong selama seminggu Itu semua bukan masalah bagi Erik asalkan Tara tidak pernah menangis, dia benci melihat Tara sedih apalagi menangis, sejak saat itu mereka berteman sampai saat ini
Semudah itu sepuluh tahun terlewat, mereka berdua semakin tumbuh dewasa, tapi bagi Erik, Tara akan selamanya menjadi Tara cilik yang akan dia lindungi selagi dia bisa
Apa Erik menyayangi Tara? Sangat.
Erik menyayangi Tara dari dulu sampai kapanpun, Erik suka melihat Tara tersenyum dan benci melihatnya bersedih. Erik akan terus melindungi Tara selagi dia bisa melakukannya
Lalu, apa Erik mencintai Tara? jawabannya tentu iya, rasa cinta pada sahabat masa kecilnya tidak lebih.
Karena dia tak mau merusak persahabatannya dengan Tara hanya karena urusan perasaan, dia takut kehilangan gadis itu. Banyak orang yang berkata kalau tidak ada persahabatan yang tulus diantara cewek dan cowok pasti diantara keduanya ada yang diam-diam memendam perasaannya.
Diantara mereka ada yang beruntung menjalani persahabatan lalu disambung dengan cinta kasih dan bersama selamanya, namun tak sedikit juga yang kemudian berpacaran dengan sahabatnya sendiri dan saat hubungan mereka putus persahabatan mereka juga ikut berakhir.
Tapi bagi Erik dan Tara, mereka rasa sepuluh tahun ini baik-baik saja tanpa ada perasaan lebih, mereka menyayangi satu sama lain sebagai sahabat dan dengan caranya sendiri.
Untuk saat ini Erik pastikan hal itu, dia selalu menyangkal kalau banyak temannya yang menuduhnya punya rasa lebih pada Tara, ataupun sebaliknya Tara yang punya perasaan lebih untuknya.Erik pikir sangat tidak mungkin jika dia sampai jatuh cinta pada Tara, membayangkannya saja membuatnya mulas, bukannya apa-apa tapi dia dan Tara sudah terlalu lama bersama dan sangat mengenal kepribadian satu sama lain, Tara adalah orang pertama yang memergokinya merokok dulu di belakang warung kopi disebelah sekolahnya saat SMP, sejak saat itu banyak sisi hitamnya yang diketahui Tara, seperti itu juga bagaimana Erik sangat mengetahui sisi lain Tara yang menurutnya ‘unik’. Tara yang cerewet,gak bisa anggun, lemot di pelajaran matematika tapi menonjol di bahasa inggris sejak dulu Tara memang sangat suka mempelajari bahasa asing. Sedangkan Erik? sejak dulu dia memang tidak tertarik dengan belajar, dia lebih suka beraktifitas fisik diluar ruangan, jika Erik diberi pilihan disuruh lari mengelilingi lapangan lima puluh kali atau mengerjakan lima soal persamaan logaritma maka Erik akan langsung pergi dan lari mengelilingi lapangan.
Maka dari itu tidak heran kalau nilainya selalu hanya sebatas rata-rata bahkan dibawahnya.Gue gak mungkin suka sama nih curut, sekalipun dia cewek terakhir di bumi.
Iya, itu pikiran Erik bertahun-tahun yang lalu tapi sekarang? Erik sendiri tidak tahu dan tidak pernah memikirkan hal itu baginya Tara selalu disisinya dan tertawa bahagia dengannya sudah cukup.
“Rik beli ciloknya bang Asep dulu yah ntar.”
Tara bicara agak keras didekat telinga Erik yang tertutup helm, mereka sedang berhenti di perempatan jalan karena lampu merah, warna langit semakin gelap, senja mulai beranjak naik“gue juga mau.”
“Oke, ntar gue makan ciloknya dulu baru deh bumbunya boleh buat lo.” Tara menjawab enteng sambil menampilkan senyuman yang dibuat-buat.
“kalo gitu gue juga beliin.”
“boleh,serebu aja tapi.”
“Serebu mah dapat apaan, pelit banget lo.” ucap Erik sambil menaikkan kaca helm nya dan menoleh pada Tara.
“Masih mending gue bayarin, udah ijo tuh.” Tara menepuk helm Erik keras yang langsung membuat Erik menoleh kedepan dan kembali melajukan motornya, memecah jalanan Jakarta yang tak pernah sepi.
Kejadian selanjutnya tak pernah Erik bayangkan akan terjadi saat tiba-tibaTara memeluk tasnya dengan erat.
“Ngapain lo meluk-meluk tas gue.” Erik berteriak dan sedikit memperlambat laju motornya.
“Biar gue gak jatuh.”
“Kalo mau meluk mah, peluk aja kali Ra.” Erik tertawa geli, Tara langsung melepaskan pelukannya pada tas Erik dan kembali menepuk kepala Erik yang terlindung helm dengan lebih keras yang tentu saja membuat tangannya sakit
“BACOT RIK !”
“Aduh ra!” Erik meringis, mendengar teriakan Tara bagaimana bisa dengan perawakan Tara yang mungil ternyata suaranya setara dengan toa masjid. Tak lama kemudian tawa keduanya pecah, mereka tertawa lepas tanpa memperdulikan tatapan pengguna jalan lain yang memandang ke arah mereka dengan aneh.
Erik memandang wajah Tara yang tertawa dari kaca spion motornya, mata Tara yang menyipit saat dia tertawa, rambut panjangnya yang tertutup helm dibiarkan terurai dan ujung-ujungnya yang dimainkan angin, satu lesung pipi yang muncul di pipi kanannya.
“Manis.” Gumam Erik begitu pelan hingga mustahil Tara dapat mendengarnya
Bego! Tara manis dari mananya coba.
Erik menyentakkan kepalanya dan mentertawakan dirinya sendiri, kembali melirik Tara dan seulas senyum muncul di bibirnya tanpa bisa ditahan.
☄
-To be continued-
24/01/2020
19:25Note:
Alohaa! i’m back again wkwk gimana masih setia disini kan? semoga iya hehe :)
NTAR KALO ERIK SAMPAI NAKSIR TARA, KARUNGIN TERUS TENDANG AJA KE ZIMBABWE! WKWK
Buat yang baca terimakasih dan semoga betah okaii :)
See u☄
KAMU SEDANG MEMBACA
That Should be Me
Fiksi Remaja"Mau kemana?" Erik menahan tangan Tara dan menggenggamnya erat sebelum gadis itu melangkah keluar "Mau balik ke kahyangan" jawab Tara Sambil menjulurkan lidah dan raut muka mengejek "Haha lucu" Erik berkata sinis tapi tetap menggenggam tangan itu e...