empat.

18K 1.7K 90
                                    

[MAMA]

Pagi ini matahari benar-benar bersinar sangat cerah, mengusik tidur lelap seorang pria yang hanya memakai celana pendeknya saja. Perlahan sepasang mata milik pria itu terbuka, matanya menyipit karena cahaya yang datang menembus jendela kamarnya.

Ketika pandangannya sudah jelas pria itu berdecak kesal. Lagi dan lagi, dia mabuk semalam dan berakhir dengan keadaan kamarnya yang tidak enak dilihat pada pagi hari. Pria itu bangun dari tidurnya dan beralih duduk di tepi ranjangnya lalu memperhatikan sekitarnya. Berantakan. Botol minuman-minuman keras dimana-mana, baju yang dipakai olehnya tadi malam sudah tergeletak dilantai.

Kim Taehyung. Laki-laki ini benar-benar berantakan, sangat hancur dan sangat rapuh.

Empat tahun telah berlalu, empat tahun pula penyesalan selalu menghampirinya, seolah tidak mau pergi dari hidupnya, seolah ingin memberinya hukuman atas apa yang telah di perbuatnya empat tahun yang lalu. Segala cara sudah ia lakukan agar bisa menemui wanitanya. Taehyung selalu mencarinya bahkan meminta anak buahnya untuk mencari sampai ke pelosok. Tetapi hasilnya tetap sama, Jennie-nya tetap tidak diketahui keberadaannya.

Satu-satunya orang yang mengetahui keberadaan Jennie-nya adalah Kim Jisoo, kakak prempuan Jennie.

Tiga hari setelah kepergian Jennie, Taehyung datang menuju rumah Jisoo, tapi yang di dapatnya saat itu adalah tamparan keras dari Kim Jisoo, lalu Jisoo berbalik dan menutup pintu dengan kencang tanpa mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya. Taehyung merasa dia benar-benar pantas mendapatkan itu, bahkan seharusnya lebih dari itu.

Taehyung tidak menyerah sampai disitu, pria ini datang kepada Lalisa dan Rose. Tapi sayangnya, kedua teman Jennie-nya itu juga tidak tahu kemana Jennie pergi.

Bukannya Jennie tidak mau memberi tahu dimana dia berada. Hanya saja, dia juga berpikir, bukankah kekasih mereka adalah sahabat Taehyung? Bagaimana jika mereka memberi tahu kekasih mereka lalu kekasih mereka akan memberi tahu kepada Taehyung.
Taehyung benar-benar hampir gila hanya karena mencari Jennie-nya.

Ceklek!

"Dasar bodoh! Mau sampai kapan kau begini terus, hah?!" ujar Jimin yang tiba-tiba datang lalu melemparkan bantal sofa kearah Taehyung. "Pekerjaanmu menumpuk di kantor. Sekertarismu sampai menelfonku, karena kau tidak menangkat telfonnya!"

Taehyung berdecak setelah melihat Jimin yang datang lalu bangkit dari posisi duduknya dan berjalan menuju kamar mandi. "Aku bisa mengurusnya nanti,"

"Nanti kapan, hah?!" tanya Jimin geram. "Kau sudah tiga hari tidak ke kantor, Taehyung!"

"Aku harus mencari Jennie, Jim!" ucap Taehyung lalu membalikan tubuhnya menghadap Jimin.

"Sudah empat tahun. Empat tahun, Jim. Berapa lama lagi sampai akhirnya aku bisa bertemu dengan Jennie-ku? Aku bahkan benar-benar tidak tau tentang keadaannya! Aku tidak tahu apakah ia hidup bahagia bersama anakku atau tidak! Aku bahkan tidak tahu anakku laki-laki atau prempuan. Dia bersama anakku, darah dagingku." ujar Taehyung lirih diakhir kalimat.

"Kau serius mengatakan itu? Setelah kau menelantarkan mereka, apakah menurutmu kau pantas untuk mengatakannya?!" teriak Jimin.

Pria ini benar-benar kesal setengah mati dengan Taehyung. Jimin tahu Taehyung lah yang membuat Jennie pergi jauh dari mereka, Jimin kesal, tentu saja dengan Taehyung. Tetapi, setelah melihat perjuangan Taehyung untuk mencari Jennie, Jimin menjadi sedikit merasa iba dengan temannya ini. Jimin tahu Taehyung benar-benar berjuang keras untuk mendapatkan Jennie agar bisa kembali padanya, tetapi Jennie benar-benar menutup dirinya dari Kim Taehyung rapat-rapat.

Perasaan bersalah terus menghantui Taehyung tanpa ampun, bahkan pria ini benar-benar berbeda dari empat tahun yang lalu, Taehyung yang sekarang berat badannya menurun drastis, makannya tidak teratur, kantung matanya sedikit menghitam, dia selalu tidur saat jam dua atau jam tiga pagi. Jika ditanya mengapa tidur terlalu larut, maka Taehyung akan menjawab. "Aku harus mencari Jennie-ku dan anak-ku."


***

"KEJUTAN!!"

"Paman! Bibi! Jaeyong hyung!" ujar Nael dengan penuh semangat. Nael sangat senang mereka datang di hari ulang tahunnya. "Mama, liat siapa yang datang!!" teriak Nael memanggil Mamanya.

"Siapa, sayang?" ujar Jennie dari dalam apartemennya lalu Jennie melangkahkan kakinya keluar dan melihat siapa yang datang.
"Jisoo eonni?!" pekik Jennie lalu memeluk Jisoo dengan sangat erat.

"Hai, J!" sapa Jisoo sambil memeluk Jennie dengan erat.

"Aku merindukanmu, eonnie," ujar Jennie, matanya sedikit berkaca-kaca ketika melihat kakak perempuannya ada disini.

"Bagaimana kabar kalian?" tanya Jisoo setelah melepaskan pelukannya.

"Kami baik eonnie. Bagaimana dengan kalian?" tanya Jennie balik.

"Tentu saja kami baik, Bibi! Apalagi aku akan mempunyai adik," ujar Jaeyong dengan penuh semangat.

"Eonnie? Kau mengandung?" tanya Jennie, terkejut.

"Iya, a-aku mengandung, sudah ti-tiga bulan," jawab Jisoo gugup. "Maaf telat memberi tahumu," ujar Jisoo lagi, merasa tidak enak dengan adik perempuannya karena baru memberi tahunya sekarang.

"Tidak masalah, eonnie. Selamat ya," ujar Jennie, benar-benar senang karena kakaknya sudah mengandung lagi. "Ah, Yaampun! Eonnie, Oppa, Jaeyong, ayo masuk!"

Mereka semua menuju sofa di dalam apartemen Jennie. Setelah Jisoo, Seokjin dan Jaeyong sudah duduk Jennie pamit pergi menuju dapur untuk mengambilkan minuman untuk mereka.

Jennie kembali lagi sambil membawa nampan yang terdapat tiga buah jus diatasnya.

"Jaeyong hyung mau ikut bermain mobil-mobilan di kamarku, tidak?" tanya Nael bersemangat.

"Ayo, aku ikut!" jawab Jaeyong sambil berdiri dari tempat duduknya. Nael pun berjalan mendahului Jaeyong menuju kamarnya.

"J, ada hal lain yang ingin kukatakan," ujar Jisoo, menatap suaminya sejenak lalu menatap Jennie kembali.

"Ada apa, eonnie?" tanya Jennie memperhatikan Jisoo bingung.

"Lalisa akan menikah dua minggu lagi dengan Jungkook," ujar Seokjin melanjutkan ucapan istrinya.

"Woah! Bukankah itu adalah kabar yang sangat baik?!" ucap Jennie antusias. "Ya Tuhan! Akhirnya Lalisa menikah!"

"Lalisa ingin kau datang di hari pernikahannya,"

To be continued.

Park Jimin

Kepanjangan ya? Ehehehhe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepanjangan ya? Ehehehhe.

Terimakasih telah meninggalkan jejak!🌈✨

MAMA | TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang