enam.

15.8K 1.5K 35
                                    


[MAMA]


"Lalisa meminta Jisoo untuk mengundang Jennie diacara pernikahan kami," Jungkook berujar setelah Jimin pergi keluar ruangan Taehyung bersama Hyerin.

"Apa Jennie akan datang?" tanya Taehyung penasaran.

"Aku juga tidak tau, Tae."

"Semoga dia datang," ujar Taehyung penuh harap.

"Kau mau tau sesuatu?" tanya Jungkook menatap Taehyung lekat.

"Apa itu?" tanya Taehyung kembali.

"Anakmu laki-laki,"

"Ka-kau serius?" ujar Taehyung gelagapan.

"Iya. Lalisa memberi tahuku, dia di beri tahu oleh Jisoo noona,"

"Kau tahu di-dimana mereka tinggal?" tanya Taehyung.

"Aku juga tidak tahu, hyung. Mereka tidak memberi tahunya,"

"Ka-kau tahu na-namanya?" tanya Taehyung gugup.

"Harnael Kim, Jennie memanggilnya Nael," ujar Jungkook lalu meminum teh lemon yang dibawakan sekretaris Taehyung.

Mendengar ucapan Jungkook, membuat darah Taehyung berdesir hebat, tubuhnya sedikit menegang.

"Jadi anakku laki-laki?" lirih Taehyung.

"Ya, Jisoo noona bilang dia tumbuh dengan sehat dan sangat menyayangi ibunya,"

"Apakah dia akan menyayangi ayahnya juga?" Taehyung bertanya sambil menatap kosong dan tersenyum tipis.

Jungkook tidak menjawab, pria itu hanya menghela nafasnya pelan.

"Kau pasti datang ke acara pernikahanku, kan?" tanya Jungkook kepada Taehyung.

"Ya, tentu saja. Kemungkinan akan ada Jennie-ku dan anak-ku, kan?" tanya Taehyung penuh harap.

"Berdoa saja, semoga mereka akan datang," ujar Jungkook tidak yakin.


***

California, tepatnya di San Francisco menjadi tempat yang di pilih Jennie untuk menghindari Kim Taehyung dan masa lalunya. Jennie sangat nyaman berada di kota itu, rasanya benar-benar tenang hidup bersama Nael di kota itu.

Saat ini Jennie sedang mengemasi barang-barangnya dan Nael. Jennie memutuskan untuk pergi menuju Korea nanti malam. Seokjin dan Jisoo yang mempermudah perjalanannya hingga bisa berangkat hari ini juga.

Entah mengapa ada perasaan yang mengganjal di hatinya.

Empat tahun. Empat tahun lamanya ia tidak pernah berkunjung ke negara kelahirannya itu. Dan sekarang, Jennie harus kesana, mendatangi pernikahan sahabat tercintanya.

"J, sudah siap?" tanya Jisoo yang datang bersama Nael di gendongannya.

"Sudah, Eonnie." jawab Jennie menatap lembut.

Jisoo melangkahkan kakinya terlebih dahulu dengan Nael yang masih di gendongannya keluar kamar Jennie, diikuti Jennie di belakang mereka sambil membawa koper di tangannya.

"Kalian sudah siap?" tanya Seokjin memastikan.

"Sudah, Oppa." jawab Jisoo sambil tersenyum.

"Ayo kita berangkat," ajak Seokjin lalu jalan terlebih dahulu dengan Jaeyong di genggamnya.

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai di bandara, oleh karena itu mereka memutuskan untuk melakukan perjalan saat ini juga.

Lebih baik menunggu daripada terlambat, kan?

***

"J, kau siap bertemu dengan ayah Nael?" tanya Jisoo di perjalanan menuju bandara. Nael dan Jaeyong, kedua bocah kecil itu sudah tertidur terlelap di pelukan ibunya masing-masing.

Jennie menghembuskan nafasnya pasrah, benar-benar tidak bisa dan tidak mau membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya.

Bertemu Taehyung, rasanya benar-benar berat. Lebih berat daripada meninggalkan Taehyung kala itu.

"Apakah bisa aku berusaha untuk tidak bertemu dengannya?" tanya Jennie menatap kosong kearah depannya sambil terus mengelus surai lembut Nael.

"Mana mungkin. Aku jamin dia bahkan sudah tahu kau akan datang," ujar Seokjin yakin.

"Lalu aku harus bagaimana?" tanya Jennie lirih.

"Kau hanya harus menerima apapun yang terjadi kedepannya," ujar Seokjin sambil menoleh ke kursi belakang, tempat sang istri dan adik ipar duduk.

"Oppa, bisakah aku kembali saja? A-aku tidak jadi ikut, ya?" ujar Jennie gelagapan. Tiba-tiba wanita itu meragu.

"Hei! Kau gila?! Bandara sudah di depan mata, J!" ujar Jisoo geram.

"J! Jangan terus menghindari hal ini!" ujar Seokjin ikut geram.

"Bu-bukan begitu, ha-hanya saja,
a-aku—" ucapan Jennie terpotong.

"Kita sampai! Ayo turun," ujar Jisoo seolah tak peduli dengan ucapan Jennie.

Ya Tuhan, padahal mereka baru saja ingin berangkat bahkan baru saja turun dari mobil pasangan suami istri itu, tapi jantung Jennie rasanya benar-benar sudah berdegup sangat kencang.

Tidak ada hal lain yang bisa Jennie lakukan selain menurut, turun dari mobil dan mengambil kopernya dibantu oleh sopir Seokjin lalu berjalan mengikuti Seokjin dan Jisoo di depannya.



to be continued.

Maaf kependekan HUHU.
Aku sedikit agak sibuk akhir-akhir ini.
Aku usahain bisa update chapter selanjutnya lebih cepet yaaa, tapi aku gak bisa janji, maaf. Aku takut cerita ini gak nge-feel.

Semoga kalian suka ya!

Terima kasih telah meninggalkan jejak!✨

MAMA | TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang