Prologué

259 36 13
                                    

Choi Jiyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Jiyeon.

Aku melihatnya tepat di matanya. Ia begitu anggun walaupun ia sedang mengunyah makan siangnya bersama sekumpulan gadis. Namanya adalah Hwang Jimin, seorang siswa hukum. Ya, anak tetangga fakultas sebelah.

Oh ya, namaku adalah Choi Jiyeon, seorang siswi Filsafat. Oh? Mengapa aku menatap Hwang Jimin? Mudah, aku dengar ia siswa yang baik dalam bidang hukum, juga ia dikenal sebagai Casanova. Semenjak angkatan kami, ia sering dipanggil Casanova oleh para senior.

Tentu saja seorang Casanova sepertinya jauh berbeda dengan statusku yang rendah ini. Aku sampai tidak mempunyai teman karena kesibukanku. Kesibukan? Ya, aku juga membantu kedua orang tuaku bekerja di perusahaan kami.

Tanpa kusadari, Hwang Jimin duduk di seberangku ketika sekumpulan gadis di dekatnya meninggalkan tempatnya. Sialan, ia duduk tepat di depanku sambil menatap tersenyum manis padaku.

"Kulihat, kau sedang memerhatikanku, benar?" tanyanya manis.

Dengan singkat, aku menjawabnya dengan sebuah anggukan dan senyuman. Untuk mencairkan suasana, aku kembali mencatat catatanku tentang filosofer Yunani.

"Filsafat? Tidak kusangka gadis sepertimu akan mengambil mata kuliah filsafat," ujarnya melekatkan matanya pada tulisanku. Ia kelihatan kagum dengan mata kuliah yang kuambil.

Sambil mencatat, aku menjawabnya dengan, "Dan kau pasti hukum, benar?" tanyaku meletakkan pulpenku dan menatapnya sembari melipat kedua tanganku di atas buku.

"Yap, itu benar," jawabnya mengunyah makan siangnya.

"Choi... Ji-Yeon? Choi Jiyeon, namamu Choi Jiyeon?" ujarnya menyipitkan matanya membuat matanya tenggelam dibalik kedua kelopak mata tebal itu.

"Ah, benar. Kau pasti Hwang Jimin, kan? Sang Casanova di kampus ini," jawabku.

Sedikit info, kampus ini menyediakan name tag bagi semua fakultas untuk memudahkan sistem komunikasi, katanya.

"Apakah kau tahu tentang dewa-dewi Yunani?" tanyanya mendudukkan dirinya di sebelahku mengedipkan kedua matanya.

"Ya, mengapa?" tanyaku menatap matanya.

"Apa dewa atau dewi yang cocok denganku?" ujarnya tersenyum senang.

Aku meletakkan jari telunjukku di dagu dan melihat ke atas seolah-olah memikirkan sesuatu dan ketika aku mendapatkan jawabannya, aku berkata, "Aphrodite, Sang Dewi Cinta dan Kecantikan."

"Aphrodite? Nama yang bagus."

Note :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note :

Pencet dulu bintangnya sama bubble chatnya, sayang. Masih dipantauin, noh🌚

FILONISME | pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang