Chapter 5.

65 10 2
                                    

Klek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klek!

Lampu tidur dinyalakan oleh Jiyeon berhasil membuat matanya menyipit mencoba menetralisasi cahaya yang dihasilkan oleh lampu. Yeoja itu bangkit dari ranjangnya yang ia bagi dengan Jimin. Oh ya, jangan lupakan dengan bantal pembatas antara Jimin dan Jiyeon yang diletakkan diantara mereka.

Yeoja itu berjalan menuju jendela lebar yang ditutupi oleh tirai panjang besar. Tangan Jiyeon menggenggam permukaan tirai dan menariknya ke samping guna membiarkan cahaya matahari pagi masuk. Cahaya matahari itu berhasil masuk menerangi kamar dan tentunya memperlihatkan tubuh Jimin yang berada di posisi tengkurap. Menariknya lagi, Namja itu bertelanjang dada membiarkan otot perutnya terlihat dan hanya mengenakan sweatpants abu. Awalnya, Jiyeon menyuruhnya untuk memakai kaos oblong, tetapi namja itu menolaknya.

Sebenarnya Jiyeon tidak menyukai Jimin jika ia tidak memakai kaos oblong hitamnya. Menurut perempuan lain, bertelanjang dada itu seksi tapi tidak bagi Jiyeon. Karena ketidak sukaan Jiyeon terhadap masalah ini, kedua pasangan muda itu sampai bertengkar sebelum tidur.

"Yak! Pakailah kaos oblong atau kau tidur di sofa!" Perintah Jiyeon kepada Jimin yang sedang menyender di bingkai pintu kamar dengan sikat gigi di mulutnya.

Jimin hanya menatap Jiyeon tak terima. "Inwi thuda kegiasaan ko." Namja itu menjawab. Jiyeon sama sekali tidak tahu apa yang ia ucapkan. Yeoja itu memperhatikan suaminya berjalan ke kamar mandi untuk membasuh mulutnya bebas dari busa pasta gigi.

Tepat saat Jimin kembali, Jiyeon sudah berada di bingkai pintu bersiap untuk menutup pintu. "Tidur di sofa," ucap Jiyeon. Tunggu, Jiyeon tidak memerah? Ah, kalian ini, tentu saja Jiyeon memerah. Bahkan lebih dari memerah biasa.

Saat Jimin mulai mendekati pintu, Jiyeon membanting benda kayu itu tepat di depan wajah Jimin. "Tidur di sofa!" sahutnya di balik pintu.

Tetapi, pada saat bulan sedang menaiki langit tepat ditengah-tengahnya (kita sebut saja tengah malam), Jiyeon sengaja membuka pintu kamar mengundang Jimin untuk masuk dan menemaninya tidur. Biar kuberitahu, kamar mereka sangatlah luas hingga berhasil membuat bulu kuduk Jiyeon berdiri. Kamar mereka yang luas itu saja sudah lumayan menyeramkan, apalagi jika lampunya dimatikan.

Pada akhirnya, Jimin memasuki kamar tersebut dan membalut tubuhnya dengan selimut tebal yang dibagi dengan Jiyeon.

Kurang lebih, begitulah ceritanya.

Jiyeon berjalan menuju closet room untuk mengambil sweater-nya dan leggings hitam untuk dipakai ke kampus pada hari ini. Dia juga tidak lupa untuk mematikan lampu yang berdiri indah menyala sedari tadi di nakas. Kaki indahnya itu membawa yeoja itu ke kamar mandi untuk merilekskan tubuhnya di bathtub.

Jiyeon menyalakan lampu kamar mandi dan meletakkan bajunya di counter. Dirinya mulai menggeledah isi counter tersebut mencari bathbomb untuk diceburkan ke dalam air hangat bathtub. Akhirnya, yeoja itu menemukan bathbomb yang cocok dipakai di bathtub. Sambil menunggu air hangat memenuhi bak mandi, Jiyeon memulai acara melepas-baju-tidurnya.

FILONISME | pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang