Chapter 2

111 24 3
                                    

Ting! Ting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting! Ting!

Jiyeon memencet tombol bel rumah Keluarga Hwang untuk ke sekian kalinya, nampaknya Jimin masih tertidur. Oh iya, hari ini Jimin dan Jiyeon berjanji untuk datang ke kampus bersama, itulah mengapa Jiyeon datang ke kediaman Keluarga Hwang sangat pagi. Bukannya Jimin memiliki pelayan rumah? Benar juga, tapi pelayan rumah milik Keluarga Hwang hanya bekerja hingga malam lalu mereka akan pergi ke rumah masing-masing.

Jiyeon mulai berakal, dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas untuk menelepon Jimin. Jiyeon beruntung sekali Jimin mengangkat teleponnya, mungkin karena nada dering ponsel Jimin yang sangat nyaring. "Eoh? Kenapa Jiyeon?" Nampaknya, Jimin baru saja bangun karena suaranya masih serak. Jiyeon pikir, itu sedikit seksi.

"Ah, akhirnya kau bangun. Aku berada di depan rumah, ayo kita berangkat ke kampus bersama," ucap Jiyeon.

"Depan rumah?" Jimin melangkahkan kakinya ke jendela kamar mendapati Jiyeon yang sedang menunggu. Jimin mengetuk jendela beberapa kali menangkap perhatian Jiyeon, dia lalu melambaikan tangannya kepada Jiyeon. "Baiklah, tunggu sebentar, aku akan membukakan pintu."

Jimin menutup teleponnya, lalu turun ke bawah untuk membukakan pintu. Pada saat pintu terbuka, Jimin langsung menyuruh Jiyeon masuk. "Rumahmu tidak jauh berbeda dengan milikku ternyata," ucap Jiyeon melihat-lihat sekelilingnya. Rumah Jimin lumayan besar, tapi rumah Jiyeon lebih besar.

Jimin tersenyum, "Kau ingin teh?" tawarnya kepada teman perempuannya itu. Jiyeon menoleh ke arah Jimin, dia menganggukan kepalanya.

Jimin langsung berjalan ke dapur untuk membuatkan Jiyeon secangkir teh. Kemudian, Jiyeon berpikir, bisakah Jimin membuat teh? Apakah dia tahu kadar gula Jiyeon? Yeoja itu pun menggeleng, lalu berjalan mendatangi Jimin.

"Jimin, biarkan aku saja," ucap yeoja itu meletakkan tasnya di salah satu counter dapur.

Jimin membiarkan Jiyeon mengambil alih dapur. Jiyeon mengambil sumpit lalu mengaitkan rambutnya dengan alat makan tersebut. Jimin kagum, dia baru mengetahui ilmu tersebut. "Kau tidak siap-siap?" tanya Jiyeon.

Begitu pundak Jimin menghilang dari dapur, Jiyeon mulai membuat teh. Nona satu ini tidak menyukai teh yang banyak gulanya, tentu saja dia tidak ingin kelebihan gula, itu bisa merusak hidupnya. Sekarang, teh Jiyeon sudah siap untuk diminum.

Jiyeon membawa cangkir tehnya ke ruang tamu sambil menunggu Jimin bersiap-siap. Kemudian, Jiyeon menyadari sesuatu, dimana Tuan dan Nyonya Nam? Karena rumah ini sangat sepi dan menyisakan Jimin sendiri. Ah, mungkin dia akan bertanya kepada Jimin nanti.

"Maaf, aku hampir lupa dengan janji kemarin," ujar Jimin duduk di sebelah Jiyeon dengan kunci mobil yang digenggam.

Jiyeon terkejut melihat kunci mobil di genggaman Jimin, sebab dia tidak menyangka Jimin bisa menyetir kendaraan roda empat tersebut. "Kau bisa menyetir?"

FILONISME | pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang