Rimba Altar Negara, cowok berbandana hitam di kepalanya dengan ekspresi sangar yang identik pada wajahnya. Cowok yg juga menjadi ketua geng dengan masa jabatan dua tahun karna penyerahan jabatan Angkasa yang dilakukan padanya secara mengejutkan.
Ri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara deru motor terdengar, diiringi suara-suara lain yang beradu dijalanan. Angin sepoi-sepoi dan cuaca yang teduh membuat jalanan terasa menyenangkan, tapi tidak ada suara diantara mereka sejak tadi. Cinta menghela nafas, ia tidak tahu mengapa ia berada di sini. Diboncengan Rimba yang seharusnya ini tidak terjadi.
"Besok gue jemput lagi." mendengar ucapan itu, Cinta langsung melotot.
"KOK?!"
Rimba menatap kaca spionnya, memperhatikan ekpresi Cinta saat ini. Ia tersenyum tipis dibalik helmnya. "Lo belum aman, gue harus jagain lo."
"Gak perlu, emang gue gak aman dari apa sih?" kata Cinta kesal dan Rimba membiarkannya.
"WOI!" teriak Cinta tapi tetap tidak direspon. Cinta berdecak kesal. "Dasar setan, bilang aja mau anter jemput gue terus!" ocehnya.
"Jangan kepedean," Cinta melotot.
"Ya terus apa???? Gue gak mau ya ada rumor antara gue dan lo! Please, temen-temen gue aja udah pada nanyain. Pasti rumornya bakal rame di sekolah!"
"Gue gak peduli,"
"Ya gue yang peduli!!!" kesal Cinta.
Rimba membelokkan motornya kepinggir jalan, Cinta menatap aneh apalagi saat Rimba memberhentikan mesin motornya.
"Lho kok berhenti? Rumah gue kan masih jauh!" kata Cinta padanya.
Rimba membuka helmnya, cowok itu lalu menoleh kebelakang. "Turun," suruhnya.
Cinta tetap diam. "Rumah gue masih jauh." tekannya.
"Gue laper, makan dulu." kata Rimba dan turun dari motor meninggalkan Cinta begitu saja.
Cinta menatap Rimba dengan ekspresi begitu kesal, ia lalu turun dari motor Rimba dengan hati-hati. Lantas mengikuti Rimba yang memasuki stand sate yang berada di pinggir jalan.
Rimba menatap Cinta dari atas sampai bawah lalu ia maju untuk mendekat sebelum tangan Cinta menghalanginya. "Mau ngapain lo?!"
"Helm lo," beritahu Rimba dan beberapa anak yang berada di sana tertawa melihatnya.
Cinta berdehem malu. "Gara-gara lo!" kata Cinta seraya melepas helm Rimba dari kepalanya, tapi gerakannya terlihat kesulitan dan Rimba yang melihatnya langsung sigap mengambil alih dan melepaskannya.