“IKAN HIU JALAN-JALAN!”“Cakep!” jawab mereka sekelasan.
“KETEMU SAMA IKAN BUNTAL!”
“Cakep,”
Adrian melanjutkan pantunnya itu. “EH YU! YANG SIALAN-SIALAN! MUKAMU MASIH KAYAK BANTAL!” katanya lagi.
“Alah kurang pas,” komen Devan.
“PAS-IN AJA LAH!” sahut Adrian.
“Gak bisa gitu,” katanya.
“Ah serah lo Van!” kesal Adrian. “BTW, ngapain kek kita, diem aja!”
Beye menyelinap diantara tempat duduk Rimba dan Exel. “GHIBAH AJA GIMANA? SERU TUH!” sarannya itu.
Zaky berdiri. Laki-laki itu langsung saja mengangkat tangannya itu.
“SETUJUUU BANGET!” kata Zaky.
“Kalau iya mau ghibahin yang mana?”
“DEVAN REINA LEWAT! MIA AEL BASI! KARIN ADRIAN MAH BOSEN! RIMBA CINTA GIMANA?????” teriak Adnan.
Rimba berdecak. “Jangan mulai.”
“Baru aja mau mulai. Pelit loh,”
Exel melirik malas. “Ya elo. Laki-laki masa gibah,” sindirnya.
Ael mengangguk seraya menulis catatan buku Novia.
“Tau kayak laki-laki belok lo,”
“ENAK AJA LO BAMBANG!” tak terima Zaky mendengar ucapan Ael.
“Udah diem. Yan penjualan baju udah semua?” tanya Rimba.
Adrian menoleh. “Hampir semua udah sih Rim,” jawabnya itu.
“Sisanya?”
“Anak kelasan Karin pada mau. Gue kasih bajunya. Tapi duitnya belum,”
“Yang beli siapa-siapa?”
“Banyakkan. Kayaknya ada 10 orang,” ucap Adrian pada cowok itu.
“Totalnya berati 500 ribu,” ucap Rimba pada Adrian.
“Yoi, nanti gue kasih kebendahara,”
“EH ANJING! BENDAHARANYA LO!”
KAMU SEDANG MEMBACA
RIMBA ( TAMAT )
AléatoireRimba Altar Negara, cowok berbandana hitam di kepalanya dengan ekspresi sangar yang identik pada wajahnya. Cowok yg juga menjadi ketua geng dengan masa jabatan dua tahun karna penyerahan jabatan Angkasa yang dilakukan padanya secara mengejutkan. Ri...