9. RAJA SETAN VS RATU SILET

17.7K 1.1K 7
                                    

9. RAJA SETAN VS RATU SILET

        “ASTAGFIRULLAH! Adrian, Adenan Adnan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


        “ASTAGFIRULLAH! Adrian, Adenan Adnan. Tiga A. Lo tu memang ancurin kamar gue,” pekik Devan dengan keras sangat kesal dengan apa yang ia lihat.


Pasalnya, mereka membiarkan sampah berserakan dimana-mana dan Rimba malah diam saja.

Devan memukul kepala mereka masing-masing, sebelum itu Rimba sudah bangkit agar peperangan antar mereka berdua leluasa.

“Agrhhhh sakit bangsat,” teriak ketiganya bersamaan.

“ANJING!!! SAKIT BEGO VAN!” decak Adenan.

“Diem. Beresin. Gue gak mau tau!!! NANTI KALAU GUE DIMARAHIN SAMA EMAK GUE GIMANA!” teriak Devan marah.

“Gak usah ngegas gak usah marah-marah juga dongggg,”

“Nah!” sahut Adrian. Lalu mereka bertiga bertos ria. Rimba dan Devan berdecak melihat itu.

“LO ENAK YA BILANG GITU? NANTI GIMANA NASIB GUE!! GUE ITU GAK PUNYA PEMBANTU. JADI? GUE GAK BISA SEENAK LO SEMUANYA,” kasar Devan benar-benar kesal.

Mereka diam. Adrian pun sudah tak cekikikan lagi. Melihat perubahan raut wajah Devan yang marah membuat mereka terdiam. Jika Rimba hanya bisa meruntuki kebodohan mereka. Karna memang Devan jika marah sangat menyeramkan. Devan mengusap wajahnya gusar nan lelah.

“KEBAWAH SANA. GUE MAU BERESIN INI!”

Adnan mendongkak. “Biar kita-kita aja deh Van,” ujar Adnan.

“Iya. Kita tanggung jawab deh beneran,” sahut Adrian.

“Iya. Gak bakal lagi kita berbuat kayak gini beneran,” timpal Adenan mereka semua takut jika Devan seperti itu.

Rimba mengangguk. “Iya. Kasian muka mereka pias,” ejek Rimba.

Devan ikutan menganggukkan kepalanya. Lalu ia menatap kearah mereka. “Buruan sebelum gue cekik lo bertiga ditiang bendera,” katanya lalu duduk.

Rimba mendengar gerutuan mereka dan menatap geli mereka. “Beresin yang bener,” titah Devan melihat pergerakan mereka.

“IYA VAN IYAA!” geram Adenan.

“Rim nanti jadi malem kemarkas?” tanya Devan seraya menuruni anak tangga bersama Rimba.

“Enggak. Gue undurin nanti besok malem,” jawab Rimba.

“Terus itu gimana jadinya? Karna gue juga udah punya sedikit info,”

“Maksud lo?”

“Gue kemaren dikeroyok sama mereka. Gue gak bilang memang karna gue gak mau nambah masalah. Tapi karna itu semua gue hampir tau siapa mereka,” penjelasan Devan membuat Rimba mengeraskan rahangnya.

RIMBA ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang