14. PENGUMUMAN KEMPING
“Jadi? mau gak lo sebis sama gue?”—Rimba Altar Negara.
“WOI! WOI! UDAH RIM! UDAH RIM!”
Zaky melerai namun masih tak bisa karna kekuatan Rimba yg kuat. “WOI!! INI SEKOLAH RIMBA! SIA ENGKE DIBAWA KA BP KUMAHA SAT!” teriak Zaky kesal dan khawatir.
Adenan menarik lengan baju Daren yg masih saja terus melawan kearah Rimba. Disini, dilorong sekolah ini perkelahian mereka berdua menjadi bahan tontonan. Apalagi diantara Rimba dan Daren yg notabenenya adalah sosok—terkenal.
Adrian menampar lengan Exel. “XEL bukannya bantuin! Malah nyatet tugas ditembok sia mah!” kata Adrian kesal.
Exel menatap sekilas. “Urusan gue,” ujarnya. “URUSAN GUE URUSAN GUE! Nihi urusin temen lo!” emosinya.
Rimba memilintir tangan Daren dengan kekuatan cukup kuat. “Awas kalau gue denger lo hina Brandal! TAU APA EMANG LO SAMA GENG GUE?!
Bugh!!!!
Rimba memukul kembali ketika mendengar ucapan Daren. “Karna Brandal emang cupu!”
Beye menatap tajam. “CUPU? Woii! Kalau cupu kita gak akan bantuin lo dihajar Rimba setan!” katanya.
Zaky mengusap wajahnya. Ia lalu menonjok Rimba.
BUGH!
“IKUT GUE SEKARANG!” teriak Zaky sudah hilang kesabaran. Rimba menatap tajam. ”Apa maksud lo pukul gue hah?” kata Rimba sangar.
Beye menatap malas. “Udahlah! RIM! Mendingan pecahin aja nih pala gue! Pusing gue,” frutasinya.
Exel melirik. Mereka disini memang hanya berenam. “Udah. Dia hina kita cupu. Tapi siapa yg lebih cupu dengan, fitnah kita tanpa kejelasan yg jelas. Najis si iya,” perkataan Exel yg panjang namun tajam itu membuat mereka mengangguk.
Membuat Rimba lebih bisa menahan emosinya.
Dengan menunjuk wajah Daren Rimba berkata. “Lo mati sekali lagi kalau hina keluarga gue,” ancam Rimba.
Lalu Rimba berjalan diikuti oleh teman-temannya itu.
“RIMBA! EMANG SI DAREN HINA TENTANG APA KELUARGA LO?” kata Adrian keras.
Rimba berhenti. “Lo semua keluarga gue!” jawabnya. “APA?! Ah... Jadi malu,” kata Adenan malu-malu kucing.
Exel meringis jijik. “Najis. Geli,” kata Exel.
Zaky tertawa. “Ada-ada aja lo pada! oh ya Rim! Soal pukulan barusan gue minta maap. Itu cuman buat sadarin lo aja,” kata Zaky.
Rimba mengangguk. “Gue tau. Tadi gue juga emosi sorry,” balas Rimba.
Mereka malah nongkrong disini. Berdiri ditempat taman sekolah. Adrian menatap mereka. “Gue tadi emosi banget dah! Ngeliat si Exel malah asik-asik aja nyatet ditembok. Padahal temennya lagi ribut depan mata,” terang Adrian.
Exel melirik tajam. “Gue bilang itu urusan gue,”
Beye tertawa. “Itu tu... Karna dia santuy. Temen babak belur mau mati juga tetep santai YA GAK?” kata Beye lalu bertos ria bersama Zaky.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIMBA ( TAMAT )
RandomRimba Altar Negara, cowok berbandana hitam di kepalanya dengan ekspresi sangar yang identik pada wajahnya. Cowok yg juga menjadi ketua geng dengan masa jabatan dua tahun karna penyerahan jabatan Angkasa yang dilakukan padanya secara mengejutkan. Ri...