12. PEREMPUAN PERTAMA

16.4K 1.1K 7
                                    

Jikalau, ada typo tolong beritahu.

Selamat menikmati ceritanya.

12. PEREMPUAN PERTAMA

Setelah perkataan Rimba diparkiran itu membuat keduanya terdiam.

Rimba melirik perempuan itu dikaca spion. “Gue, mau makan,” ucapnya memberhentikan motor itu.

Cinta mendadak kebingungan. “Tapi kata lo langsung balik?”

“Emang gak boleh gue makan? Laper. Lo tau kan orang laper,” kata Rimba.

Cinta hanya pasrah. Ia lalu melihat kearah sekitar. “Beneran, mau makan disini?” ucapnya. Pasalnya ini adalah warung Budhe.

“Iya,”

Banyak anak-anak Brandal dan sekolahan lain disana  yg sering nongkrong atau sekedar mampir untuk makan. Memang tempat ini adalah tempat favorit para Anak-anak murid sekolah lain yg berhubungan baik dengan anggota geng Brandal bahkan disini ada Angkasa sang kakak kelas dengan teman-temannya tengah tertawa jangan lupa kan jika  tatapan para lelaki itu menatap intens Cinta. Semua itu karna faktor Cinta yg datang bersama Rimba, Cinta bergeming ditempatnya. Rimba menatap perempuan itu. Lalu matanya menatap para anak-anak yg duduk nongkrong disana tengah menatap Cinta penasaran.

“Dia temen gue. Jaga mata lo semuanya,” perkataan Rimba bagai
perintah mutlak yg harus ditaati.

Mereka langsung menunduk dan melakukan sesuatu seperti sediakala. Tanpa mereka mau kembali menatap penasaran mereka berdua.

“Lo mau disitu aja?”

“Enggak,”

“Yaudah. Duduk,” ucap Rimba.

“Iya,” Cinta lalu menghampiri Rimba disana.

“BUDHE!” panggil Rimba. “APA DEN?”

Rimba melirik Cinta. “Lo mau?”Tanya Rimba. Cinta menggeleng. “Mie nya dua, Sama teh manis,”

Mendengar itu Cinta menoleh.

“Gue kan udah bilang gak mau,”

“Emang siapa yg mau ngasih ke lo? g
Geer,” ketusnya membuat Cinta mendengus.

“Iyahin. Gue selalu kalah sama lo,”

Rimba menatap geli lalu kembali menatap datar Cinta. “Nanti, abis ini lo ada acara?” tanya Rimba.

Cinta berfikir. “Enggak. Emang kenapa?” tanyanya.

Rimba terdiam sejenak. Lalu ia mendongak. “Gue mau ajak lo, kesuatu tempat. Mau?” tawar Rimba.

“Pasti lo suka,”

Cinta kikuk sendiri. “Gak lama kan?”

“Gue gak bisa janji,”

“INI DEN NENG!”

“Tapi gue-” Rimba langsung mengangguk.

RIMBA ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang