Sarah membuka pintu mobil, hasrat nya untuk mengobrol bersama putra nya malam ini hilang lah sudah. Dewa memang pandai membuat suasana hati nya berubah, ia melangkah masuk tanpa menghiraukan Dewa yang masih berada didalam mobil. Sarah tahu Dewa akan membiarkan nya masuk tanpa mencegah nya, seperti yang sudah-sudah. Dewa menyalakan mesin mobil dan berlalu pergi. Air mata sarah meluncur deras di pipinya, ia hanya menatap kepergian Dewa. Maafkan mama mu nak gumam Sarah dalam hati. Entahlah sulit bagi Sarah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya, suami nya dan ibu nya Ale. Sarah tidak tahu kapan keberanian nya akan muncul. Ia melangkah memasuki rumah yang terasa sunyi. Ia menghapus air mata dipipi nya.
Terasa sesak didada terasa pilu di kalbu. Semua rumit sekarang.********
Malam itu udara semakin dingin. Rinai hujan berhenti hanya untuk beberapa saat saja lalu turun lagi, seolah tak mau kalah dengan angin yang terus berhembus sendu. Malika menarik selimut nya hingga menutupi leher, rasa dingin menusuk tulang nya.
Terdengar suara pintu kamar terbuka, Malika sedikit membuka matanya memastikan siapa yang datang. Dalam gelapnya kamar Malika bisa melihat dengan jelas sosok Dewa, ada sedikit rasa takut yang menyelinap dalam hati Malika. Bagaimana pun Dewa adalah orang asing bagi nya, ia belum mengenal Dewa dengan baik. Jantung Malika berdetak kencang, ia takut Dewa berniat jahat pada nya. Keringat mulai membasahi dahi Malika, ia pura-pura memejamkan matanya. Dewa berdiri membelakangi nya, ia mematung dalam gelap menghadap ke arah jendela kaca yang mengarah langsung pada halaman depan rumah. Nafas Malika tertahan, ia hampir saja menangis ketakutan. Dewa membalikkan badan nya dan menyalakan lampu yang ada di dekat pintu masuk. Ia mematikan AC yang sejak tadi menyala, Dewa lalu melangkah keluar dan kembali mematikan lampu kamar. Malika menarik nafas lega. Dewa menutup pintu kamar dengan perlahan.
******
Ale baru saja kembali kerumah. Beberapa hari ia menemani Nadia ke Bandung, mengunjungi neneknya yang terbaring sakit.
Ale menghempaskan tubuh nya di atas tempat tidur. Rumah begitu sepi, mama nya mungkin sudah kekantor dan papa nya pasti belum kembali dari luar kota.
"Den Ale sudah pulang?"
Tiba-tiba suara bik Imah mengagetkan Ale yang tengah berbaring melepas penat.
"Ia bik, barusan sampai" jawab Ale.
Ale bangun dan duduk diatas tempat tidur.Bik Imah lalu duduk di bibir tempat tidur milik Ale, wajahnya tampak gelisah.
"Ada apa bik?" Ale mencoba mencari tahu.
"Enggak apa-apa den" Sahut bik Imah. Ia menatap Ale dengan senyum tipis.
" Ada kejadian apa selama saya di Bandung?" Kejar Ale.
"Kemarin malam den Dewa nganterin mama pulang"
"Lalu?"
"Tapi mereka tidak bicara sedikitpun, den Dewa langsung pergi gitu aja. Tapi mama seperti nya menangis semalaman den". Bik Sumi menjelaskan dengan hati-hati.
" Ooohhh... Itu udah biasa bik " ujar Ale tersenyum.
" Den Ale gimana sih? Mama nangis semalaman dibilang biasa " Bik Sumi tampak kecewa melihat respon Ale.
"Terus saya harus gimana bik? Jadi pahlawan gitu, nasehatin mas Dewa supaya merubah sikap nya sama mama? Ah mas Dewa udah kebal bik, bibik tahukan yang saya dapatkan hanya cacian jika saya datang ke mas Dewa? Ale meraih tangan bik Imah, lalu menggenggam nya erat.
"Bik... Saya hanyalah adik tiri mas Dewa, saya hidup dari belas kasihan wanita yang suami nya pernah di rebut oleh bunda saya. Tapi wanita itu tetap menerima saya, walaupun pada akhirnya ia harus ditinggalkan oleh anak kandung nya. Tidak sedikitpun wanita itu lalu membenci saya, menganggap saya sebagai penghancur keluarganya malah ia tidak ingin saya ikut-ikutan pergi meninggalkan nya. Asal bibik tahu, kadang kala rasa bersalah itu menghantui malam saya, rasa nya saya ingin pergi saja bik dari rumah ini. Supaya mas Dewa bisa kembali lagi setelah saya pergi, tapi saya terlanjur berjanji sama mama, apapun yang terjadi saya tidak akan meninggalkan nya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Malika ( Ongoing / Revisi )
RomanceKala cinta pertama dimasa lalu tiba-tiba menghilang dan sulit untuk dilupakan. Dalam pencarian cinta pertama nya. Malika mengalami kejadian yg tak terduga dan bertemu dengan laki-laki yg berhasil mencair kan hati nya yg beku. Ketika benih-benih cint...