Bagian 3

17 2 0
                                    

Bilur makin terhampar dalam rangkuman asa
Kalimat hilang makna, logika tak berdaya

Di tepian nestapa, hasrat terbungkam sunyi
Entah aku pengecut, entah kau tidak peka

Kumendambakanmu mendambakanku

Bila kau butuh telinga 'tuk mendengar
Bahu 'tuk bersandar, raga 'tuk berlindung
Pasti kau temukan aku di garis terdepan
Bertepuk dengan sebelah tangan

Kau membuatku yakin, malaikat tak selalu bersayap
Biar saja menanti tanpa batas, tanpa balas

Tetap menjelma cahaya di angkasa
Yang sulit tertampik dan sukar tergapai

Kumendambakanmu mendambakanku

Bila kau butuh telinga 'tuk mendengar
Bahu 'tuk bersandar, raga 'tuk berlindung
Akulah orang yang selalu ada untukmu
Meski hanya sebatas teman

~garis terdepan -Fiersa Besari

***

Pertengkaran Alfa dan Jihan

Alfa berjlan dengan jihan menelusuri lorong semua orang yang berada di samping mereka melihat jihan dengan sangat aneh, jihan hanya memutar bola mata malas kepada mereka sedangkan alfa yang di sebelah nya seperti mencari seseorang, alfa mengantarkan jihan ke kelas nya dan di tempat duduk belakang sudah ada muel yang membaca novel, jihan melempar kan tas nya di atas meja dengan muka yang sangat di tekuk di samping muel.

"Lo bisa gak sih han pelan-pelan" ketus dari muel.

"Gak bisa, gua lagi kesel tau gak sih lo" ujar jihan sambil mengetakan kaki nya di lantai.

"Oh lo kesel karna belum di tembak sama alfa" muel tertawa kecil sedangkan alfa langsung menatap nya dengan tajam "mangkanya dong al tembak jihan nya jangan mikirin perasaan zara trs" sambung muel dan menutup novel nya.

"Kalo lo ngomong itu di pikir dulu kali el" ujar alfa dan jihan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Alfa dan muel langsung terdiam ketika jihan pergi dari tempat duduk nya, alfa memperhatikan kepergian jihan sedangkan muel hanya tertawa kecil.

***

Jihan berjalan dengan muka yang di tekuk tidak biasa nya wanita cantik ini bersikap seperti ini, jihan pergi ke belakang sekolah hanya tempat itu yang bisa membuat nya kembali seperti awal lagi di bandingkan dengan dua sahabat nya.

"Ngapain lo di sini" ujar jihan dari belakang punggung seorang pria duduk di depan nya.

"Bukan hurusan lo han" ujar alfin dan memutar bola mata malas nya.

Tempat itu menjadi hening tidak ada obrolan mereka lagi, jihan hanya terdiam demi mengembalikan mood nya yang tadi semua orang melihat nya aneh, alfin menatap nya dari samping dan tersenyum karna melihat wajah nya.

"Han" jihan menoleh ke arah samping dan mereka saling bertatapan "kapan lo balik lagi sama gua" sambung alfin dan jihan hanya terdiam membuang muka nya setelah alfin berkata seperti itu.

Alfin mengambil tangan jihan dan jihan melepaskan nya dengan secara halus, jihan meneteskan air mata karna mengingat masa lalu nya dengan alfin sebenarnya bukan ini yang dia mau berada di tempat ini jihan hanya ingin mood nya kembali lagi tapi dia nambah hancur.

ALFA WILIAM LESAWhere stories live. Discover now