Bagian 6

15 2 0
                                    

Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau !

Ku berandai kau disini mengobati rindu ruai
Dalam sunyi ku sendiri meratapi
Perasaan yang tak jua di dengar

Tak kan apa bila rasa ini tumbuh sendirinya
Tak berdaya diri bila di antara
Walau itu hanya bayang - bayangmu

Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau dari jauh
Skarang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayalah kan bisa bersamamu

Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau dari jauh
Skarang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayalah kan bisa bersamamu

Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau dari jauh
Skarang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayalah kan bisa bersamamu

Dihampiri sribu ragu hanya membisu ...uuuuu..uuuuu
Dihampiri sribu ragu hanya membisu ...uuuuu..uuuuu
Dihampiri sribu ragu hanya membisu ...uuuuu..uuuuu

~halu -Feby putri

***

Rasa dan sahabat


"Jihan cassandra"

Jihan tertidur di kamar nya, dan mendengar suara seorang memanggil dari luar jendela kamar nya yang berada di atas, jihan mengampiri jendela dan melihat alfin menunggu nya di bawa.

Jihan mengampiri alfin di bawa dan menatap alfin dengan malas, sedangkan alfin tersenyum pada nya dalam benak hati alfin dia sangat rindu senyuman jihan tapi jihan tidak memberi senyuman itu melainkan wajah yang jutek kepada nya.

"Apa lo udah gak ada rasa lagi han sama gua" memegang tangan jihan tapi jihan melepaskan pegangan alfin.

"Gua ke sini buat ngajak lo balik lagi sama gua han, gua tau kemaren salah udah permainin lo" ujar alfin dan manatap jihan dengan serius.

"Kasih gua kesempatan buat perbaikin semua nya han, gua bukan nyesel han tapi gua tau rasa ini gak bisa di bagi dengan yang laen" tambah alfin memegang tangan jihan dan menatap nya dengan serius tapi jihan membisu di tempat.

"Gua orang paling bodoh han, mensia-siakan wanita yang bener sayang sama gua dengan tulus" alfin meneteskan air mata nya sedangkan jihan masih tetap diam.

Jihan tidak tau harus ngomong apa dengan alfin karna dia tidak tega melihat alfin menangis di hadapan nya tapi kembali lagi kepada hati jihan dia tidak bisa menerima nya kembali rasa yang pernah dulu dia rasakan masih tergores di hati nya.

Jihan melepas tangan yang di genggam alfin dan menampar alfin, sontak membuat alfin kaget dan memegang pipi nya yang panas.

"Ini belum seberapa fin dengan apa yang lo lakuin, gua gak bisa balik sama lo" ujar jihan dengan menatap tajam alfin dan pergi meninggalkan nya.

Alfin menggedor-gedor kan pintu rumah jihan dengan air mata yang terjatuh di pipi nya, alfin mengacak-acak rambut nya dengan kasar dan duduk di depan pintu rumah jihan dengan air mata yang masih terjatuh di pipi nya.

Sedangkan jihan yang berada di atas kamar nya mengacak-acak kasur nya dengan melempar bantal nya, jihan menangis dengan badan nya yang terjatuh di kasur, jihan lelah dengan hidup nya mengapa pria yang di cintai nya baru menyadari sekarang.

ALFA WILIAM LESAWhere stories live. Discover now