ALFA WILIAM LESA

Bagian 15

Wajarkah ku merasa hilang

Saat kau dan aku tak pernah benar benar menjadi kita

Tapi mengapa sulit

Bagi mu tuk mengerti

Bahwa cinta ku kamu

Hanya inginkan kamu

Apakah kau sadari

Waktu yang ku habiskan untukmu bersamamu

Karena ku sungguh sungguh mencintaimu

Puisi:

Bagaikan magnet

Aku tak tau mengapa diriku seperti selalu ditarik

Tiap kali pikiranku berontak ingin berlari dan melamik

Seperti kalau dia bodoh yang masuk kelubang yang sama berkali kali

Seperti diabaikan berulang ulang

Namun tak kuasa untuk berhenti sayang

Tapi mengapa sulit

Bagi mu tuk mengerti

Bahwa cinta ku kamu

Hanya inginkan kamu

Apakah kau sadari

Waktu yang ku habiskan untukmu bersamamu

Karena ku sungguh sungguh mencintaimu

sungguh sungguh mencintaimu

           ~Hilang -ratih pradnyaswari

Di pagi ini adalah hari ke dua mereka ospek dan menjadi hari terakhir, alfa dan muel berlari karena semua murid baru di suruh berkumpul di lapangan.

Semua murid sudah pada berkumpul dan terlihat kepala pembimbing universitas mereka sedang berbicara mengenai mereka yang sudah selesai masa ospek nya.

Semua murid bubar dari barisan nya termasuk alfa dan muel dengan wajah yang senang nya karena besok jihan juga bisa daftar di universitas yang sama dengan mereka.

Alfa melihat ke sisi kanan lapangan terlihat zara yang sedang di godai dengan kakak senior yang kemaren membentak nya, alfa berjalan mendekati mereka dan di ikuti dengan muel.

Kakak senior yang tadi nya bersuara menjadi diam karena kedatangan alfa yang sudah ada di samping zara, zara melihat ke samping nya sambil menggigit bibirnya.

"Ada apaan lo ganggu dia lagi" ujar alfa yang menunjuk wajah kakak senior nya dengan wajah yang seram.

"Bukan hurusan lo" kakak senior itu memicingkan bibir nya dan menatap alfa yang tajam.

Alfa berjalan mendekati kakak senior nya dan sekarang mereka saling bertatapan tajam dengan alfa yang sudah mengepal kan kedua tangan nya.

"Urusan dia, jadi urusan gua apa kuping lo budek kalo gua kemaren bilang dia pacar gua" alfa menatap tajam kakak senior nya sedangkan zara dan muel hanya bisa terdiam.