Bagian 6

241 22 12
                                    

Suara tawa yang memekik diiringi teriakan, serta derap ketakutan tiga orang gadis menggema di area sekolah yang sudah sepi.

Ketiganya tidak menghentikan laju lari mereka hingga sampai di parkiran sekolah, dan bergegas melarikan mobil mereka keluar dari lingkungan sekolah.

"K-kok dia bisa terbang? Ajeng t-tadi kesurupan ya?" tanya Aya terbata, tubuhnya masih gemetar ketakutan.

"Dia mungkin c-cuma akting doang!" Lika mencoba meyakinkan diri bahwa apa yang ia lihat tadi tidaklah nyata.

"Terus gimana caranya? Aku masih kebayang suara ketawa dia tadi. Sumpah ini masih merinding banget," jawab Aya lagi.

"Itu nggak nyata gaes, kita pasti lagi berhalusinasi. Udah deh nggak usah diingat lagi." Sesha ikut menimpali. Nada tegasnya mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dibahas lwbih lanjut dari kejadian hari ini.

***

"Hantunya neror aku!"

"Nggak ada yang namanya hantu, Beb. Udah deh."

"Aku serius sayang. Aku ngeliat sendiri!"

"Yang kamu liat, cuma Ajeng yang seperti orang kesurupan. Bisa aja dia pura-pura."

"Terus dia tau dari mana tentang Melia? Tentang apa yang kami berempat sering ucapin?"

"Ya, mungkin dia nyari tau. Atau dia anak salah satu polisi yang penasaran pas baca buku harian Melia. Kalo kamu ketakutan kayak gini, semuanya bakal kebongkar!"

"Tapi..."

"Beb, percaya sama aku. Nggak ada yang namanya hantu. Cewek bodoh itu sudah mati dan si Ajeng yang kamu bilang itu ya, cuma cari sensasi dari kasus baru-baru ini. Percaya deh sama aku."

Sang gadis pun memeluk pacarnya untuk menenangkan diri. Beberapa hari ini, hatinya sangat gusar akan kehadiran seseorang yang benar-benar mengganggu saat hidupnya mulai tenang. Ia sudah mendapat semuanya saat ini, kepopuleran dan pria idaman. Harusnya, ia tidak mudah terganggu dengan hal di luar nalar semacam ini.

"Kita harus bertindak. Ajeng harus dibungkam karena sepertinya dia tau sesuatu."

"Itu nggak masalah, kita susun rencananya."

'Pranggg'

"Kamu nggak tutup pintu pas masuk tadi? Pasti ada kucing tuh!"

"Aku tutup kok."

"Apa lagi itu yang jatoh. Bentar aku cek dulu."

Sang pria keluar dari dalam kamar, diikuti sang gadis di belakangnya untuk mencari sesuatu yang sepertinya jatuh dan pecah. Namun, sesampainya di ruang depan, keduanya terpaku saat melihat bingkai foto yang sudah tergeletak di lantai. Tetapi, yang membuat keduanya kaget adalah sosok samar yang lejas menghilang dengan menembus tembok.

ADA HANTU DI SEKOLAH (Snackbook) [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang