Bagian 15

301 18 13
                                    

Lika mengikuti mobil yang dikendarai Perdana menuju sebuah komplek perumahan yang terletak cukup jauh dari kota. Sedangkan, menurut info terakhir dari Sesha, ia sudah bersama polisi dan menuju ke lokasi Lika berada.

Saat mobil berhenti disalah satu rumah, Lika turut memarkirkan mobilnya agak jauh dari rumah tersebut, seperti saat ia mengikuti kendaraan Perdana di jalan tadi.

Sang guru BK terlihat masih membopong Aya, rupanya dampak dari pukulan Lika lumayan kuat. Namun, saat hendak kembali menyeret Ajeng ke dalam rumah, gadis itu memberontak dan berteriak-teriak. Bahkan tenaga Perdana sebagai seorang pria pun kewalahan menghadapi Ajeng.

"Cukup aku! Jangan ada korban lagi." teriak Ajeng mengamuk.

Raut wajah perdana terlihat panik, Aya juga tergopoh-gopoh kembali keluar dari rumah untuk membantu sang pria. Khawatir keributan itu dapat memancing penghuni yang lain untuk keluar rumah.

"Hajar aja dia, Dan!" balas Aya ikut berteriak.

Usaha mereka jelas nihil. Entah mendapat kekuatan dari mana, Ajeng berhasil menyiah dan menghindar dari serangan bertubi-tubi Aya dan Perdana. Sampai benerapa menit kemudian suara sirene bergaung sepanjang blok perumahan tersebut dan Ajeng tiba-tiba jatuh pingsan.

Lika segera keluar dari mobil, menghampiri Sesha dan beberapa polisi yang baru datang. Dengan panik, Aya dan Perdana coba melarikan diri, tetapi berhasil diringkus.

"Kalian akan dimintai keterangan lebih lanjut terkait kasus ini sebagai saksi. Terima kasih atas laporan dan kerja samanya."

Seorang kepala polisi menyampaikan hal tersebut ketika akhirnya penggeledahan selesai dilakukan dan dua tersangka digelandang ke kantor polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.

Ajeng segera dilarikan ke rumah sakit, karena masih tak sadarkan diri. Syukurnya dokter mengatakan gadis itu baik-baik saja, hanya sedikit trauma pada kejadian yang baru saja menimpanya.

Sesha dan Lika menunggui Ajeng sampai akhirnya gadis itu siuman. Ajeng berterima kasih atas bantuan keduanya. Tidak banyak yang bisa diingatnya. Ingatan terakhir Ajeng hanya sampai pada saat melihat Lika di dalam ruang BK yang membuatnya dikejar oleh Perdana.

"Jujur aja, belakangan gue kayak kena penyakit lost memory syndrome. Terutama waktu-waktu di sekolah," kisah Ajeng pelan.

"Lo ingat kejadian gue sama Lika ngelabrak elo?" tanya Sesha

Ajeng hanya menggeleng. Lalu menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung.

"Sebelum semua ini gue alami. Yang gue ingat cuma waktu awal masuk sekolah. Pas bu Ratmi nyuruh duduk, gue liat ada cewek di sana. Habis itu, ingatan gue samar-samar."

Lika dan Sesha saling menatap, lalu keduanya sama-sama merasakan seperti ada angin dingin yang tiba-tiba berhembus di sekitar tengkuk mereka.

END

ADA HANTU DI SEKOLAH (Snackbook) [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang