Bagian 7

242 22 18
                                    

"Lo sakit, Ya?" tanya Lika melihat wajah pucat dan tanda hitam di bawah mata Aya.

"Gue nggak bisa tidur tenang gara-gara kejadian kemaren."

"Masih aja lo pikirin! Seperti kata Sesha, nggak perlu diinget-inget yang gituan."

"Gue kepikiran sama apa yang dibilang Ajeng. Sepertinya kesalahan kita juga sampe Melia nekat bunuh diri."

"Kok lo bisa ngomong gitu! Emang kita yang nyuruh dia loncat dari atas gedung? Emang kita yang ngerekam video bokepnya dia?"

"Ya emang enggak. Tapi, lo tau siapa cowok yang sama dia di video? Selama ini Melia nggak pernah cerita kalo dia pacaran kan? Kita seperti nggak tau apa-apa tentang sahabat kita sendiri."

"Ya, iya juga sih. Jujur gue kaget waktu video itu nyebar."

Keduanya terdiam sesaat, sibuk dengan pikiran masing-masing. Lamunan keduanya buyar saat Sesha yang baru memasuki kelas mengagetkan keduanya.

"Woy! Pagi-pagi udah pada ngelamun aja. Entar kesambet loh."

"Sesha!" tegur Aya. Matanya tiba-tiba buntang saat menatap salah satu sahabatnya tersebut.

"Lo kenapa sih, Ya?" tanya Sesha kebingungan dengan tingkah Aya.

"Eng-Enggak kenapa. Kayaknya gue salah liat aja. Dan gue bener-bener butuh hiburan. Gila gue kacau banget gara-gara ini semua."

"Gimana kalo entar malam kita dugem?" Saran Sesha yang langsung disetujui oleh kedua sahabatnya.

***

Suara musik yang kencang langsung memenuhi telinga ketiganya saat memasuki sebuah klub malam. Para pengunjung bercampur baur, asyik meliukkan badan mengikuti irama lagu yang dimainkan seorang disc jokey seksi dari atas panggung. Lika, Aya dan Sesha langsung turun ke lantai dansa untuk ikut menggoyangkan badan.

"Kalo di sini nggak bakal ada yang aneh-aneh deh. Lo harus have fun malam ini, Ya," teriak Lika di antara suara musik yang kencang.

"Gue mau senang-senang. Gue mau mabok, biar lupa segalanya, yuhuuu!" balas Aya lagi.

"Gila lo, besok masih kudu sekolah!" sambung Sesha.

"Bodo, gue nggak peduli!"

"Apanya yang nggak peduli?"

Suara berat seorang pria, samar-samar sampai ke telinga ketiganya. Saat mencari asal suara, berdiri di sana seorang pria tampan dengan tubuh tegap tengah tersenyum. Alih-alih membalas, ketiganya malah terlihat pucat saat mendapati guru BK merekalah yang menegur. Pak Perdana.

ADA HANTU DI SEKOLAH (Snackbook) [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang