Bagian 9

220 22 5
                                    

Tidak banyak isi buku harian Melia yang ditunjukkan ajenh pada Lika dan Aya. Namun, Lika sempat membaca sebaris kata yang sahabatnya itu tuliskan, tetapi kali ini tidak memiliki banyak kiasan. Ajeng sepertinya tidak sadar saat Lika mencuri pandang ke arah buku tersebut.

'Aku tak lagi bisa berkonsentrasi. Tugas-tugasku sebun. Awal yang kucintai ternyata memiliki cinta lain. Itu terasa nyata, karena keduanya adalah bagian dalam kehidupanku.'

Dari kalimat tersebut, Lika bisa mengetahui bahwa seseorang yang dicintai Melia ternyata berselingkuh dengan orang lain. Tetapi siapa? Apakah sosok tersebut yang membunuh Melia? Semua itu benar-benar memenuhi benaknya.

Namun sayang, Ajeng menahan buku harian tersebut saat Lika meminta untuk ia miliki. Juga memberi peringatan bahwa apa yang ia sampaikan tidak boleh diketahui siapapun termasuk Sesha.

***

"Aku pikir ngobrol sama Ajeng bakal mecahin masalah. Ternyata malah bikin ribet! Lo mikir gitu juga nggak, Lik?" ujar Aya setelah pertemuan ketiganya usai.

Lika hanya mengangguk setuju pada ucapan Aya, tanpa menyahut.

"Terus apa maksudnya dengan awal? Kenapa Ajeng ngelingkarin kata itu? Dan yang buat gue bingung, Ajeng itu siapa? Kok bisa buku harian Melia ada sama dia? Apa dia polisi?"

Pertanyaan terakhir Aya, membuat Lika seperti disambar petir. Ia menghentikan laju mobil yang sedang dikendarainya. Tentu saja itu membuat Aya kaget hingga sedikit marah pada Lika.

"Lo kenapa sih, Lik?"

"Kabar terakhir yang kita dengar. Soal polisi yang nggak nemu apa-apa di buku harian Melia. Karena mereka pikir itu cuma kalimat-kalinat nggak jelas. Terus, selanjutnya kemana buku itu?"

"Ya sama Ajeng kan, Lik?"

"Lo yakin Ajeng polisi? Dia masih seumuran kita. Itu nggak mungkin banget."

"Tapi dia bilang nyelidikin ulang kasus ini. Berarti kan dia..."

"Kita kerl rumah Melia. Kita harus nanya sama mamanya Melia."

Tanpa menunggu persetujuan Aya, Lika memutar dan melajukan mobil tersebut untuk menemui orang tua Melia.

Syukurnya, ibu Melia menyambut Aya dan Lika dengan baik, karena mengenal dua gadis ini sebagai sahabat almarhum sang anak. Setelah berbasa-basi, akhirnya sampailah mereka pada inti masalah. Satu hal yang disampaikan ibunda Melia sangat mengejutkan keduanya. Pikiran mereka kembali teraduk saat sang ibu mengatakan bahwa ia kehilangan buku harian Melia, setelah membawanya pulang seusai menjadikannya bukti untuk ditunjukkan pada polisi.

ADA HANTU DI SEKOLAH (Snackbook) [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang