Bagian 10

217 23 5
                                    

"Hilang di mana tante?" tanya Lika pada ibunda Melia.

"Tante lupa. Tapi yang jelas bukan di rumah."

Ibunya Melia mengingat kembali kejadian beberapa waktu lalu. Sepulang dari kantor polisi, ia memang menaiki bus yang agak geridit pidit. Kemungkinan besar ia kehilangan buku harian milik sang anak di sana.

"Nggak ada wajah yang tante kenalin di bus itu? Atau tante ngerasa diikuti orang, disapa atau apapun." Aya ikut bertanya kali ini.

Namun, ibunda Melia hanya menggeleng. Ia tidak merasakan hal mencurigakan sedikitpun.

Setelah berterima kasih dan memohon maaf karena mengganggu waktu, dua gadis itu pamit pergi. Sebelum benar-benar meninggalkan rumah Melia, ibu almarhum sahabat mereka itu mengatakan satu hal.

"Oh iya, tante dapat pesan ancaman sebelum pergi ke kantor polisi. Dan setelah itu, kalian tau, tentang video. Nomor telepon si pengancam juga nggak aktif lagi setelah itu."

***

"Kalian punya masalah apa sih?" Amarah Sesha memuncak kala mengetahui bahwa teman-temannya tengah menyelidiki kembali kasus kematian Melia.

"Sha! Dia itu sahabat kita. Matinya nggak wajar! Terus muncul isu-isu aneh. Ada juga yang coba nyari perhatian dengan bawa-bawa nama Melia. Aku setuju sama Aya kalo kita nggak boleh diem aja!"

"Tapi yang kalian lakuin itu bahaya. Gimana kalo terjadi sesuatu sama kalian? Mending berhenti di sini deh!"

"Lo takut, Sha?" Setelah sebelumnya Lika yang mendebat Sesha, kali ini Aya ikut berkomentar.

"Iya gue takut. Gue nggak mau mati konyol cuma gara-gara masalah ini. Biarin Melia tenang, jangan diusik-usik lagi."

"Lo, tau sesuatu ya, Sha? Ada yang lo sembunyiin dari kita?" cecar Lika

"G-gue nggak tau apa-apa. Jangan tanya-tanya gue!"

***

"Gue nggak tahu harus curiga atau percaya sama siapa." Lika menghembuskan napasnya keras. Kasus ini benar-benar menguras tenaga dan pikirannya.

"Gue juga. Sikap Sesha aneh, Ajeng juga. Lo ngerasa nggak, kalo si Ajeng sekarang kayak ngawasin kita gitu?" ujar Aya.

"Ha? Masa sih?"

"Gue nangkap beberapa kali dia curi pandang ke arah kita. Dan gue juga ngeliat dia waktu kita bedebat sama Sesha di lapangan basket tadi."

ADA HANTU DI SEKOLAH (Snackbook) [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang