Bagian 14

206 20 4
                                    

Lika tidak pergi jauh. Ia menuju ke mobilnya untuk bersembunyi dan menghubungi polisi. Gadis itu takut, jika ia pergi sekarang, Aya dan Perdana akan membawa Ajeng pergi serta benar-benar menghabisi gadis itu tanpa bisa dilacak sama sekali.

Selain menghubungi polisi, Lika juga menghubungi Sesha. Gadis itu terkejut dengan apa yang disampaikan Lika. Syukurnya, ia belum jauh dari lingkungan sekolah dan segera memutar balikkan kendaraannya kembali ke sekolah.

"Lo tetap dalam mobil. Kita jaga-jaga kalau aja mereka pergi sebelum polisi datang!" perintah Lika melalui ponselnya pada Sesha.

"G-gue diancem Lik. Gue takut. Selama ini gue sengaja menghindar karena gue diawasi." Tangis Sesha pecah saat akhirnya mengaku pada Lika melalui sambungan telepon.

"Nggak apa, Sha. Gue ngerti. Makanya sekarang, kita harus kerjasama, oke?" Karena Lika ingin sekali apapun yang disusun Perdana dan Aya, kubra.

Seperti dugaan Lika, Perdana berniat meninggalkan sekolah setelah mengetahui dirinya lepas dari pengawasan Aya. Terlihat , pria itu berhasil menangkap Ajeng. Ia menyeret tubuh sang gadis dengan susah payah, sedangkan Ajeng sendiri, kembali tidak tampak seperti dirinya. Mata gadis itu membelalak lebar dengan badan sekaku papan. Setelah berhasil membawa Ajeng ke dalam mobil, Perdana kembali ke kelas, sepertinya hendak menjemput Aya yang mungkin masih pingsan.

"K-kita harus tolong Ajeng sekarang, Lik. Kalau sampai mereka sempat pergi..."

"Jangan gegabah! Salah satu dari kita harus nguntit mereka. Dan terus kasih kabar sampai polisi datang."

Keduanya menyaksikan adegan teraebut sambil tetap berhubungan lewat jalur telepon.

"G-gue nggak berani," gagap Sesha.

"Kalau gitu, gue yang ikutin kemana mereka pergi. Lo, tunggu aampai polisi datang dan bawa mereka sesuai arahan gue? Ngerti?"

"I-iya."

Perdana kembali terlihat datang ke arah parkiran sambil memapah Aya. Ternyata gadia itu memang hanya pingsan akibat menerima pukulan. Lika sempat tegang saat kedua sosok itu menatap dan menunjuk ke arah mobil miliknya yang memang terparkir beberapa meter dari kendaraan mereka, tetapi tidak lama rupanya mereka lebih memilih untuk bergegas pergi meninggalkan lokasi kejadian. Curiga, Lika sudah menghubungi polisi.

"Gue ikutin mereka. Lo tunggu polisi. Usahakan Hape tetep aktif. Kita harus tetap jaga komunikasi."

"Hati-hati, Lik. Gue nggak mau lagi kehilangan sahabat."

ADA HANTU DI SEKOLAH (Snackbook) [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang