13

265 3 0
                                    

Langsung kutarik tanganya, dan kuusap telingaku... Wah kurasa telingahku memerah... Udah tau tangan besar tapi suka bener nyakitin badan aku.

-napa... Kau bertambah suka dengan anaku ha...

Bukanya diam ataukah menjaga ucapan baik-baik supaya gak keceplosan? Nah... Nih mulut asal bicara aja.
-ia, up...
Langsung kututup mulutku dan menjauh dari pak dian, sedangkan dia menahan emosi dan melakukan pekerjaanya lagi.
-pak...

-hem...

Aku cuma mencibir sedih saja' karna dia selalu mengacuhkan dan gak melihat kearahku lagi? Kusandarkan punggung belakangku di kulit batang pohon yang kasar ini! Mataku melihat kearah atas memandangi rambut dedaunan dari ranting-ranting yang merambat disana.
-tadi... Diana hampir mau di ganggu lagi sama teman sekelasnya' saking kesalnya... Jadinya aku mengancam mereka? Dikarnakan mereka takut. Kami tinggalkan mereka... Aku yakin mereka gak akan mengganggu diana lagi...

-sampai segitunya kau menyukai anak-

-tentu lah' jika aku gak suka dengan diana dan pak dian' mana mungkin aku bisa ada disini.

-gimana. Kalau hal itu? Gak akan pernah terjadi

-ea... Maksud bapak, gimana? Aku belum paham!!
Dia melepaskan gunting dan sarung tanganya, tubuhnya berbalik menghadap kebelakang(kearahk) wajahnya menatapku sangat dalam.
-pak? Aku bisa jaga rahasia dengan baik kok. Jadi cerita saja... Gak apa-apa kok! Jadi jangan terlalu banyak beban? Lampiaskan saja isi hati dalam diri bapak' aku siap mendengarkan kok.
Wajahnya menunduk dengan kedua tanganya yang sudah menutupi mukanya sedaritadi? Ternyata dia menangis... Yang kubisa hanya mengusap punggung belakangnya saja.

-saya gak mau mengemis pada orang lain' sama saja seperti dosa? Aku bekerja disini cuma baru dua minggu... Istri saya sedang sakit, dia ada di rumah sakit' bahkan hutang kami menumpuk... Aku gak tau mesti gimana. Mana rumah kecil kami itu adalah satu-satunya tempat!! Jika gak ada pilihan lain itu berarti rumah kami akan di jual untuk melunasi hutang"? Adiku... Dia bekerja di club malam, bahkan ada dia mau mengajaku kerja di tempatnya... Tapi aku menolak? Katanya bisnis bossnya bertambah lancar dan gajinya lumayan tinggi? Hanya saja... Bawah pelacur kepada bossnya? Dikarnakan itu dosa? Jadinya aku gak mau mengikuti dosanya... Adiku! Aku gak mau membebani tetangga. Meminjam uang atau apalah. Meminjam uang dan gak di balikan. Sama aja seperti mengutang dua kali. Mempunyai teman tapi yang ada mereka acuh dan masa bodoh? Gak mau saling bantu. Aku mesti minta tolong pada siapa lagi...

-pak akukan. Sudah bilang? Dikarnakan kita udah teman. Jadinya aku selalu akan terus membantu bapak' aku gak membutuhkan uang... Tapi orang seperti bapak lebih berhak mendapatkan uang. Dengan senang hati dan ikhlas? Kuberikan uang sebesar apapun yang bapak minta... Tapi aku butuh faktanya... Apakah benar istri bapak sakit?
Pasrah dan menangis sejadi-jadinya? Dia hanya bisa menganggukan kepala... Tak berdaya dan terlalu lemah' jadinya dia memohon dengan sangat bahkan dia bersujud di depanku.

-aku akan melunasinya secepat mungkin, dan trimakasih banyak mau membantu saya... Apapun yang kau minta saya serahkan' sampai jika kau ingin membunuhku juga akan saya lakukan' aku meminjam uang karna mau membayar uang operasi istri saya besok...

Kubantu angkat tubuhnya dan memeluknya, sedangkan dia hanya diam karna kaget.
-Pak...
Bahkan aku gak sadar' kalau ternyata aku udah meneteskan airmata.
-untuk apa juga aku mau membunuhmu. Kau temanku... Gak usah besok, hari ini juga bisa? Jadi bapak minta izin dulu dan kita pergi ke rumah sakit...
Yang membuatku selalu menyayanginya, dia selalu berprilaku sayang padaku... Mengelus rambutku? Aku juga gak sadar kalau dia mencium keningku.

####?*

DIANA MAMA TIRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang