15

263 5 1
                                    

-dalam kondisimu seperti ini. Kau menyuruhku mau meninggalkanmu. Yang benar saja, justru aku mau melihatmu kembali sehat lagi seperti dul-

-percuma dian, kata dokter kangker otaku udah stadium akhir... Waktu di periksa ternyata kangkerku? Kangker ganas... Percuma di obati, dan aku gak mau operasi... Mungkin ini udah nasib dan takdirku dian... Jadi percuma gak ada gunanya' aku gak mau membebanimu dan diana lagi...

Rasanya hatiku terhanyut akan perasaan sarifa' begitu besarnya perasaan seorang ibu karna gak mau membebani orang yang mereka sayangi? Bahkan aku kepikiran dengan ibuku, dimana dia sekarang.

-sayang... Dengar, willyam membantuku untuk membayar tagihan operasi besok' jadi sayang bisa melakukan operasi dengan tenang, gak usah mikirin biyayanya ok... Itu masalah aku? Gak boleh ngomong sembarangan. Berdoa saja semoga kau sehat kembali.

Sarifa tersenyum dan memeluk tubuh pak dian lagi.

-ia aku bersyukur bisa sehat kembali tapi jika aku sudah meninggal nanti, aku mohon? Dian...

-astaufirullah... Bahkan kau masih mengatakan meninggal, huuh sudalah... Ok... Ok' lalu? Apa yang kau mohon hem...

-maaf aku membuatmu marah dian. Tapi aku mohon- kau harus pura-pura mati...

-apa? Ba... Bagaimana kau bisa berpikiran seperti itu, lalu nasib diana bagaimana... Jika aku pura-pura mati dan dia depresi setres karna aku meninggal padahal tidak. Apa yang akan dia pikirkan

-jadi kau mau mati terbunuh, amon' dia bersumpah kepadaku... Jika aku meninggal maka? Dia akan mengejarmu seumur hidup untuk membunuhmu. Kedua orangtuaku dan amon gak setuju dengan pernikahan kita waktu dulu. Sampai kedua orangtuaku kecelakaan karna setres mikirin kita karna kawin lari! Amon dikarnakan kecewa dia menjual rumah orangtuaku untuk biaya pernikahanya' uang abis karna poya-poya, bahkan dia tertekan karna aku gak ada disampingnya... Dan... Dia... Membencimu seumur hidupnya' aku mohon... Gak ada cara lain selain kau pura-pura mati.

Dikarnakan kesal jadinya aku menendang meja, sampai mereka melihat kearahku.
-apa yang kau nasehati dari dia, bu... Apa kau menasehati adikmu itu' amon...

-em... Aku cuma menasehatinya? Aku bilang "aku mohon jangan ganggu dian' kau boleh membunuhku tapi jangan dian... Karna dian masih punya diana" dan amon mengatakan? "masa bodoh dengan dian? Dikarnakan kecewa dengan suamimu jadinya aku muak melihatnya di muka bumi ini tapi dikarnakan kau kakaku jadinya aku ada berhak juga untuk menjaga diana jadi akan kuambil diana dari dian..." dia cuma mengatakan itu' dan aku pingsan karna sakit kepalaku kumat.

Kukepalkan jemari tanganku, aku berjalan kearah jendela... Menenangkan pikiranku dan menghirup udara segar.
-sekarang diana. Di tanganku dan masalah amon' suatu saat akan kubawah ke kantor polisi' karna berani berniat mau membunuh kakak iparnya sendiri... Tapi jika emang kenyataanya... Ibu sarifa menginginkan permainan ini... Ok? Aku punya solusi.
Badanku berbalik melihat kearah mereka lagi.
-dikarnakan pak dian banyak hutang, akan saya bantu tapi anda buat pesan di kertas dan berikan pada diana? Ini permainan saja. Jadi suratnya berisikan... Rumah ini sudah di gadaikan dan diana harus terpaksa menumpang di tempat amon. Supaya dia aman disana? Karna aku percaya amon gak akan bertindak macam-macam dengan keponakanya... Masalah bapak pura-pura meninggal, akan kuurus.

-asal aja kalau ngomong ya. Emang aku mau di masukin ke petimati apa. Aku muslim. Dasar? Asal aja... Urus-urus...




####?*

DIANA MAMA TIRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang