11

284 3 0
                                    

-itu keputusan saya' setuju ataukah tidak. Karna pendapatan dan ucapan ada di tangan saya sendiri.

Aku hanya bisa memajukan bibir dan menatap pak Dian sorotan jengkel' sedangkan dia tersenyum kecil padaku tak lupa mengelus kepalaku? Waktu mataku melihat kearah dalam kelasnya Diana.

Dia melihat kearah kami berdua dengan tatapan bertanya-tanya?... Dikarnakan kelagapan jadinya tubuhku'kuturunkan kebawah sampai gak berhadapan lagi dengan kaca jendela, sedangkan pak Dian hanya tersenyum dan melambaykan tanganya kepada Diana.
-pak...

-hemm...

Tubuhnya menjauh dariku, namanya dia mau meninggalkanku? Tapi dia berhenti di belakang kelas sebelah! Menghadap kearahku lagi' dan menyuruhku menuju kearahnya... Sedangkan aku berjalan merangkak seperti katak! Sudah berada di hadapanya... Barulah aku berdiri.

-mendingan, kau pulang sajalah...

-haa... Kenapa?

-takutnya, sewaktu bel istirahat dia tanya lagi kepadaku tentang dirimu...

Aku menggeleng, dia terus menyuruhku pulang... Sedangkan aku gak mau mengala dan terus menggelengkan kepala. Sampai bel istirahatpun? Aku terus menemani pak Dian memotong rumput... Ada sih rasa bosan em... Jadinya aku mau membantunya? Tapi dia menceramiku "katanya gak usah' nanti kotor, keringatan, nanti luka lah... Atau apalah bla....bla...bla" dikarnakan sering di marahin sama papa di rumah jadinya aku abaikan saja yang di bilang pak Dian.

Walaupun aku membantunya sebentar, taunya dia menyuruhku ke kantin... Membelikan kopi? Waktu dia memberikan uangnya padaku! Aku gak menerimanya... Sedangkan aku menggelengkan kepala dan meninggalkanya? Sampai di kantin! Semua siswa dan siswi bergerumbul jadi satu... Semua orang disana melihatku dengan tatapan terkagum-kagum dan bertanya-tanya"siapa".
-bik, kopi satu sama teh angat satu ya...

-datang lagi toh, okelah nanti di buatkan...

Aku menunggu dan akhirnya pesananku datang' kupegang nampan ini di atasnya dua gelas teh dan kopi angat.
-berapa bik?

-sepuluh ribu...

Kuletakan nampan ini di atas meja, waktu kuambil dompet di saku celana... Cuma ada uang ratusan? Kuberikan selembar ini kepadanya.

-apa gak ada uang kecil?

-ea gak ada bik...
Selesai memasukan dompet ke saku, barulah kuambil lagi nampanya! Dikarnakan mataku melihat kearah coklat batangan jadinya yang kupikirkan hanyalah.
-berikan dua batang coklat itu pada Diana nanti, kalau dia ke kantin... Dan kembaliannya. Kuberikan kepada bibik.
Bibik menatap kaget dan menyodorkan uang kepadaku lagi sedangkan aku gak mengambilnya' uangnya masih di tangan bibik.

-maaf nak, tapi uang ini terlalu banya' gak baik jika mengambil kembalian or-

-ya gak baik, tapi saya iklas. Ambilah saja bik' bukanya kita udah saling kenal! Jadi slow' gak usah pormal dan bersalah padaku. Aku titip coklat itu pada bibik? Kasihkan pada Diana ya...
Dia mengucapkan terimakasih dan menganggukan kepala pertanda janji? Tapi waktu aku melihat kearah nampan! Suara perempuan itu lagi.

-kakak bulek, ngapain disini?

Yang membuatku malu, bibik langsung memberikan dua batang coklat lumayan sedang kepada Diana... Dikarnakan senang jadinya diana mengambilnya dengan senang hati dan mengatakan "terimakasih banyak"? Tapi bibik mala bilang.

-diana' seharusnya... Kau trimakasih kepada kakak ini...

Wajahku tersipuh bahkan kontalensa mataku gak berani menatapnya.

-Trimakasih'banyak, kakak.

Kupaksakan mataku melihat kearahnya, barukali ini aku melihat dia tersenyum kearahku... Dia benar-benar cantik dan imut? Diana memasukan coklatnya kedalam saku roknya... Yang membuatku gugup' dia maju kearahku merebut nampanya! Bahkan aku gak sadar jari tangan kami berdua tadi bersentuhan.





####?*

DIANA MAMA TIRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang