14

252 4 0
                                    

-nak... Akan kutarik kata-kataku, sampai kapanpun aku akan selalu merestui hubunganmu dengan anaku...

Kaget aku, sangking senangnya' kepalaku mengenai dagunya... Dia kesakitan sampai mengusap dagunya? Sedangkan aku mengusap kepalaku dan meminta maaf terus-menerus.

-gak apa-apa' entah kenapa, sepertinya... Aku sudah terbiasa berkelakuan seperti kekanakan di depanmu' apa sifat pemarahku agak seperti anak-anak marah kepada temanya! Padahal aku sudahtua tapi prilakuku gak pernah berubah. He...he...

Akhirnya... Pak dian ketawa juga, aku memeluknya lagi dan dia memeluku juga? Sampai kami berdua di kagetkan pak sapam.

-nah... Ternyata bocah ini kemari lagi, kau datang darimana' apa gak sekolah ha...

-eas... Pak didin selalu saja, mengganggu aku...

Pak didin dan aku berdebat, kulihat pak dian membereskan peralatanya dan menggendong tasnya? Humm... Kenapa gak gendong aku saja! He... He.

-pak didin' hari ini aku minta izin dulu' saya dapat sms dari dokter. Kalau istri saya... Sakitnya bertambah parah...

-oh ia pak. Gak apa-apa? Nanti saya bisa bilang ke kepala sekolah....

-oh ia pak? Jangan kasih tau soal ini pada diana, bilang padanya untuk pulang... Karna aku dan willyam ada di kosanya willyam...

-siap pak, ea... Tapi bukankah namanya' leo?

Dasar sapam' ternyata ingatanya kuat juga ya... Bahaya kalau ketahuan! Aku menarik tanganya pak dian... Aku dan pak dian memesan gojek? Sampai di Atm... Aku mengambil uang lumayan banyak' puluhan juta! Sampai di rumah sakit kami masuk ke ruang rawt vif.

-bu... Bukanya kondisimu memburuk sarifa...

-ya... Itu tadi, sekarang ya... Enggak.

Jadi sarifa namanya ya, cantik seperti diana? Tapi tingkahnya agak bereda! Diana ramah dan baik, sedangkan ibunya agak ketus dan gak mau terbebani? Tiba-tiba wajahnya melihat kearahku! Dia mengedipkan berulang kalimatanya dan menatapku kebingungan? Aku menyaliminya.

-ganteng ini' siapa... Ayah?...

-te... Temanku.

-haa...

Nampaknya dia kaget' kalau diusia pak dian yang terbilang lanjut ini bisa mempunyai teman muda sepertiku.
-maaf... Namaku willyam Angreysand' teman suami anda. Dian?...
Dia mengedip-ngedipkan keduamatanya lagi dan mengusap wajahnya? Barulah tersenyum ramah padaku.

-salam kenal juga, willyam... Maaf jika anda bertemu dngan saya dalam keadaan seperti ini.

-he... He... Tak apa' e... Entah kenapa aku agak merasa gugup? Bisa bicara dengan ibu. Apa karna umurku lebih muda jadinya agak kurang sopan...

-he...he...

Kami bertiga mengobrol, tapi lama kelamaan' kepala sarifa sakit jadinya dia berbaring saja... Waktu kutanya "ibu udah makan belum" katanya "udah suster yang membawakan?" Aku dan pak dian lanjut mengobrol lagi tapi gak keras! Sampai sarifa mengatakan.

-ayah... Tadi amon, datang kemari. Kondisiku kumat lagi karna dia. Maaf aku gak jujur...

-dia datang lagi' ia, gak apa-apa? Apa yang ia bilang?

-dia bilang "semuanya gara-gara aku... karna aku, hidup kamu jadi menderitah yah"...maaf yah...

Pak dian menuju kearah sarifa dan memeluknya' keluarah yang bahagia? Tapi kondisiya sarifa gak memungkinkan! Sayang sekali... Kenapa juga dia harus sakit.

-gak usah ngomong minta maaf atau apapun ok. Jadi bagaimana kelanjutanya hemm...

-amon bilang, "dia akan membunuhmu kalau kau tidak bisa membalikan keadaan seperti dulu" maaf... Gara-gara adik iparmu' jadinya dia di butahkan oleh uang dan orangtuaku, maaf atas kelakuanya adiku... Mungkin dia sangat membencimu. Dia bersikap baik padamu karna hanya di depan wajahmu saja tapi nyatanya di belakang? Dia mau menuksukmu... Jadi aku mohon. Aku mohon pergi jauh dari sini. Dian... Kumohon...







####?*

DIANA MAMA TIRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang