Part 7

286 17 0
                                    

Qia menghentikan langkahnya. Dia menarik nafas panjang sambil menutup matanya, berusaha menenangkan pikirannya, agar apa yang akan dikatakan selanjutnya bisa diterima Wira.

Qia berbalik dan menatap Wira yang juga sedang menatapnya tajam.

"Maaf sekali lagi Dok, ini tempat kerja. Tidak seharusnya kita membahas masalah pribadi di tempat kerja."

"Baiklah jika itu mau kamu. Saya akan menunggu kamu sepulang kerja."

Wira berbalik dan berbelok menuju lift tanpa menunggu jawaban Qia. Dia yakin Qia pasti akan menolaknya lagi untuk membahas ini.

======================================
Qia, Susi dan Dini keluar dari ruang ganti Rumah Sakit.-Kamar khusus karyawan yang disediakan Rumah Sakit untuk berganti pakaian sebelum dan setelah dinas. Jadi pakaian kerja hanya dipakai saat berada di Rumah Sakit-. Mereka masih asyik bercanda saat menyadari Qia terdiam dan menatap tajam ke arah kursi panjang yang ada di depan ruangan. Spontan mereka juga mengarahkan pandangannya kesana. Nampak Dokter Wira duduk dengan santai sambil memainkan handphonenya.

Wira langsung berdiri dan berjalan mendekati mereka dengan senyum di bibirnya. Dini sampai melongo saking kagetnya, serasa menyaksikan keajaiban dunia melihat senyum Dokter Wira yang menurutnya terlalu lebar. Bukan terlalu lebar, tapi memang karena Dokter Wira tidak pernah sekalipun menampakkan senyumnya pada karyawan Rumah Sakit itu. Senyum nya hanya untuk pasien-pasiennya, itu pun tidak selebar sekarang menurut Dini.

Wira langsung memegang tangan Qia. "Duluan ya," katanya sambil mengangkat tangan nya yang memegang tangan Qia, seakan memamerkan pada Susi dan Dini.

Qia hanya bisa menurut saat tangannya ditarik Wira. Qia menoleh pada Susi dan Dini seolah meminta maaf karena tadi mereka sudah berencana pulang bersama.

Susi menyenggol Dini yang masih melongo.

"Memangnya si Qia itu siapanya Dokter Wira ya mbak? Kok kayak akrab gitu?" Dini bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada Qia dan Wira yang semakin menjauh.

"Udah, gak usah ngurusin urusan orang. Tar kurus lho" goda Susi.

Dini hanya tertawa garing. Fikirannya masih mengingat kedekatan Dokter Wira dan Qia. Mereka pun bergegas berjalan ke arah Wira dan Qia menghilang tadi untuk pulang.

Kisah Masa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang