Part 13

367 19 0
                                    

Wira dan Mamanya sedang menikmati sarapan bersama. Sudah seminggu ini Wira hanya di rumah, tak pernah melewatkan jadwal sarapan, makan siang dan makan malam bareng Mamanya. 'Misi menaklukkan Mama' kata Wira.

"Kakak, bisa gak sih main hp nya nanti aja?“

Wira yang ditegur langsung meletakkan hp nya di samping piring sarapannya. Buru-buru mengambil sendok dan garpu, menyuap nasi goreng buatan Bi Saroh dengan bersemangat.

"Hari ini Mama mau ngapain?" tanya Wira.

"Mending Kakak pergi kerja aja deh kak, pusing Mama dikuntit Kakak kemana-mana".

"Kakak gak akan kemana-mana sebelum Mama kasih restu".

Mama menghela nafas berat. Bisa-bisanya Wira mogok kerja gara-gara cewek.

"Emang cantik banget ya kak? Sini tunjukin Mama fotonya, pelit amat". Mama menadahkan tangannya ke arah Wira.

"Ogah, ntar pacar Kakak Mama labrak".

"Kamu kebanyakan nonton sinetron".

Wira dan Mamanya tertawa bersama.

"Kakak gak ada keinginan ketemu Kila dulu? Habis itu Mama janji deh, gak bakal paksa Kakak buat nerima perjodohan ini kalo memang Kakak gak mau".

Wira mengalihkan tatapannya dari nasi goreng yang sedang disantapnya ke arah Mamanya dengan serius.

"Kakak cuma gak suka Mama main jodoh-jodohin gitu, bukannya Kakak gak mau ketemu sama Kila. Kakak kan punya pilihan sendiri Ma, siapa tau Kila juga gitu kan?“

"Bukannya Kakak ya yang nangis-nangis minta Papa Nikahin Kakak sama Kila?"

"Itukan udah lama banget Ma, anak umur 8 tahun mana ngerti. Mama jangan lupa, Kakak udah dewasa lho Ma bukan anak kecil lagi".

Wira melanjutkan makannya sambil menerawang mengingat saat dirinya masih berusia 8 tahun. Wira menangis histeris karena tetangga samping rumahnya akan pindah ke luar kota. 'Adek Kila' begitu panggilan Wira karna umur mereka terpaut 1 tahun. Mereka cukup dekat, setiap hari sepulang sekolah mereka akan bermain bersama. Kadang Kila bahkan menginap di rumahnya. Setelah 3 tahun bersahabat, orang tua sahabatnya harus pindah tugas ke kota lain.

Wira yang saat itu tidak tau harus berbuat apa langsung memaksa Papanya untuk menikahi Kila agar mereka tidak dipisahkan. Dalam fikirannya jika mereka menikah, berarti mereka akan terus bersama seperti Mama dan Papanya.

Yang tak Wira sangka, orang tuanya malah menjodohkan mereka sekarang. Saat Wira sudah menemukan seseorang yang sangat spesial di hatinya.

Dering handphone Wira menyadarkannya dari lamunan. Tak terasa nasi goreng di piringnya juga sudah ludes, rupanya Wira memakannya sambil melamun. Mamanya juga makan dalam diam.

Dilihatnya layar smartphone menampilkan nama Rayhan sebagai penelpon. Wira mengangkat telponnya dengan malas.

Setelah mendengarkan suara dari sang penelpon, wajah Wira mendadak pucat. Mamanya pun tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Wira ke rumah sakit Ma".

Tanpa menunggu jawaban, Wira langsung berlari ke kamarnya, mengambil kunci mobil dan segera menuju ke rumah sakit.

" Katanya gak mau kemana-mana. Huh, si Kakak emng PHP", Mama Jani bersungut-sungut.

Kisah Masa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang