Maafkan atas typo dan antek-anteknya.
Enjoy it.
---OutofSight---
Author pov.
Clay baru saja sampai di apartemen barunya, merebahkan dirinya di kasur dengan perasaan yang tak bisa ia deskripsikan. Clay melihat Asya, mengikuti gadis itu hingga sampai kerumahnya.
Ada perasaan bahagia dan lega karna tau Asya baik-baik saja, dan bahkan gadis itu sudah bisa melihat. Perasaan rindu dan cintanya untuk Asya kembali terasa menggunung, membuat beban di pundaknya semakin tak tertahankan. Ingin sekali ia menuntaskan rindu itu, kembali kepada Asya, mungkin saja ia akan bahagia setelah itu. Tapi tidak, ia sudah memutuskan untuk tidak menyimpan perasaan itu lagi untuk Asya.
Getaran ponsel di sakunya membawanya kembali pada kenyataan. Clay mengambil ponselnya, nama Aisley tertera disana. Segera Ia menggeser timbol hijau itu dan menempelkan benda persegi itu ketelinganya.
"Hai," terdengar sapaan ceria Aisley di seberang sana. Ada perasaan bersalah dalam diri Clay, kasian gadis itu.
"Hai. Maaf tidak mengangkat telepon mu tadi pagi," ucap Clay. Terdengar tawa Aisley disana.
"Bukan masalah Clay," ucapnya. "Sudah bertemu dengannya?" tanya Aisley setelah diam cukup lama.
Clay tidak menjawab, bingung harus menjawab apa. Bertemu ? Tidak. Clay hanya tidak sengaja melihat Asya, bukankah itu tidak masuk kategori bertemu ?
"Aaahh, pasti sudah ya. Bukankah kamu sangat merindukan gadis itu Clay?" Aisley bertanya lagi. Suaranya terdengar sumbang, mungkin karna menahan sesuatu dalam hatinya.
"Tidak perlu membahas hal yang membuatmu tersakiti," ucap Clay lirih. "Lagipula, aku tidak bertemu dengannya. Untuk apa? Aku sudah pernah bilang tidak mencintainya lagi,kan?" Lanjut Clay dengan suara tegas di awal dan pelan di akhirnya. Clay menaruh tangannya di dada, ada perasaan nyeri di dalamnya.
"Tidak usah berbohong, Clay. Sejak kapan kamu bisa berbohong padaku?" Ucap Aisley dengan tawa yang lebih sumbang dari sebelumnya. "Aku akan baik-baik saja sekalipun nantinya kamu akan kembali padanya, Clay." Lanjut Aisley.
"Ai, aku sudah bilang akan berusaha untuk me-..."
"Maafkan aku Clay, aku harus pergi. Teman-temanku sudah menunggu, aku akan menelepon lagi nanti. Bye Clay," sambungan telepon itu terputus bahkan sebelum Clay selesai dengan ucapannya.Clay meletakkan ponselnya, menutup wajahnya dengan bantal. Merutuki kebodohannya, dengan menyakiti hati gadis yang bahkan tidak bersalah.
Sedangkan disisi lain, tidak ada teman-teman yang sedang menunggu Aisley. Gadis itu berbohong, ia hanya tidak ingin Clay mengatakan apa yang tidak bisa ia lakukan. Sudah berapa tahun berlalu, tapi kata-kata itu hanyalah kata-kata kosong. Clay tidak pernah bisa menepatinya.
Aisley kecewa ? Tentu.
Gadis itu sudah berusaha dengan segala cara, tapi perasaan Clay untuk gadis indonesia itu sudah terlalu besar dan sangat dalam. Aisley mungkin tau, posisinya di hati Clay hanya sebatas adik. Menyedihkan.
Menutupi perasaannya selama bertahun-tahun pun bukanlah hal mudah. Ia bersikap baik-baik saja di hadapan Clay, bersikap seolah-olah tidak apa-apa sekalipun ia tak pernah bisa memiliki cinta dari Clay. Aisley pun sebenarnya tersakiti. Tapi ia tidak bisa memperlihatkannya pada Clay, karna tak ingin melihat Clay merasa bersalah atas dirinya. Bukankah dari awal Aisley sudah tau resiko apa yang akan ia temukan jika ia tetap memilih jalan dengan tetap berada disisi Clay. Harusnya Ia sudah tau itu.
Aisley menghapus air matanya, menandangi ponselnya dengan wallpaper dirinya dan Clay tengah tersenyum bersama ke kamera.
"Clay, kenapa kamu teramat rumit untuk bisa aku jabarkan ? Kenapa kamu teramat sulit untuk bisa aku raih ? Padahal aku sudah berusaha dengan menggunakan seluruh hatiku," ucap Aisley lirih. Menunduk, dan menenenggelamkan wajahnya pada boneka pemberian Clay untuknya.
Betapa bodohnya gadis indonesia itu, telah membiarkan Clay terjebak dalam cinta yang sangat besar untuknya. Liat saja nanti, jika bertemu. Aku akan buat perhitungan dengannya.
Pikir Aisley.
---OutofSight---
Asya masih bergelung di dalam selimutnya, ia tidak tidur. Tapi ia habiskan seharian hanya untuk menangisi Clay. Bodoh ? Memang. Asya sudah bodoh sedari dulu.
Asya menelepon nomor Clay yang dulu berkali-kali, mendengarkan suara operator itu tanpa bosan. Asya tau nomor itu sudah tidak aktif lagi, tapi melihat nama Clay tertera di layar ponselnya sudah cukup untuk menenangkan sedikit hatinya.
Harus dengan cara apa Asya harus mencari Clay lagi ? Segala cara sudah ia lakukan, bahkan sekarang setelah melihatnya untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Asya masih tak tahu bagaimana untuk bisa menemukan Clay lagi.
Asya tak ingin peduli jika pada kenyataannya Clay sudah membuang dirinya, Clay sudah tak menginginkan dirinya. Asya sudah sering bersikap egois, maka ini akan menjadi yang terakhir kalinya Asya bersikap egois.
Asya hanya ingin memastikan bagaimana perasaan Clay untuknya. Jika nanti terbukti perasaan Clay sudah berubah untuknya, maka Asya sendiri yang akan akan melangkah pergi tanpa perlu Clay minta. Asya akan membiarkan Clay bahagia, dan tidak apa-apa jika pada saat itu juga tuhan menghilangkan dirinya dari muka bumi ini.
Asya sudah pasrah, toh selama ini dirinya memang sudah tak layak berada di bumi. Apalagi ketika Clay meninggalkannya. Tak ada yang benar lagi dalam hidupnya, tak ada hal bahagia lagi dalam hidupnya. Seputus asa itu dirinya. Sesakit itu dirinya. Maka, hal yang mampu membuatnya hidup hanyalah dengan menunggu Clay kembali. Dan sekarang Clay sudah kembali, lalu apa ?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tubeco.-------------
Hai Guys, maaf ini Updatean yang sangat pendek untuk kalian yang sudah lama menunggu.
Tapi, bukankah cerita ini menjadi membosankan sekarang ?
Bukan apa-apa, kupikir Out of Sight 2 sebaiknya di un-publish. Karna, ntah lah sangat susah untukku menulis cerita ini sekarang atau mungkin aku harus banyak hibernasi lagi agar bisa mendapatkan ide baik untuk cerita ini. Jadi gimana menurut kalian cerita ini di un-publish atau ku ubah dulu statusnya dari On-Going ke Hiatus ?
Mohon pengertiannya 🙏🙏
Terimakasih sudah mampir.
Terimakasih untuk kalian para Readers.Kritik dan saran di butuhkan.
Terimakasih.Salam cinta,
Hotchocogirl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Out of Sight 2 (GxG)
Fiksi PenggemarCOMPLETED. ----------------------------------------------------------- Sebatas mana cinta mampu bertahan dalam penantian yang tak pasti ? Sedangkan kenangan hilir mudik mungusik renungan. Lalu, mampukah bertahan dalam kerumitan cinta yang semakin...