بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
⚠Ambil baiknya, buang buruknya⚠
⚠Jangan ngejudge suatu cerita sebelum kamu mebacanya sampai tamat⚠
📖Selamat Membaca📖
🍁🍁🍁
"Kenapa kamu bisa mengambil keputusan seperti kemarin? Aku pikir, keputusanmu bisa berubah." Pertanyaan itu diajukan Marvin setelah ia dan Azia berkeliling mendatangi beberapa tempat wisata di Jakarta. Kali ini, mereka sedang berada di salah satu Gramedia, sebab Azia ingin memborong beberapa buku untuk dibaca saat kembali ke Cairo nanti.
Azia yang mendengar pertanyaan itu menghentikan aktivitasnya sejenak. Dipandangnya Marvin dengan tatapan tak terbaca.
"Aku sangat menyayangi Haura. Bagiku, kebahagiaan Haura adalah segalanya. Aku akan melakukan apa pun agar bisa membuatnya bahagia."
"Termasuk mengorbankan kebahagiaanmu?"
"Ya."
Marvin tersenyum mendengar pengakuan tulus dari Azia. Dia tahu bahwa perempuan yang ada di depannya adalah perempuan paling langka. Selama ia hidup dan mengenal dunia, hanya Azia yang ia temui seperti ini.
Marvin semakin paham dengan sifat Azia. Dia tidak akan mungkin melukai orang-orang yang dia cintai.
"Azia, aku ingin bicara satu hal padamu."
"Apa itu?"
Marvin tiba-tiba saja berlutut di hadapan Azia. Ia mengambil sesuatu dari dalam saku celananya.
"Marvin?"
"Untuk kedua kalinya aku menyatakan perasaan ini, Azia. Mungkin kemarin aku pernah menyampaikan niatku pada Bundamu, tapi hal itu belum aku dapatkan jawaban yang pasti. Aku ingin kamu menjadi istriku, Azia. Dulu kamu menolakku karena Rama. Sekarang aku ingin mendengar jawabanmu lagi. Apakah kamu bersedia menjadi istriku? Menjadi perempuan yang mau bergandengan denganku untuk menemukan surga Allah. Menjadikanku satu-satunya laki-laki yang berhak melihat wajahmu yang istimewa itu."
Azia tergemap selama beberapa detik. Ia tidak tahu bagaimana memberi jawaban pada Marvin. Ia ingin menerima lamaran Marvin, laki-laki baik yang sudah mau menunjukkan perjuangannya atas kesungguhan cinta yang ia miliki. Sementara Azia juga tidak tega merusak hubungan baiknya dengan Safiya.
Azia menatap kotak beludru yang Marvin buka, di sana ada cincin yang tersemat indah dengan kilauannya.
"Aku sudah yakin bahwa di sini aku bisa melakukannya. Aku mempersiapkan cincin ini sebelum kita ke sini. Ternyata dugaanku benar, aku bisa melamarmu. Aku percaya kalau kita memang berjodoh."
"Marvin? Boleh aku kasih jawaban saat kita sampai di.Cairo nanti? Setidaknya kita perlu bicara dengan Safiya."
"Safiya? Ada apa dengannya?" Pertanyaa itu keluar dari mulut Marvin. Ia bingung kenapa Azia memberikan respon seperti itu.
"Kenapa dengan Safiya?"
Azia mengembuskan napas resah. Azia melangkah menjauhi Marvin yang masih berlutut, sontak Marvin pun berdiri, pandangannya jatuh kepada cincin yang ia pegang.
"Azia, kenapa?"
"Aku bingung, Marvin. Aku nggak tau harus bagaimana. Kemarin, Safiya sempat menghubungiku. Dalam pesan yang ia kirim, ia mengungkapkan perasannya tentang kehadiran kamu, Marvin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfoni Takdir ✔
SpiritualRama, laki-laki yang sejak dulu Azia kagumi nyaris menjadi suaminya. Setelah Azia pulang dari Mesir, kedua orang tua mereka sepakat untuk menjodohkan anak-anaknya. Tapi Azia tidak bisa menerima perjodohan itu. Diam-diam ternyata Haura, adiknya menci...