بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
⚠Ambil baiknya, buang buruknya⚠
⚠Jangan ngejudge suatu cerita sebelum kamu mebacanya sampai tamat⚠
📖Selamat Membaca📖
🍁🍁🍁
"Nenek nggak izinin kamu keluar dari rumah ini, Rama!"
Rina menarik koper yang ada di tangan Rama. Tatapan tajam ia layangkan kepalada Haura yang saat itu berdiri tepat di samping Rama.
Demi Tuhan, ia semakin membenci Haura. Perempuan yang tidak pantas untuk menjadi pendampinh cucunya.
"Ini pasti hasutan kamu, kan?!" tanya Rina mengintimidasi, telunjuknya berhenti tapat di depan wajah Haura.
Tidak ada yang bisa Haura lakukan selain diam. Percuma melakukan perlawanan, sebab pada akhirnya ia sendiri yang akan sakit hati karena ucapan Rina.
"Nenek, ini semua bukan kesalahan Haura. Saat aku menikahinya tugasku jelas menafkahinya, termasuk memberikannya memberinya kenyamanan dengan tempat tinggal yang dia suka."
"Lho, bukannya ini sudah tempat tinggal, rumah ini cukup besar kok. Mau cari tempat tinggal seperti apa lagi? Emangnya kamu udah beli rumah?" Rina melipat kedua tangannya di atas perut.
Rama hanya tersenyum. Ia sudah tahu kalau respons neneknya akan seperti. Tapi yang jelas, Rama sudah mendapatkan izin dari kedua orang tuanya untuk pindah ke rumah Haura.
"Azia akan kembali ke Cairo. Jadi, untuk sementara aku tinggal di rumah Haura. Setelah Azia kembali, kami akan tinggal di rumah sendiri."
"Halah, tinggal di rumah dia? Kamu mau harga diri kamu diinjak-injak sama dia? Kamu nggak liat kelakuan dia itu seperti apa?"
Rama mengembuskan napas pelan. Ia memijit kenin pelan.
"Nenekku sayang. Jangan terlalu buruk menilai Haura. Dia istriku, keburukannya adalah keburukanku. Kalau Nenek selalu memandangnya buruk, artinya Nenek memandangku dengan hal yang sama. Percaya sama aku, Haura sudah berubah, Nenek harus menyayanginya." Rama menyentuh kedua bahu Rina, berusaha meyakinkan neneknya hahwa semua yang ada dipikirannya itu salah. Bagaimana pun Rina harus berusaha menerima kehadiran Haura.
Rama memeluk Rina kemudian mencium tangan nenek yang angat ia sayangi itu.
"Ma, aku kamu pamit, ya."
Sandra mengangguk lalu memeluk Haura hangat.
"Bilang sama Mama, kalau Rama berani marahin kamu, Mama akan balik barahin Rama."
Keduanya sama-sama tersenyum, Hara menganggukkan kepala.
"Iya, Ma."
"Aku tidak akan peenah menyakiti hatinya, Ma. Sebab aku selalu melihat Papa memperlakukan Mama dengan begitu baik. Aku akan mengikuti cara Papa untuk menghormati seorang perempuan."
Sanda memandang suaminya, Ivan adalah suami yang sangat baik. Sejak dulu, Ivan tidak peenah meninggikan suaranya saat bicara dengannya.
"Awas ya, kalau sampai Papa dengar kamu memarahi istrimu." Ivan sekali lagi mengingatkan Rama, Rama hanya membalas dengan anggukan kepala.
Rina mendegus kesal, kemudian pegi begitu saja.
🍁🍁🍁
"Aa, aku masih kepikiran sama nek Rima. Dia itu masih marah sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfoni Takdir ✔
SpiritualRama, laki-laki yang sejak dulu Azia kagumi nyaris menjadi suaminya. Setelah Azia pulang dari Mesir, kedua orang tua mereka sepakat untuk menjodohkan anak-anaknya. Tapi Azia tidak bisa menerima perjodohan itu. Diam-diam ternyata Haura, adiknya menci...