بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
⚠Ambil baiknya, buang buruknya⚠
⚠Jangan ngejudge suatu cerita sebelum kamu mebacanya sampai tamat⚠
📖Selamat Membaca📖
🍁🍁🍁
Melewati kesedihan yang menyakitkan itu tidak semudah orang-orang mengucapkan kata sabar. Ada kalanya kesedihan itu bisa mengubah kehidupan seseorang hingga membuat jiwanya tak lagi sehat.🍁🍁🍁
Haura memasuki rumah dengan langkah terseok-seok. Di dalam sana sudah ada Azia dan beberapa tetangga yang duduk sambil mengelilingin Jenazah yang dikatakan Rama.
Haura menangis sambil memegang dadanya sesak. Belum hilang sakit hatinya saat harus menyadari bahwa ia telah kehilangan calon bayinya, sekarang ia juga harus kehilangan Rama, seorang laki-laki yang teramat ia cintai.
Haura melepaskan rangkulan sang bunda, berjalan mendekati jenazah Rama yang terbujur dengan wajah terbuka.
Haura tak kuasa menahan tangis tak kala saat melihat wajah Rama yang pucat, ada beberapa lebab di wajahnya yang diakibatkan kecelakaan itu. Jasad itu memang Rama, bukan orang lain. Haura sangat mengenalinya.
Tidak ada yang bisa ia katakan selain menangis, mendekap erat jasad Rama, menciumi kening dinginnya berkali-kali. Tatapan Haura tak lepas dari wajah sang suami. Ini sungguh tidak adil, Haura pikir ini bukan suatu ujian, tapi ini adalah salah satu bentuk bagaimana Allah membencinya.
Haura masih ingat betapa hangatnya pelukan Rama beberapa minggu yang lalu, senyuman Rama yang begitu manis padanya.
Sungguh, Haura merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi. Seandainya ia tidak menentang permintaan Rama untuk menikahi Azia, mungkin saat ini Rama masih hidup.
Haura baru merasakan, ternyata sakit kehilangan untuk selama-lamanya lebih menyesakkan daripada sakit saat harus berbagi dengan wanita lain. Jika harus melihat Rama menikah lagi, setidaknya ia masih diberi kesempatan untuk merasakan hidup bersama dengan Rama.
"Allah nggak sayang sama aku, Dia nggak pernah dengar doa aku, Dia selalu nyiksa aku." kata Haura dengan intonasi tinggi, buat apa dia menjalani hidup di dunia ini? Bukankah semua yang berharga dalam hidupnya sudah diambil?
"Haura, jangan pernah salahin Allah atas semua ujian yang sudah dia berikan. Harusnya kamu itu bersyukur karena Allah masih mau melihat seberapa kuat iman kamu!"
Azia memegang kedua lengan Haura. Tatapannya tak lepas dari kedua mata Haura yang sudah membengkak.
"Apa Kakak bilang? Bersyukur?" Haura menelapaskan sentuhan tangan Azia dengan kasar.
"Apa yang harus aku syukuri dari kejadian ini? Apa?! Kakak dan semua orang bisa dengan mudah nyuruh aku sabar dan nggak boleh berprasaka buruk sama Allah. Apa aku masih harus bersyukur atas kematian orang-orang ya aku cintai? Aku masih waras, Kak!"
Azia hanya diam. Tidak tahu harus berkata apa.
"Buat apa aku bersyukur, buat apa. Ini bukan ujian, ini bencana yang sengaja dikasih buat aku. Mungkin dengan cara kayak gini Allah itu baru mau maafin semua kesalahan aku di masa lalu!"
"Diam kamu Haura!" Hentakan Suara Sandra akhirnya keluar juga, ia sangat-sangat membenci Haura. Kali ini, kesalahan Haura tidak bisa ia maafkan.
Gara-gara Haura dia sudah kehilangan ibu mertuanya, dan gara-gara kesalahan Haura juga ia kehilangan calon cucu dan anaknya sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfoni Takdir ✔
EspiritualRama, laki-laki yang sejak dulu Azia kagumi nyaris menjadi suaminya. Setelah Azia pulang dari Mesir, kedua orang tua mereka sepakat untuk menjodohkan anak-anaknya. Tapi Azia tidak bisa menerima perjodohan itu. Diam-diam ternyata Haura, adiknya menci...