Tolong katakan pada Sang Tuan Mentari. Kalau dirinya seperti ini. Bagaimana aku akan menutup rapat dongeng ini.
Dirinya selalu mengajakku merajut pembicaraan. Bagaimana aku tak berharap bila ia seperti itu.
Apa tak apa bila kurajut kembali dongengku yang harusnya ditutup ini?
Tak menyangkal bila ada perasaan bahagia yang ku rasa. Diajak bicara oleh seseorang yang dikagumi. Diberlakukan seperti teman sendiri.
Namun aku juga sadar bahwa ia akan jenuh denganku yang seperti ini. Teman yang sangat kaku. Tak pandai merajut kata.
Perkataan orang-orang pun akan buruk bila aku dekat dengannya. Takut malah Sang Tuan Mentari yang terkena imbasnya.
Maka itu aku sudah bertekad untuk membuang semua anganku. Menutup rapat kisah dongengku.
Biar aku ceritakan sedikit banyaknya kenapa aku sangat mengangumi seorang Radithya Raka Aksara.
Aku tidak pandai berinteraksi dengan orang-orang, tidak memiliki kepercayaan diri. Membuat aku tidak pernah memiliki teman. Bukan baru-baru saja tetapi sudah sejak menginjak sekolah dasar aku belum pernah menjalin hubungan pertemanan.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan Radithya yang begitu mudahnya melemparkan senyumnya padaku.
Terdengar berlebihan memang bisa mengagumi orang karena disenyumi. Tetapi untukku dialah orang yang pertama kali melontarkan senyuman padaku bukannya tatapan aneh yang selalu aku dapatkan.
Dan dia orang yang juga sangat ramah dengan orang-orang. Membuatku semakin mengaguminya.
Seperti yang pernah aku katakan kerena sifatnya itulah aku memberinya nama Mentari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hanya menceritakan Cerita membosankan Seorang bulan pemiliknya Tak tahu siapa penikmatnya