[ 𝒫𝑒𝓉𝒶 𝒜𝓃𝑔𝓀𝒶𝓈𝒶 ]
Hari ini cerah, setengah lingkaran terpatri di wajah menawan milik Sang Tuan Mentari sama betul seperti hari-hari biasanya. Sama halnya juga dengan diriku yang pada hari ini masih juga mengaguminya dalam diam.
Aku tidak sopan memang seenaknya sendiri mengganti nama tuan tersebut dengan nama yang kubuat-buat sendiri. Kenalkan dia Radithya Raka Aksara.
Di sini, di kelas ini, aku bisa melihatnya sangat dekat tanpa takut membuatnya terganggu dan risih, dan aku harap seterusnya akan seperti itu.
Dikatakan pengagumnya, memberikan sticky note saja aku tak mampu. Takut-takut ia akan merasa terganggu dan risih.
Bisa tahu dan mendapatkan kelas yang sama saja sudah membuatku senang bukan kepalang.
Memberinya panggilan Mentari kepada tuan tersebut bukan sekadar nama yang terlintas di kepala. Ia memang sosok yang nampak seperti mentari. Senyumnya begitu hangat sangat persis dengan mentari dan ia mencolok dan memiliki banyak teman. Tak lupa ia juga punya energi positif yang banyak.
Lalu untukku adalah Sang Bulan. Aku selalu sendiri walaupun banyak bintang disekitarku. Tak ada satupun kawan yang dijadikan lawan bicara. Sendiri, sepi dan sunyi.
Tidak sengaja tanganku terangkat, awal niat hanya ingin merenggangkannya. Namun seketika semua mata kini menatapku.
"Oh, kita sudah mendapatkan perwakilannya."
Sontak siapa tak terkejut dibuatnya. Aku tidak mengerti pembicaraan ini akibat terlalu larut membahasnya.
"Baiklah, kepada perwakilan. Lakukan tugas dengan baik ya?"
Ingin meruntuki kelakuan ini. Namun tertunda ketika terdengar suara berat menginstrupsi. Membuatku menatap ke arah suara.
Senyumnya mengembang manis, "Mohon bantuan dan kerja samanya, Bulan."
Iya dia Radithya—Sang Mentari tersenyum kepadaku dan jangan lupa ia melontarkan kata Bulan.
Hanya menceritakan
Cerita membosankan
Seorang bulan pemiliknya
Tak tahu siapa penikmatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Pada Mentari
Fanfiction𝓑𝓮𝓷𝓪𝓻𝓴𝓪𝓱 𝓑𝓾𝓵𝓪𝓷 𝓭𝓪𝓷 𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓫𝓸𝓵𝓮𝓱 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓪𝓷𝓭𝓲𝓷𝓰 ? [ᴘ ʀ ᴏ ᴊ ᴇ ᴄ ᴛ: 𝒫𝑒𝓉𝒶 𝒜𝓃𝑔𝓀𝒶𝓈𝒶]