Part 3

33.7K 2.1K 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


◆◆◆

Setelah menghabiskan waktu hampir setengah jam untuk belanja bahan kue akhirnya mereka keluar dari super market itu dengan dua kantong plastik putih besar ditangan mereka.

"Gak ada yang kurang kan? " Tanya Thea.

"Ada. "

"Apaan? "

"Hati dedek yang kurang. "

"Bacot Lo. "

"Hehe. "

Setelah memasukkan belanjaan kedalam bagasi mobil Thea, merekapun masuk kedalam mobil dengan Friska yang ada dibalik kemudi. Karena tadi mereka melewati stan ikan segar membuat Thea mual sehingga badannya yang lemas.

"Beneran deh. " ucap Friska.

"Apaan? " Tanya Thea dengan memijat pelipisnya pelan.

"Lo kaya orang hamil, mual pas ada sesuatu doang. Mood Lo juga berubah terus, Lo masih perawankan Thea? " balas Friska dengan curiga.

"Ya masih lah Mut, udah deh kalau ngomong jangan ngawur gue tuh cuma masuk angin doang. Gue lagi pusing ini, gak ada niat buat bales candaan Lo. "

Mendengar itu membuat Friska terdiam, menahan segala spekulasi yang ada di otaknya. Keheningan hanya terjadi beberapa menit setelah Thea melihat sebuah pedagang kaki lima yang ada dipinggir jalan.

"Mutmut. " panggil Thea dengan suara Yang manja.

"Apaan? " balas Friska kesal, pasalnya dia sudah tau tabiat sahabatnya itu setelah mendengar nada suara dari Thea.

"Gue mau itu, berhentiin mobilnya. " tunjuk Thea kearah pedagang dengan tulisan Rujak Yang ada di gerobaknya.

"What?! Seriusan Lo mau rujak? " kaget Friska.

"Iya parkirin mobilnya cepet. "

Setelah mobil berhenti didepan gerobak itu, Friska menatap Thea curiga.

"Sejak kapan Lo suka rujak? " Tanya Friska dengan mata Yang memicing.

Thea hanya mengangkat bahunya tak tahu.

"Thea, gue udah kenal Lo dari orok. Gue tau Lo paling gasuka bumbu rujak, tapi kenapa sekarang lo-" Friska tidak melanjutkan perkataannya.

"Gue lagi mual jadi butuh yang seger, dan kebetulan ngeliat tukang rujak. Yaudah gue jadi ngiler pengen, udahlah ayo Mut beliin. " Rengek Thea membuat Friska mendengus.

"Yaudah ayo. " putus Friska dan membuka safety belt nya.

"Lo Yang beli. " perkataan itu membuat Friska terdiam dan menatap sahabatnya Yang sedang menampilkan watadosnya dengan datar.

"Kepala gue pusing nanti kalau gue pingsan gimana? " lanjut Thea.

"Anjir Lo. " umpat Friska dan keluar dari mobil membuat Thea terbahak seketika.

Lima menit kemudian Friska kembali memasuki mobil dengan raut wajah Yang tak bersahabat, dia menyodorkan bungkusan putih itu dengan kasar.

"Makasih Mutmut, sayang deh. "

Friska hanya diam tak berniat untuk membalas dan mulai kembali menjalankan mobil agar segera sampai di rumah Thea.

Sedangkan Thea menikmati rujaknya dengan hikmad dan tak berniat untuk menawarkan pada si pembeli. Hingga setibanya di depan sebuah rumah sederhana, rujakpun habis.

"Tega Lo Thea, ga ngasih ke gue. Gue loh Yang beli, Lo Yang ngabisin. " omel Friska Yang dibalas senyum watados oleh Thea.

Thea memanggil bibi Tini yang sedang menyiram tanaman untuk membawakan belanjaan mereka kedapur.

"Sudah pulang kalian. " sapa Mami Thea yang bernama Vera tengah duduk didepan televisi di ruang tengah.

"Mi, Thea haus. " ucap Thea setelah salim kepada Mami nya dan berlalu untuk pergi kedapur.

"Ya iyalah udah ngabisin rujak. " sarkatis Friska yang masih kesal dengan sahabatnya itu.

"Siapa yang makan rujak? "Tanya Vera heran.

"Thea Mami. " jawab Friska membuat Vera terkejut.

"Seriusan? Tumben. " balas Vera.

"Yaudah kamu ke atas aja, Mami mau bikin kue dulu didapur. " titah Vera Yang diangguki oleh Friska.

"Emang kue buat apa Mi? " Tanya Friska.

"Lusa temen arisan Mami bakal kesini, jadi buat kudapan aja bikin kue. " jawab Vera yang diangguki oleh Friska.

Friska menaiki tangga untuk menuju kamar Thea. Sedari kecil dia selalu main dirumah ini karena dulu rumahnya berada disamping rumah Thea tapi saat Friska SMP, keluarganya pindah karena alasan tertentu walaupun masih berada didaerah Jakarta sehingga dia sering main di rumah ini.

Friska membuka pintu kamar yang bertuliskan Thea's Room didepan pintu.

Pandangannya tertuju pada satu sosok gadis yang sedang membaringkan tubuhnya di ranjang yang berukuran Queen size dengan mata terpejam. Nafasnya yang teratur menandakan bahwa dia sudah tertidur lelap membuat Friska menghela nafas dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh lengketnya.

◆◆◆


•Revisi•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Revisi•


FATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang