Aryo berjalan keluar dari dojo, tenang dan di bawah hujan deras. Ia berjalan menuju pusat kota, digenggamnya Onigoroshi dengan genggaman lemah. Ujung sarung Onigoroshi menggesek ke tanah, Aryo tidak peduli. Mulutnya bergumam sesuatu, jika didekati, sepertinya ia berbisik "Koroshi, koroshi, koroshi (Bunuh, bunuh, bunuh)" dengan tatapan mata yang tajam dan penuh dendam. Tidak terasa, ia sudah berjalan cukup jauh dan mendapati dirinya sudah berada di pusat kota. Di alun-alun, tampak terjadi keributan. Ia berjalan ke sana dan melihat san-baka sedang berada di sudut alun-alun, tengah menyemangati Sakurai-sensei yang sedang berduel dengan Taka Kurosawa. Shingo yang menyadari kehadiran Aryo di situ langsung menghampirinya.
"Aniki!? Kenapa malah ke sini!? Tanaka-sensei..."
"Koroshi, koroshi, koroshi!"
"Aniki! Sadar!" Shingo mengguncang tubuh Aryo yang tengah dirasuki dendam
"TAKA KUROSAWA!" teriak Aryo dari pinggir alun-alun. Perlahan, Taka Kurosawa menengok dan mencari sumber suara itu. Di tengoknya di pinggir alun-alun, semua orang ikut menengok ke arah pemuda dengan sebilah pedang di tangannya. Pedang yang sudah terhunus dan diacungkan ke arah wajahnya. Berani sekali pemuda itu, pikirnya.
"Ore wa...omae o yurushimasen! Omae! O Koroshimasuta! (Aku...tidak akan mengampunimu! Kau! Akan kubunuh!)" teriak Aryo dengan pedang masih tertuju pada Taka Kurosawa. Taka hanya tersenyum meremehkan Aryo.
"Baka...yattemirou! (Bodoh...coba saja sini!)" tantangnya pada Aryo. Aryo berlari menuju ke arah Taka, dengan kecepatan yang luar biasa. Kecepatan yang sempat membuat Sakurai-sensei dan Tanaka-sensei sedikit kewalahan.
"Matte! Aryo! Jangan, Yo! Yametteeee!" Sakurai-sensei berusaha menghentikan Aryo, namun terlambat. *TRANGGG!!* pedang Aryo dan Taka berbenturan, percikan apinya terlihat jelas. Keduanya sama kuat. Taka yang memang cukup kuat, melawan Aryo yang masih muda dan berada pada puncak hasil latihannya. Namun, hasil latihan memang tak akan menang melawan pengalaman perang puluhan tahun. Taka menggeser kakinya dan mendorong Aryo, membuat Aryo terjatuh karena permukaan tanah yang licin karena hujan. *BUAGH!!!* Taka menendang tubuh Aryo dengan sangat kuat hingga membuatnya terpental beberapa kaki. Pedangnya terlepas dari genggamannya.
"Kisama wa dare? (Siapa kau, brengsek?)" Taka menyeringai, tampaknya serangan Aryo tadi sedikit mengejutkannya. Ia tidak menyangka bahwa ada pendekar muda yang sanggup menggetarkan genggaman pedangnya.
"Aryo Cakra Pandawa" sahut Aryo sambil bangkit dan meraih pedangnya kembali.
"Oh, murid Tanaka si lemah itu? Ano baka?" Taka tersenyum, senyumannya sangat merendahkan. Aryo paham betul senyumannya itu memang bertujuan untuk meremehkan Tanaka. Ia berjalan ke arah Taka dengan langkah pelan, tetap cukup mengancam. Aura membunuhnya dapat dirasakan siapapun yang ada di sana. Ia memindahkan genggaman pedangnya ke tangan kanan.
"Hoo...mukatte kuru no ka? (Hoo...kau mendekatiku?)" Taka tertawa kecil sembari menirukan kalimat di dalam adegan film. Ia meremehkan Aryo habis-habisan.
"Koroshi, koroshi! Kurae! (Bunuh, bunuh! Terima ini!)" Aryo dengan sigap berlari menuju Taka, lalu berhenti tepat sekitar lima inchi di depannya. Taka yang sudah terlanjur memasang kuda-kuda bertahan, terkejut melihat Aryo yang berhenti mendadak dan menarik tubuhnya.
"Tebasan Naga Langit!" Aryo menggunakan jurus yang baru saja ia pelajari dari Tanaka, jurus yang belum sempurna sama sekali. Ia mengincar tangan kanan Taka yang tentu saja dengan pengalaman tempurnya, dapat dihentikan oleh Taka. Ia menghentikan Aryo dengan menggenggam bilah Onigoroshi dengan tangan kirinya. Kali ini, Aryo yang terkejut melihat tindakan nekat Taka. Tangan kiri Taka berdarah karena menggenggam Onigoroshi.
"Kau pikir, bocah sepertimu bisa menipuku dengan cara ini, hah!?" gertak Taka. Ia meremas Onigoroshi dan...*PRAKKK!* Onigoroshi patah berkeping-keping karena tekanan tangan kiri Taka. Aryo terkejut bukan main, ia tertegun melihat kekuatan Taka yang dapat menghancurkan pedang kebanggaan gurunya hanya dengan tangan kosong.
"Aa..aaaa!" Aryo panik, pedang kesayangan gurunya hancur. "Murid pendekar tua lemah, sudah pasti hasilnya akan lemah juga!" Taka mengambil kuda-kuda dengan pedangnya yang terhunus ke atas. Bersiap memenggal kepala Aryo.
"Huahaha! Matilah dan temui gurumu yang tidak berguna itu!" Taka melancarkan serangannya ke arah leher Aryo yang sedang bingung. *TRANG!!* serangannya terhenti oleh Sakurai-sensei. Taka geram melihat mantan rekannya itu menghentikannya. Kekuatan mereka tidak berbeda jauh, Taka sadar betul akan hal itu. Berbeda dengan Tanaka yang sangat cepat dan menyerang tanpa suara, Taka sadar bahwa Sakurai-sensei memiliki kekuatan yang hampir setara dengannya.
"Apa-apaan ini, Sakurai?" suaranya tenang, tetapi tatapannya sangat murka pada Sakurai-sensei.
"Taka-san, kono kodomo wa boku no seito desu (Taka, anak ini adalah muridku)"
"Omae mo ka? (Kamu juga gurunya?)" tatap Taka semakin geram. Ia sangat membenci orang Neo Japan yang membantu dan mendidik rakyat Nusa karena sejak awal Taka membenci pribumi Nusa. Taka melepaskan pedangnya dari pedang Sakurai-sensei, lalu mundur sedikit. Saat itulah, Shingo dan Ryuu menarik Aryo dari situ, sedangkan Kouta memungut serpihan Onigoroshi yang hancur.
"Sakurai, ini berarti kau juga pengkhianat karena berani mendidik sampah-sampah Nusa No Kuni!" Taka mengayunkan pedangnya, berusaha mengintimidasi Sakurai-sensei.
"Bukan begitu, Taka-san. Tapi, jika kau menganggapnya begitu, sore de ii (begitu juga tidak apa-apa)" Sakurai-sensei mengambil kuda-kuda menyerang ke arah Taka.
"Sakurai, omae wa mou shindeiru (Sakurai, kau juga sudah mati)" ancamnya dengan lagi-lagi menirukan adegan serial favoritnya.
"Hontou ka? (Benarkah?)" Sakurai-senseimenanggapinya dengan santai. Pertarungan merekapun berlangsung dengan sangatsengit. Aryo yang masih kebingungan, melihat pertarungan itu. Ia sudah takpeduli lagi, ia kehilangan gurunya dan gagal menjaga harga diri gurunya karenatelah menghancurkan Onigoroshi. Tiba-tiba kepalanya terasa sangat berat, pusingdan menyiksa. Ia lalu pingsan, beruntung Shingou berada di dekatnya danmenangkapnya.

YOU ARE READING
Roninusa
ActionSebuah kisah fiksi di dunia parallel dari sejarah jika seandainya Indonesia tidak pernah merdeka dan masih berada di bawah kekuasaan Jepang hingga hari ini. Diskriminasi dan rasisme terhadap pribumi oleh rakyat Jepang yang merajalela membuat Aryo C...