Hari itu cuaca segar, Aryo keluar dan menghirup udara pagi. Ia meletakkan boneka kayu milik Tanaka dan mulai berlatih jiujitsu. Semakin sering ia berlatih, semakin dalam fokus yang ia miliki. Tepat pukul 05.30 pagi, Tanaka terbangun karena mendengar suara benturan tangan dan kaki Aryo pada boneka kayunya. Sambil menutup matanya, Tanaka dapat membedakan suara boneka kayu itu ketika dipukul dengan tangan kanan Aryo. Suara benturannya lebih keras saat dipukul dengan tangan kanan. Ia beranjak dari futon nya dan bergegas mencuci mukanya, lalu keluar menemui Aryo.
"Yo, hari ini, kamu mulai latian pedang ya. Lanjutin dulu jiujitsu nya sampe jam 7 pagi, nanti kita latian setelah sarapan" ajak Tanaka
"Baik, sensei" Aryo tersenyum girang mendengar ajakan gurunya
"Yo, dulu ada orang yang punya kekuatan kayak kamu. Namanya Taka Kurosawa, pendekar pedang hebat. Tangan kanannya kuat, tapi lebih kuat dari tangan kananmu" Tanaka bercerita, membuat Aryo berhenti dari latihannya
"Kurosawa? Jangan-jangan...pelayan kaisar?" Aryo merasa tidak asing dengan nama yang disebut oleh Tanaka
"Oh, kamu tau ya? Taka memang pelayan kaisar Hiroshi Saito, dia samurai yang kuat. Dengan shogun yang juga penguasa Neo Japan, sekarang dia pasti lebih kuat lagi" Tanaka melanjutkan ceritanya.
"Legenda Tiga Pelayan Kaisar, bukannya Kurosawa punya rekan juga?" Aryo mengingat-ingat
"Ya, Taka Kurosawa, Kenji Sakurai dan Ryo Tanaka, dulunya pelayan kaisar" sahut Tanaka membenarkan ingatan Aryo
"Oh gitu...hmmm...CHOTTO MATEO! Jadi sensei dulu juga pelayan kasiar!?" Aryo terkejut mengetahui fakta bahwa Tanaka dan Sakurai-sensei dulunya adalah pelayan kaisar
"Dasar lamban, jadi sejak awal kamu nggak sadar kenapa banyak orang yang kenal saya sama Kenji?" Tanaka meledek Aryo
"Lanjutin latianmu!" Tanaka membentak Aryo yang tertegun mendengar fakta itu. Aryo melanjutkan latihan jiujitsunya walaupun fokusnya agak terganggu karena apa yang baru saja ia dengar dari gurunya. Waktu menunjukkan pukul 06.50 pagi, matahari mulai tinggi. Tanaka menghentikan latihan Aryo dan memintanya untuk beristirahat.
"Yo, cukup. Istirahat sebentar, buat sarapan, terus siap-siap latian pedang" ujarnya sambil beranjak dari duduk bersilanya. Aryo membawa kembali boneka kayunya masuk dan membersihkan rumah, membuat sarapan, lalu duduk sebentar sebelum makan makanannya. Setelah selesai sarapan, Aryo keluar menemui gurunya.
"Nih, pegang" Tanaka menyodorkan bokuto (pedang kayu) pada Aryo
"Kamu mau belajar apa?" tanyanya pada Aryo
"Ehm...Jurus Membunuh Bulan? Atau Jurus Pedang Dewa yang kemarin, sensei!" Aryo tampak antusias ingin mempelajari jurus kelas tinggi itu. "BLETAAK!!" Tanaka memukul kepala Aryo dengan sarung pedangnya
"Baka yarou! Kita nggak bakal belajar yang kayak gitu!" Tanaka marah-marah
"Terus kenapa tanyaaaa!?" protes Aryo sambil mengelus kepalanya yang kesakitan
"Dengar, Yo. Pendekar hebat bukan pendekar yang punya jurus kuat atau pedang kuat. Percuma pedang kuat, jurus kelas tinggi, tapi nggak tau dasar-dasar berpedang" Tanaka mengayun-ayunkan pedangnya
"Yosh! Aryo!"
"Haii, sensei?" Aryo menyahut
"Hari ini kita latihan..." Tanaka memutus kalimatnya
"Latihan...?" Aryo penasaran
"Latihan mengayun pedang seribu kali!" ucap Tanaka dengan penuh semangat
"Haaaaah!? Boseeeeen!" Aryo protes lagi, membuat Tanaka mengambil kuda-kuda untuk memukul kepalanya lagi
"Iyaaa iyaaaaa!" Aryo menjawab dengan kesal
YOU ARE READING
Roninusa
AksiSebuah kisah fiksi di dunia parallel dari sejarah jika seandainya Indonesia tidak pernah merdeka dan masih berada di bawah kekuasaan Jepang hingga hari ini. Diskriminasi dan rasisme terhadap pribumi oleh rakyat Jepang yang merajalela membuat Aryo C...