Jalannya pemuda itu masih tertatih-tatih tak karuan saat aku mengamatinya dari balik pohon kelapa, bertanya dalam hati apa yang ia lakukan senja hari begini. Jungkook tidak suka dingin, tapi dia ada di sini untuk hal yang barangkali tidak pernah terpikir olehku.
Sudah dua tahun, dan selagi aku menghidupkan batang rokokku, aku menontonnya duduk bersimpuh di pesisir sambil mengepalkan tangan, selayaknya penyembah matahari. Mungkin bukan itu, karena bahunya yang naik-turun menandakan dia sedang sesenggukan hebat. Oh tidak, aku tidak akan kesana dengan membawa segudang simpati dan menanyakan ada apa, Kook? Itu terlalu kejam buat kami.
Aku ingat dulu pernah mengajarkannya soal kehidupan, sebab aku tak menyukai Jungkook yang kelewat polos, yang hampir disetubuhi banyak lelaki kalau bogemku tidak datang tepat waktu. Aku pernah mengikat dan menyisir rambutnya yang sempat dipanjangkan, memainkan piano di malam-malam suntuk saat yang terdengar hanya lolongan anjing di kejauhan. Jungkook bilang dia mencintaiku, bocah yang dua tahun lebih muda dariku, dengan segala kegilaannya menyerahkan hampir apa saja untukku, dan karenanya aku merasa takut.
Kalau diingat-ingat lagi, bagaimana cara dia memanggil namaku, bagaimana aroma tubuhnya melekat erat di seprai kamar tidurku, dan serbuan ciumannya pada hari kami merasa dunia telah memusuhi kami. Tapi jika kau tanya apakah aku mencintainya juga, maka jawabannya adalah tidak lagi. Sayangnya, Kim Taehyung yang sekarang hanya bisa mengenang masa-masa itu dengan hati kopong. Ia tidak akan sampai hati mendekati pemuda itu dan bertanya dimana rumahnya, bagaimana hatinya, dan apakah ia bahagia hidup dengan Kim Sungjoo.
Well, meski telah kudapatkan jawaban dari pertanyaan terakhir, aku tetap merasakan hatiku tercabik ketika melihat tubuh Jungkook yang menggelepar berdarah-darah di sana. Aku tidak akan berdiri dan mencari bantuan, hidup Jungkook bukan lagi urusanku. Sialnya, tepat ketika Jungkook menyumbangkan suplai karbondioksida terakhir ke udara, kurasakan air mataku meleleh, merembes di sana tanpa ampun selagi ombak musim semi membawa pergi jasad pemuda yang dulu pernah kucintai.
Terkutuklah kau, Taehyung! Batinku kesal.
Dan kunyalakan batang rokok kedua untuk mengantarkan kepergiannya.
Semoga kau bahagia, Jungkook.
.fin
Aku mau kasih tau klo aku nyoba ikut recruitmen di sekolahku 👁👄👁
Bantu doa biar keterima dong wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaîne de Tristesse | v.k
FanfictionThread of Oneshoot taekook banyak angstnya, tp fluff jg banyak (book 3) ❝ The continuation of sorrowful chains. ❞ B A H A S A - vkook random stories