Gray Rains

734 97 18
                                    


Bukan hujan yang sedang menerjang tepian jendela Kim Taehyung. Itu hanya rembesan air tiada berarti yang kerap menimbulkan genangan. Pria yang satu itu mematung; menatap kaca jendela sambil memikirkan bagaimana jadinya kalau dia menggoreskan jarinya di sana; menulis di atas embun.

Bukan. Sudah kubilang itu bukan hujan; yang terserap tanah dan memberi makan pohon-pohon cemara. Itu hanya air yang dipermainkan siklus alam, menyerah pada keadaan dan tak punya pilihan selain mengikutinya.

Bukan, tentu saja bukan.

Hujan tak pernah semerdu ini memanggil namanya, dan Taehyung tahu itu. Seandainya dia dibilang gila, maka jadilah. Sebab yang didengarnya memang bukan rintikan hujan, melainkan suara Jungkook. Suara yang berdentum-dentum melewati tulang daun cemara, terbawa angin, dan sampai pada Taehyung tak lama setelah rindunya menetas; merembes menjadi sebentuk air mata dan jatuh ke permukaan tempat tidur.

.fin

Aku lagi in-mood bgt sekarang.. nulis ini ditemani hujan dan indomie soto pake telor, phew
( ' ▽ ' )

tapi serius, ini hujannya deras bgt ._.

Chaîne de Tristesse | v.kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang