A bottle of Loneliness

870 125 13
                                    

Taehyung tidak akan lagi memesan Kesepian kalau pergi minum. Mencicipinya sedikit saja berefek lebih parah dari tequila dan vodka yang mengandung 40% alkohol. Lebih baik minum susu. Susu murni 100%. Bagus untuk kesehatan, bagus pula untuk jiwa yang terluka.

Mengapa bisa begitu rupa?

Pada suatu malam, Taehyung dan kekasihnya baru saja putus. Kata-kata setajam belati menusuk jantung masing-masing, api amarah membakar keduanya, dan di akhir hari, jantung mereka sudah tidak berbentuk lagi. Keduanya berjalan ke arah berlawanan, membawa emosi yang masih meledak-ledak, tetapi Taehyung, baru beberapa langkah, sudah menyadari bahwa ia sangat keliru dengan memutuskan hubungan. Gumpal-gumpal otot dalam dadanya berdenyut tak teratur, memohon agar Taehyung kembali dan meminta maaf pada kasihnya.

Taehyung tentu saja gengsi.

Maka, bukannya berbalik menuju sang mantan kekasih dan mengaku salah, malamnya Taehyung malah menikung ke bar, memesan sebotol Kesepian dengan kepekatan cukup tinggi. Taehyung bukan 'peminum sejati', tetapi dari testimoni orang-orang, ia tahu bahwa Kesepian lebih ampuh dari brandy dalam mengusir kepedihan. Merilekskan saraf. Menyembuhkan jiwa yang baru pecah berantakan.

Hal itu terbukti benar.

Beberapa menit sejak menandaskan isi sloki terakhir, Taehyung melangkah ringan ke lantai dansa, tanpa beban menggerakkan tubuhnya sesuai irama musik yang berdentum. Meski bukan penari terbaik dan pesonanya sudah menguap setengah akibat mabuk, daya pikatnya masih cukup besar untuk menawan satu-dua orang di lantai itu.

Salah satunya Jungkook.

Taehyung dan Jungkook bertukar sapa saat jarak mereka telah terpangkas cukup banyak oleh dinamika lautan manusia di lantai dansa. Awalnya yang terjadi hanya transaksi senyum dan saling menyebut nama, tetapi keduanya menyadari bahwa tak satu pun dari mereka memiliki jantung yang utuh. Ya, jantung Jungkook pun sudah berubah jadi serpihan. "Gara-gara pacarku," ceritanya, "Dia membentakku: 'lebih baik kita putus saja!', seolah aku ini cuma pengganggu."

Taehyung membulatkan bibir. Masalah mereka rupanya hampir sama. Melalui Jungkook, si pria manik hazel memahami bagaimana seorang submisive bila dipatahkan cintanya dan jadi merasa bersalah. Jangan-jangan kekasihnya juga semenderita Jungkook? Ah, tapi kekasih Taehyung tidak terlihat keberatan dengan keputusan Taehyung untuk menyudahi hubungan. Sebaliknya, sang mantan seakan mengharapkan itu terjadi; Taehyung masih ingat bagaimana sore ini, mantan kekasihnya bersyukur kepada Tuhan karena 'telah lepas dari belenggu Kim Taehyung'. Apa-apaan?

Yah, walaupun demikian, sesungguhnya Taehyung menyesal sudah berbuat begitu kasar pada sang mantan kekasih.

Sedangkan Jungkook mendadak terisak di dada Taehyung.

"Aku tahu aku salah dan harus memperbaiki diri, tetapi dia 'kan tidak perlu membentakku begitu? Dia sangat mengerikan ketika sedang marah, Taehyung. Aku hanya berusaha melindungi diriku dari ketakutan dengan balik membentak, tetapi ...."

Kalimat ini tak selesai. Wajah Jungkook yang sudah memerah sejak sebelum bertemu Taehyung kini dibasahi leleran peluh. Pemuda itu terhuyung, mengeluh mual dan sakit kepala berat. Ini merupakan efek samping Kesepian. Jungkook ternyata minum juga, memang agak lama munculnya, dan Taehyung pun mulai merasakan. Setengah sadar, Taehyung merangkul Jungkook dan menariknya keluar bar. Telapak Taehyung yang hangat bergerak sirkuler di punggung Jungkook selama si pemuda memuntahkan seluruh isi lambungnya ke selokan terdekat.

Sesal kemudian memenuhi rongga dada Taehyung, mengaduk serpihan jantung yang terserak di dalamnya. Mungkinkah di tempat lain, kekasihnya yang jarang tersentuh alkohol itu mabuk berat karena stres dan pingsan akibat kadar minum sebotol Kesepian yang kelewat tinggi? Perlukah Taehyung mengunjungi kasihnya, sekadar memastikan bahwa si pemuda baik-baik saja? Sayang, Taehyung tak bisa serta-merta meninggalkan Jungkook; lagipula—gara-gara minum Kesepian—ia lupa di mana alamat kekasihnya.

Untuk menebus dosa, Taehyung memutuskan untuk mengurus Jungkook dulu.

"Katanya efek Kesepian dapat dinetralkan dengan segelas susu," ucap Taehyung di sela engahan; tubuhnya menyender di tiang lampu jalan karena segalanya tampak berputar, "Apartemenku tidak begitu jauh, kok. Ayo kita ke sana; aku baru saja beli beberapa kotak susu cair."

Jungkook pasrah. Ia sampirkan lengan rampingnya melalui leher Taehyung, terus ke bahu, sementara lengan Taehyung terlingkar di pinggangnya. Taehyung sangat tak stabil, tetapi entah bagaimana Jungkook merasa aman. Paling tidak Taehyung berupaya menjaganya, tidak seperti sang mantan yang pasti akan menyuruh Jungkook pulang sendiri karena 'kau punya dua kaki dan tidak ada yang patah!'. Keterlaluan.

Yah, bukan berarti mantan Jungkook tidak pernah manis. Memang pria itu tidak romantis, tetapi kalau sedang tulus, maka menggendong Jungkook di punggung dari kantor sampai rumah pun tak masalah.

Sebenarnya ... kekasih Jungkook juga tidak jelek-jelek amat.

Kepala Jungkook tersandar lesu di bahu Taehyung, diam-diam berharap bahu itu milik kekasih yang ia rindukan.

Adik Taehyung sedang mengikuti camp musim panas, sehingga apartemen Taehyung jadi sepi sekali. Hal ini bagus karena sang adik tidak perlu melihat Taehyung yang mabuk membawa orang yang juga mabuk ke dalam rumah—sesuatu yang tak pantas ditiru. Niat Taehyung tidak buruk, hanya saja adiknya itu mulai dewasa, pikirannya suka lari ke mana-mana.

"Tunggu di sini."

Setelah membaringkan Jungkook di sofa ruang tamu, Taehyung susah-payah masuk dapur, mengambil dua gelas bersih dan memecahkan satu akibat kelumpuhan koordinasi motoriknya serta sekotak susu dari kulkas. Ia lega sekali ketika menghempaskan bokong ke sofa; akhirnya bisa duduk. Bersama Jungkook, ditandaskannya cairan putih dingin yang mengisi gelas untuk menenangkan badai di perut dan kepala.

Juga hati.

Seteguk, penglihatannya menjadi bening, tanpa bintik, tanpa kunang-kunang. Dua teguk, segala racun Kesepian dalam pembuluh darah seakan terbilas, menyegarkan. Tiga teguk, serpihan jantung dalam rongga dada lengket dengan satu sama lain, menyatu kembali dan hampir utuh. Empat teguk, kenangan-kenangan pahit hilang, menyisakan mimpi-mimpi indah yang diukir bersama dengan orang tercinta.

Lima teguk.

Taehyung dan Jungkook meletakkan gelas mereka yang tinggal dibasahi selajur warna putih. Wajah mereka masih bersemu merah, kali ini bukan karena mabuk, melainkan karena malu. Kontak mata tidak segera diputus, dua jantung yang utuh kembali berdetak gugup.

Tak lama setelahnya, Taehyung terkekeh.

"Mengapa kita bodoh sekali?" tanyanya tanpa perlu dijawab, "Baru putus sehari sudah separah ini sampai-sampai minum sebotol Kesepian dengan konsentrasi tinggi. Bukankah semestinya kita saling jujur dari awal daripada mabuk tak karuan begini?"

Jungkook tertunduk, setengah hidup menahan rasa ingin mengubur diri. Maksud Jungkook, seseorang bisa mabuk, tetapi bahkan orang yang mabuk mengenali mantan kekasihnya sendiri—dan dia tidak! Oh, bayangkan, selama mabuk tadi, Taehyung terus berada di sampingnya, mendengarkan keluh kesahnya tentang 'mantan kekasih' yang sebenarnya adalah Taehyung sendiri...

"Jadi ..."

Beranjak dari sofanya, Taehyung menghampiri Jungkook dan menghapus sisa susu di bibir pemuda itu dengan ibu jari. Sisa tawanya menjelma menjadi senyum tipis yang memaku Jungkook di tempat.

"... kita baikan saja, ya?"

Jungkook ingin diam. Atau menolak. Jual mahal. Berusaha tidak peduli untuk menunjukkan betapa kecewanya ia akan sikap Taehyung sore ini. Akan tetapi, setiap ingatan tipis mengenai apa yang Taehyung lakukan untuknya dari bar hingga apartemen membuatnya tidak bisa menggeleng atau berkata tidak.

"Kita mulai lagi, Tae, dan kali ini lakukan dengan kesadaran penuh."

__

Taehyung tidak akan lagi memesan Kesepian 40% kalau pergi minum. Tidak akan lagi—karena mencicipinya sedikit saja berefek sangat fatal. Kesepian membuat Taehyung jujur tetapi mabuk, sedangkan Jungkook tidak mau dicintai dalam keadaan setengah bermimpi.

.fin

ini masuk surrealism ringan gak sih? gatau deh, hope you guys enjoy <3

Chaîne de Tristesse | v.kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang