begin.

5.5K 272 32
                                    

"Berhenti memandangiku, kau bisa membuatnya curiga."

i n t o  y o u

"Jadi, apa yang kau pikirkan jika kau mengetahui bahwa kekasihmu itu bermain api di belakangmu, Chaeryeong?"

Kekehan ringan meraup keheningan atmosfer, Chaeryeong sama sekali tak memberikan respon yang diinginkan Ryujin darinya.

"Kau tahu, Ryujin? Pertanyaanmu itu sungguh gila. Yuna bukan sembarang orang yang akan mempermainkan perasaanku. Berhenti berasumsi buruk tentang kekasihku!"

Ryujin merotasikan matanya jengah, Chaeryeong tidak bisa mempercayai fakta buruk tentang kekasihnya— Shin Yuna. Orang yang Ryujin kenal betul pribadinya.

"Tapi, bagaimana kalau itu sungguhan terjadi. Apa kau masih mengelak? Meski dengan sahabatmu sendiri, Lee Chaeryeong?" Sontak, Chaeryeong menghentikkan aktivitasnya; menatap Ryujin penuh selidik dan curiga yang tersirat jelas dari kedua pantulan manik sendunya.

"Apa maksutmu, jin? Bukannya aku sudah bilang, Yuna tidak akan pernah mengkhianatiku. Benar, sayang?" Kata Chaeryeong seraya menggenggam tangan Yuna yang tentunya jauh lebih besar dari tangannya, Yuna hanya memberinya senyum dan mengecup kening Chaeryeong romantis. Ryujin menatapnya seraya berdecih, munafik.

'Jelas sekali, kau tidak mencintainya, kau hanya mencintaiku. Kau kejam, Yuna.'

Mendengar decihan Ryujin, Yuna buru-buru menatap Ryujin yang menatapnya aneh— pandangan yang jarang sekali tersampaikan oleh sosok Ryujin. Entah mengapa, pandangan itu menyiratkan cemburu?

"Baiklah, ryeong. Kalau kau memang tak percaya denganku, fine. Percayalah, kau tak akan pernah memaafkannya jika kau sudah mengetahui semuanya." Sela Ryujin kejam, tangannya meraih ponselnya untuk ia bawa pergi meninggalkan pasangan itu.

Chaeryeong menatap kepergian sahabatnya nanar, gadis itu kenapa sih? Tapi, kenapa pula Yuna menjadi gelisah setelah Ryujin meninggalkan mereka?

"Eum, sayang.."

"Hmm..?"

"Biarkan aku menyusulnya." Pinta Yuna gugup, seperti biasa— Chaeryeong akan membiarkan gadis itu pergi tanpa menaruh curiga sepersen pun.

"Tentu saja. Aku akan menunggu disini." Jawabnya lembut, Yuna tersenyum— menarik tangan Chaeryeong lalu mengecupnya, sebagai tandanya berpamitan.

"Ryujin.."

Ryujin kembali mengepulkan napasnya, ia tahu betul siapa pemilik suara itu— tentu saja, kekasih sahabatnya; Shin Yuna.

Ryujin berbalik namun tubuhnya buru-buru terdorong hingga menubruk dinding toilet secara kasar, tubuh mungilnya itu terkunci oleh sosok perkasa.

"Apa yang kau katakan?"

Ryujin menatap Yuna dengan senyum nakalnya, jemarinya justru memainkan anakan rambut Yuna yang berantakan di tepi wajahnya. Sesekali menyibaknya, menyimpan rambut-rambut itu dibalik telinga Yuna— pemandangan yang selalu manis di mata Ryujin.

"Memangnya apa yang aku katakan, hm?" Yuna berdecak, tangannya mendadak menyingkir dari sisi tubuh Ryujin— tak lagi menguncinya.

into you┊2shinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang