five.

840 89 4
                                    

Oh baby, look what you started
___

Ryujin mendesah kecil, berulang kali ia menatap nanar pada handphone-nya-mengharap setidaknya ada satu atau dua pesan dari Yuna, namun nihil. Tak ada notifikasi apapun yang nampak pada layar handphone-nya.

"Kenapa Yuna selalu membutuhkan waktu yang lama untuk pulang sih?! Tidak tahu apa jika aku tidak suka dibuat menunggu." Dengus Ryujin seraya melempar handphone keatas ranjang-kesal karena Yuna tak kunjung mengangkat panggilannya.

Disela-sela fikirannya pada Yuna, ia justru teringat masa-masa dimana ia mengacuhkan panggilan Yeji. Ryujin mengerutkan keningnya; "jangan-jangan, ini karma karena aku tak mengangkat panggilan Yeji?! Ah, mana mungkin. Gila saja. Yuna 'kan tidak ada hubungan- eh, tentu saja ada! Aish, aku bagaimana sih-"

"Kau bicara dengan siapa, Ryujin?"

Suara itu, Ryujin kenal betul. Tidak ada yang punya suara itu selain daripada satu orang yang menjadi favorit Ryujin; ya, Shin Yuna.

Ryujin berbalik, melihat Yuna tengah menggantungkan mantelnya disamping pintu membuatnya tersenyum lega.

"Kau sudah pulang?" Yuna menaikkan sebelah alisnya tanpa menatap Ryujin yang berdiri dibelakangnya, "menurutmu?"

Ryujin tersenyum, "tentu saja sudah!" Ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Yuna, menelusupkan wajahnya pada celah leher Yuna yang tertutup oleh kerah seragam kerjanya.

Yuna tersenyum tipis, ia berbalik untuk memeluk kekasih mungilnya-ia kecup beberapa kali puncak kepala Ryujin, menghirup aroma vanillanya yang ikut melekat pada aroma rambut Ryujin.

"Kau pakai sampoku, jin?"

"Mhm.. tidak boleh?" Tanya Ryujin selidik, melepas pelukannya dari sang kekasih dan menatapnya tajam; Yuna tertawa dibuatnya.

"Tentu saja boleh sayangku, apapun yang jadi milikku itu juga milikmu. Hm?" Jawab Yuna lembut, ia mengusak pelan rambut Ryujin gemas kemudian beranjak lalu dari hadapan gadis itu.

Sekedar mencari makanan yang bisa dilahap dari dalam kulkas, namun hanya terlihat sandwich sayur yang mengerut karena terlalu lama berada dalam kulkas-well, Yuna memang selalu membuat stock sandwich sayurnya untuk lima hari. Masa bodoh rasanya akan seperti apa, selama ia tak 'kan ribet itu sudah lebih dari cukup.

Tapi, tunggu sebentar. Kenapa sandwich sayurnya tersisa dua? Padahal ini masih hari selasa? Alis Yuna bertaut, pertanda bahwa gadis itu bingung.

"Ada apa?"

Yuna menatap Ryujin sekilas sebelum menunjuk kearah kulkas, memperlihatkan sisa sandwichnya.

"Kau tahu?"

Ryujin terkekeh, "iya, aku yang memakannya. Sorry, i'm hungry and i can't get out of here." Alih-alih kesal, Yuna justru tersenyum indah.

"It's okay love, just eat it if you need." Ryujin tersenyum hangat, ia sedikit berjinjit untuk mengecup bibir Yuna; "thank you and i love you."

"Too."

Ryujin berdecak sebal, kedua pupilnya merotasi jengah-kenapa dia harus stuck diantara sesak keramaian begini? Yuna juga kemana?

into you┊2shinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang