twelve.

685 71 4
                                    

so baby, let's keep it a secret.
___

Yuna mengedarkan pandangannya, hampir menyeluruh seisi stasiun tertangkap oleh netranya yang tak seberapa jelas itu.

"Yuna!" Panggilan ringan yang mampu membuat Yuna memutar pandangannya untuk bertemu tatap dengan seorang gadis yang ia nantikan, gadis itu tersenyum lucu menatapnya.

"Karin!"

"Ya! Jangan panggil aku dengan nama itu, nenek 'kan tidak ada disini. Yiren!" Celetuk gadis itu seraya memeluk Yuna erat, Yuna tersenyum seraya mengusak rambutnya.

"Oke, oke. Ngomong-ngomong, apa nenek tahu kalau aku pulang?" Tanya Yuna ketika keduanya berlalu dari bandara, berjalan kaki dari arah stasiun menuju perkampungan yang agak jauh jarak tempuhnya. Yiren menggeleng imut, "nenek tidak tahu."

Yuna mengernyit, "kamu tidak memberitahunya?" Lagi, Yiren menggeleng; "nenek rindu sekali padamu. Jadi aku biarkan ini menjadi kejutan baginya. Kepulanganmu selalu beliau nantikan, kau tahu." Sambung Yiren.

Yuna mengangguk paham, namun sepercik ide jahil melesat masuk dalam lubang otaknya; "hanya nenek?" Tanya Yuna, Yiren mengernyit- tak paham intensi Yuna tentang pertanyaan absurd yang tiba-tiba sekali keluar dari bibir si jangkung.

"Maksutnya?"

Yuna tersenyum, ia merangkul bahu Yiren yang lebih pendek darinya; "jadi, kamu tidak rindu aku?" Dan hal itu sukses mengangkat rona merah muda pada pipi Yiren.

Gadis itu memukul pelan lengan Yuna seraya berdecak ringan, "jauh-jauh sana!" Yuna tertawa menanggapinya; "tapi maaf, aku tidak bisa lebih jauh lagi dari seorang Wang Karin."

"Yuna!"

"Astaga, iya maaf."

"Halo?"

"Ryujin-ah! Aku sudah tiba di Jepang tadi pagi-pagi benar."

Ryujin tersenyum simpul mendengar suara hangat Chaeryeong menyapa kembali rungunya sehabis bangun tidur. Gadis itu menarik selimut seraya menumpang dagu diatas bantal yang dipeluknya, menyalakan speaker mode supaya tidak usah susah-susah membawa ponselnya.

"Oh, ya? Apa kau sudah bertemu kakakmu?" Tanya Ryujin basa basi, seperti hari-hari biasa ia jalani bersama sahabatnya itu. Ia dengar kekehan ringan dari seberang situ, "belum sih, aku malah disambut terlebih dulu oleh pacarnya, kak Sakura. Eh, kau harus bertemu dengannya, orangnya cantik dan hangat!"

Ryujin sontak tertawa kecil menanggapi celetukan random Chaeryeong. Seperti tidak biasa, seolah hanya akan melihat kakaknya adalah uforia terbesar yang dimiliki Chaeryeong.

"Nanti pasti. Kau sudah sarapan?"

"Oh belum. Breakfast hotel belum siap sepenuhnya, kata kak Sakura, sekalian saja menunggu kak Chae kembali setelah meet. Aku juga belum begitu lapar. Oh ya, apa Yuna mampir ke tempatmu? Aku belum sempat berkontak dengannya, barang mengirimnya pesan pun aku belum sempat. It's a long flight, anyway."

Ryujin terdiam. Seolah-olah dirinya merasa dicekik oleh pertanyaan polos Chaeryeong, apa Yuna mampir ke tempatmu? Seolah pertanyaan itu membuatnya merasa tersudut tanpa alasan yang jelas.

into you┊2shinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang