Yuni membuka matanya dan melihat sekeliling. Dari nuansa ruangannya, Yuni sudah tau kalau dia berada di rumah sakit sekarang.
"Mengapa aku berada di rumah sakit?"
"Bukannya tadi aku bersama Yeonjun di taman?"
"Dimana Yeonjun sekarang?"
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di benak Yuni.
Beberapa menit kemudian Tzuyu membuka pintu kamar rawat Yuni, mata Tzuyu tampak sembab
"Eonni? Kenapa? Apa eonni habis menangis?" Tanya Yuni
"Astaga, aku terkejut sekaligus senang kau sadar lebih cepat dari perkiraan dokter" ucapan Tzuyu tidak menjawab pertanyaan Yuni.
"Dan kenapa aku ada disini? Bukannya tadi aku bersama Yeonjun di taman? Dia sudah berubah eonni,dia sangat baik kepadaku,bahkan dia mengatakan kalau dia mencintaiku. Apa itu cuma mimpi? Tidak. Tidak mungkin. Itu rasanya sangat nyata. Sangat amat nyata, tidak mungkin itu mimpi" ucap Yuni
Tangis Tzuyu pecah setelah mendengar penuturan Yuni. Dan itu membuat Yuni semakin bingung.
"Eonni? Kenapa malah menangis? Aku tidak mengerti dengan semua ini" ucap Yuni
Tzuyu hanya terdiam memandang Yuni sambil menangis.
"Bisakah jelaskan padaku, apa semua ini? Aku tiba tiba berada disini padahal tadi aku bersama Yeonjun di taman, dan sekarang dimana Yeonjun? Ditambah lagi mengapa eonni terus menangis?" Ucap Yuni menuntut jawaban
"K-kau mengalami koma. Dan dokter perkirakan kau akan sadar dari koma mu sekitar 1 Minggu lebih. Ternyata kau sadar lebih cepat dari perkiraan dokter. Kau sadar dari koma mu dalam waktu 5 hari. Jadi kau mengalami koma selama 5 hari.
Apa kau ingat sebelumnya mengapa kau bisa ada di rumah sakit?" Tanya Tzuyu. Yuni hanya menjawab nya dengan gelengan."Kau koma karena cambukan dari Yeonjun waktu itu" ucap Tzuyu. Seketika Yuni mengingat kejadian waktu itu. Bagaimana Yeonjun mencambuk nya tanpa ampun dan mengikat tubuhnya serta menutup matanya dengan kain sehingga semuanya terasa gelap.
"Setelah itu, aku membawamu kerumah sakit dan menelpon Yeonjun untuk kerumah sakit juga. Sempat terjadi perdebatan antara aku dan Yeonjun, kemudian Yeonjun pergi setelah perdebatan itu—" Tzuyu menahan air matanya dan menghentikan ucapannya. Lalu setelah beberapa detik ia melanjutkan ucapannya
"Beberapa jam kemudian, polisi menelpon dan memberi kabar bahwa Yeonjun.. y-yeonjun kecelakaan akibat mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Dia menabrak pembatas jalan hingga hancur dan mobilnya terguling ke sungai menembus pembatasan jalan itu-" Yuni menangis tidak percaya dengan ucapan Tzuyu tadi. Ia terus menggelengkan kepalanya karena tidak percaya dengan ucapan Tzuyu. Namun ia tidak mampu berbicara apa apa, bibir nya terasa kaku. Air matanya mulai turun.
"Dia di rawat di rumah sakit yang sama denganmu, dan... Y-yeonjun baru saja meninggal tadi pagi" ucap Tzuyu
"Tidaaak!! Itu tidak mungkin! Aku baru saja berada di taman bersama Yeonjun, aku bahkan mengusap Surai lembut nya. Bagaimana dia bisa pergi secepat itu sekarang" ucap Yuni dan menangis sejadinya. Tzuyu memberikan pelukan kepada Yuni untuk menenangkan nya meski Yuni terus memberontak dan mengucapkan kata kata bahwa dia tidak percaya dengan semua ini.
"Aku baru saja bahagia dengannya eonni, dia meminta maaf padaku,dia mengatakan dia mencintaiku, dia mengajakku pergi ke taman. Aku tidak percaya ini semua hiks hiks" ucap Yuni menangis di pelukan Tzuyu
"Yeonjun baru saja dimakamkan tadi sore, nanti jika kau sudah sembuh, aku akan mengajak mu untuk ke makam Yeonjun" ucap Tzuyu sambil mengusap punggung Yuni
"Hiks hiks tidak, aku tidak terima ini" ucap Yuni lalu tidak sadarkan diri.
"Hei, jangan seperti itu. Ini memang sudah saatnya aku pergi, kau harus merelakanku. Aku akan selalu ada di hatimu begitupun juga kau, kau akan selalu ada di hatiku" ucap Yeonjun yang berdiri ditaman tadi
"Y-yeonjun kau benar benar ingin pergi? Kau meninggalkanku sendiri?" Ucap Yuni
"Tidak. Aku selalu ada di dekatmu, dan masih ada kakakku tzuyu. Kau tidak sendirian. Cepatlah sembuh dan berikan aku bunga di tempat peristirahatan terakhir ku" ucap Yeonjun lalu menghilang cepat dengan cahaya putih
Yuni terbangun, dan menyadari semuanya. Menyadari Yeonjun memang benar benar pergi. Ucapan tzuyu tidaklah omong kosong. Yuni sebenarnya tidak iklhas dengan kepergian Yeonjun. Namun jika seperti itu malah akan membuat Yeonjun tidak tenang. Yuni berfikir untuk mulai mengikhlaskan Yeonjun.
Beberapa hari Yuni mendapatkan perawatan rumah sakit akhirnya ia boleh pulang kerumah. Bukan pulang ke rumah melainkan Yuni meminta untuk langsung ke tempat pemakaman Yeonjun.
"Yeonjun aku akan selalu mengingatmu, mencintaimu dan merindukanmu" ucap Yuni sambil menatap batu nisan Yeonjun dengan air mata yang mengalir namun berusaha tetap tersenyum
"Adikku jagalah baik baik dirimu disana" ucap Tzuyu lalu menaruh beberapa bunga.
Setelah beberapa Minggu kematian Yeonjun, markas Yeonjun yang di digunakan untuk menaruh senjata ilegal dirubah menjadi sebuah kafe kopi bernama "JUNNI tory's" dimana kata JUNNI itu berasal dari YeonJUN dan yuNI sementara tory's itu berasal dari kata story Yang berarti kisah atau cerita.
Anggota ataupun bawahan Yeonjun di berhentikan bekerja dengan diberikan pesangon yang cukup tinggi. Karna tidak mungkin bisnis ilegalnya ini di lanjutkan tanpa Yeonjun. Lagi pula bisnis ilegal ini sangat tidak baik dan menentang negara.
Baru beberapa hari di buka kafe JUNNI tory's sudah ramai pengunjung. Mungkin karena pengaruh promosi di media sosial juga.
"Yeonjun, lihatlah cafe kita sudah ramai pengunjung. Semua yang datang tampak berbahagia. Apa kau juga berbahagia juga disana hm?
Kurasa iya" ucap Yuni sambil menatap foto Yeonjun yang ia pajang diatas meja nya~END~
14 Desember 2019Ini memang udah ending. Tapi baca sampe chapter bonchapt (only story) karna disitu ada ending lagi, bisa dibilang itu ending yang sebenarnya dari cerita ini
Thanks yang udah baca sampe sini 💜
Aku tidak sangat amat pandai dalam membuat cerita jadi kalo ceritanya terkesan chessy, Nggak nyambung atau gimana pun itu aku mohon dimaklumi
KAMU SEDANG MEMBACA
✓『M A F I A』
Fanfiction↳˳⸙:: 최연준ˎˊ˗ ✎ᝰ┆Choi Yeonjun seorang mafia kaya raya yang selalu mabuk- mabukan dan datang ke bar untuk menghilangkan beban pikirannya. menyiksa,melakukan kekerasan, bahkan samp...