Sudah tiga minggu Natasha mencari tau tentang Carbonell. Mengamatinya, menguntitnya, hingga mencoba untuk mencuri data sekolah (walau gagal) hanya agar ia tau siapa Anthony Carbonell yang sebenarnya.
Namun nihil.
Tak ada apapun yang ia temukan. Yang ia tau hanyalah nama dan ia yang merupakan siswa pindahan dari sekolah swasta di Malibu. Natasa mengerutkan keningnya, berusaha menangkap lebih jelas sosok yang berada dua meja kantin di depannya. Mengabaikan tawa teman-temannya ataupun gosip terhangat yang Janet bawakan tiap harinya.
"Mau dengar 'konspirasi' terbaru tentang Carbonell?" Perkataan Janet berhasil menarik perhatian Natasha. Mata hijaunya sedikit melebar saat menatap wanita yang kini duduk di sisi kanannya. Clint yang duduk di sisi kirinya tampak bersemangat dan mengangguk cepat sedangkan Steve yang ada di depannya banya bisa menggeram malas dan Bucky yang ada di kanan Steve tampak sedikit tertarik, Sam yang ada di kiri Steve hanya menatap wanita dengan julukan 'ratu gosip' itu datar.
"Tak bisakah kalian menunggu kami?," tanya seseorang dari belakang Natasha. "Oh, Scott. Hai, Hope, Bruce, Betty, Thor, Loki, Jane, Darcy," sapa Steve satu-persatu. Benar-benar seperti anak pramuka yang patuh, ramah dan baik hati. Mereka pun duduk dan memenuhi tempat duduk yang awalnya sangat lega tersebut. Ada Jane dan Thor yang duduk di sebelah Bucky, lalu Loki dan Darcy yang duduk disebelah Clint, Hope dan Scott yang ada di sebelah Janet, dan Bruce dan Betty yang duduk di sebelah Sam. "Mana Rhodey dan Pepper?," tanya Sam kemudian. Scott membuka bungkus sandwich-nya sambil menjawab "masih ada urusan dengan guru fisika. Kau tau ayah Janet dan Hope bisa sangat menyeramkan."
Hope menggeram mendengar perkataan kekasihnya dan menepuk pelan kepala pria itu. "Lalu, ada apa dengan Carbonell?," tanya Wanda dan Pietro yang tiba-tiba saja muncul di samping meja mereka. "Warn the guy would ya!," seru Clint dengan suara yang naik satu oktaf sambil memegangi dadanya. Pietro tersenyum merendahkan dan duduk di samping Scott dan Wanda yang lebih memilih duduk di sebelah Betty dari pada saudara kembarnya. "Kupikir kalian tak akan sempat makan siang bersama kami." Pietro mengedikan bahu untuk membalas perkataan Bucky. "Kau tau, Mr. Magneto tak terlalu sulit untuk diatasi," jawab Pietro santai. "Hanya karena kau murid kesayangannya," seru Darcy kemudian.
Beberapa dari mereka tertawa dan beberapa lainnya hanya terlihat geli. "Ah, iya. Carbonell," seru Janet kemudian. "Ada yang berkata jika dia orang Italia." Beberapa diantara mereka menatap Janet dengan tatapan aneh. "Bagaimana kau tau?," tanya Natasha penasaran. "Seseorang mengaku jika dia pernah menangkap Carbonell yang bicara dengan Bahasa Italia dengan sangat lancar!," serunya bersemangat. Merasa mulai menemukan titik terang tentang siswa paling misterius seantero sekolah. Clint menggeleng dan berkata "Benarkah? Tapi Logan pernah berkata jika ia pernah mendengar Carbonell bicara dengan Bahasa Jerman."
Mereka terdiam dan "dan disini aku pernah kira ia semacam orang romawi kuno karena bisa berbahasa latin dengan lancar. Ayolah, aku terjebak di dua kelas bahasa dengannya!," ujarnya. "Dia juga lancar berbahasa Rusia," tambah Bucky yang jelas sekali kesal.
"Kau terdengar kesal," gumam Steve sambil menepuk punggung temannya. "Aku tinggal di Rusia selama 5 tahun Steve! Dan nilai Bahasa Rusia-nya ada diatasku! Latin-pun begitu!," ujar Bucky sambil menggerutu.
"Bukan hanya kau," gumam Scott. "Tak ada satu hari di kelas PA matematika tanpa ada Carbonell yang mengingatkan Prof. Yinsen tentang materinya." Bruce pun menambahkan "hal sama terjadi di kelas PA biologi. Dr. Cho benar-benar mengakui ke jeniusannya" dan Betty mengangguk setuju. "Dan dia selalu membuat ayah tak berkutik di kelas PA fisika," tambah Hope santai dan kembali asik dengan soda ditangannya. "Dan jangan lupakan dia yang berhasil membuat Mr. Richards angkat tangan dan keluar dari kelas PA kimia lebih cepat karena tak tahan dengan Carbonell," tambah Jane kemudian yang berhasil membuat Darcy tertawa geli.
"Untung saja aku tak berbagi kelas dengannya," gumam Clint sambik menggelus dadanya lega. "Aku berbagi kelas olagraga dengannya. Bukan begitu Thor?," ujar Sam dan dibetulkan oleh Thor. "Aye! Dia sangat hebat di bidang olahraga," puji Thor sambil tertawa senang, tak sadar jika sang adik sudah menatapnya kesal.
"Apa yang tak ia bisa!," gerutu Clint kesal. Mereka mengangguk setuju dan mulai berpikir. "Agh! Dia terlalu sempurna!!," ujar Janet kesal. "Sebenarnya... dia buruk dalam hal seni. Aku ada dikelas seni dengannya," ujar Steve kemudian dan berhasil membuat mereka tersenyum senang. "Dengan ini rapat ditutup! Kesimpulan! Carbonell masih seorang manusia! Dia masih memiliki kelemahan!," ujar Janet senang sambil mengangkat gelas jus-nya tinggi yang diikutu oleh yang lain. "CHEERS!"
...
Natasha membuak buku saku-nya dan menggoreskan tinta hitam disana.
"Dia payah dalam seni namun sempurna hampir dalam semua bidang."
...
G ku edit... maap. Nih cerita hasil nemu di note. Lg doyan sama Tony huhuhu jdi jarang nulis tentang Peter.
Rencana nih tema bakalan ada buku sendiri tp lg males.
Btw ku publish ini pas lagi remedial.
![](https://img.wattpad.com/cover/189544207-288-k646114.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What If
FanfictionApa yang terjadi jika Peter Parker/Tony Stark..... Hanya sekumpulan cerita pendek tentang Peter dan keluarga besar Avengers.