Peter melihat kearah jam sambil menghitung tiap detik yang ia lalui, 15 detik dari sekarang bel sekolah akan berbunyi dan ia bisa pergi dari tempat itu secepatnya.
Peter berdiri dari tempatnya bersamaan dengan bel yang berbunyi nyaring. Tak butuh waktu lama untuknya mengemas barang miliknya dan segera berlari kencang menuju tempat Happy sudah menunggu.
Selama diperjalanan Peter tak bisa berhenti menceritakan bagaimana harinya, mulai dari gurunya yang mengomelinya karena terlambat hingga Flash menjadi sedikit....brengsek.
"Kau Stark Peter. Sama seperti ayahmu, kau bisa menghabisi anak itu hanya dengan menjentikan jari," komentar Happy, Peter terlihat senang karena setelah sebulan bercerita tentang kesehariannya Happy akhirnya memberi tanggapan untuk pertama kali.
"Bagaimana caranya, bahkan tak ada satupun dari mereka yang percaya jika aku mengenal Anthony Edward Stark."
"Bicara dengan ayah atau ibumu, mereka pasti mau membantumu."
"Tidak, mereka sibuk." Peter tau seberapa padatnya jadwal seorang Stark dan tentu setelah ia menyelesaikan kuliahnya jadwal serupa akan menjadi kesehariannya. Peter melihat kearah jendela dan menemukan gedung pencakar langit yang tak asing lagi baginya, segera Peter membuka pintu mobil saat setelah mobil berhenti berjalan dan mereka sampai tujuan.
"Terimakasih Happy."
"Pikirkan baik-baik. Ayah atau ibumu pasti mau meluangkan waktunya untukmu. Jika kau tidak mau bicara dengannya aku yang akan bicara dengannya." Peter hanya tertawa pelan mendengarnya, ia mengangguk dan berkata akan mencoba untuk mencuri waktu berharga kedua orang tuanya.
Peter berlari melewati pintu masuk lobby, beberapa kali berhenti dan menyapa para karyawan serta intern yang berada di lobby sebelum akhirnya masuk ke privat lift untuk ke rumahnya.
"Fri, dimana yang lain?," tanya Peter sesaat setelah ia menaruh tasnya dan sadar jika tempat itu biasanya tak sesepi ini.
"Lady Bos sedang ada rapat sedangkan Bos dan Avengers sedang ada pertemuan dengan Fury dan Maria Hill tentang misi mereka berikutnya," jawab AI tersebut. Peter mengangguk paham dan pergi menuju dapur untuk mengecek makanan yang bisa ia lahap.
Tak butuh waktu lama untuk Peter menemukan makanannya dan tak butuh waktu lama pula untuknya berakhir didepan TV. Peter mengotak atik remot TV sambil mencari 'sesuatu' yang bisa menarik perhatiannya namun sayang tak ada satupun acara disana yang menarik.
"Fri, kira-kira mom, dad dan Avengers sampai ditempat ini?," tanya Peter yang membuka youtube TV-nya, matanya menatap senang pada video musik yang ia temukan, ia ingin memutarnya namun akan sangat memalukan jika Avengers menemukannya bertingkah 'gila' diruang santai sendirian.
"Perkiraan saya 2 sampai 3 jam lagi," jawab Fri. Peter mengangguk mantap dan mulai menyetel video tersebut.
Beat musik terdengar pas ditelinganya, lirik yang sudah ia hafal serta makna dari musik tersebut yang berhasil ia tangkap, perlahan tubuhnya bergoyang dan tak butuh waktu lama untuk Peter bernyanyi sambil menari menikmati 2 jam tanpa anggota keluarganya.
Atau itu yang ia kira.
Karena satu jam setelahnya Avengers sampai diruang santai dan hanya bisa menahan tawa melihat kelakuan Peter, tak sedikit dari mereka yang merekamnya dan Clint dengan niat busuknya sudah tersenyum lebar hanya karena ide gila.
"Fri, tolong hap-," Peter tersentak saat sadar akan kehadiran keluarganya. Wajahnya merah menahan malu dan tawa para Avengers semakin besar karena wajah merahnya.
"Se..sejak kapan?," tanya Peter. Tony berusaha untuk tak menertawai anaknya dan berusaha untuk menutupi tawanya yang tentu saja gagal total, "se-sekitar 30 menit."
Dan hari mereka dihabisi dengan Peter yang menyembunyikan wajahnya pada bantal sedangkan Avengers terus mengungkit tarian serta nyanyiannya. Mereka bahkan memutuskan untuk menyebut peristiwa ini sebagai 'hari terungkapnya bakat terpendam' dan akan merayakannya tiap tahun dengan menari dan menyanyi bersama.
...
Peter menyemburkan minumannya tepat kewajah Ned saat sahabatnya itu mengatakan jika akun instagram resmi milik Avengers mengunggah videonya yang sedang bernyanyi, walaupun tak ada satu detikpun wajahnya tersorot tapi Ned yang kenal dengan Peter hampir seperti mengenal anggota keluarganya sendiri tau jika 'remaja misterius yang menghabiskan waktu diruang santai milik Avengers dengan bernyanyi dan menari' adalah Peter Parker atau lebih tepatnya Peter Parker Stark.
"Tidak ada tag atau yang sesuatu yang mengancam kehidupanku bukan?," tanya Peter memastikan sedangkan Ned sibuk membersihkan wajahnya dengan tisu yang MJ berikan.
"Tidak disini hanya tertulis 'OUR BABY AVENGER -HawkEEYYY. BURN THEM DOWN BOY -BestBirdEver dan THATS MY SON MOTHERFUCKER -Mr.Perfect.', postingan tersebut viral bahkan menjadi topik utama di twitter dan beberapa kali aku liat video ini di repost di youtube plus hanya butuh satu hari untuk youtuber menjadikan topik ini sebagai konten mereka dan berakhir trending," jelas Ned yang berhasil membuat Peter merasa jika nyawanya sedang melayang saat ini.
MJ merebut ponsel Ned yang membuat dua sahabat diam, ia melihat kearah layar dengan teliti sambil mendengarkan nyanyian Peter yang bisa dibilang cukup bagus.
"Sepertinya aku tau kita harus apa saat talent show bulan depan," gumam MJ sambil menatap Peter yang hanya bisa pasrah.
...
"Peterrrr!!," Clint turun dari ventilasi dan berlari kearah Peter yang baru saja keluar dari pintu lift.
"Clint!"
Peter memasang wajah marahnya, dengan segera Clint menjauh saat 'insting hawk-nya' mengatakan jika ia sedang berada diujung jurang kematian saat ini.
"Hei... Pete... a... bye!"
Clint berlari menyelamatkan nyawanya dan kembali keasalnya, merenungkan kesalahannya sambil berharap Peter tak membunuhnya jika ia keluar dari ventilasi kesayangannya.
"Ugh... semoga setelah ini Peter tak membenciku," gumam Clint sambil mencoba menghubungi Natasha.
Lagi pula, siapa yang tahan untuk hidup jika Peter membenci mereka? Tak ada!
![](https://img.wattpad.com/cover/189544207-288-k646114.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What If
FanfictionApa yang terjadi jika Peter Parker/Tony Stark..... Hanya sekumpulan cerita pendek tentang Peter dan keluarga besar Avengers.