Ch. 07

1.7K 167 8
                                    

Jin Zixuan tidak bisa berhenti memandangi wajah cantik nan menawan Wei Wuxian. Wajah tidurnya itu benar-benar damai bak seorang putri tidur yang hanya bisa dibangunkan dengan ciuman penuh cinta miliknya. Ia bahkan harus menahan diri untuk tidak menggerayangi tubuh Wei Wuxian yang selalu telanjang di bawah selimut dan selalu menghangatkan kasurnya itu.

Sudah satu bulan Wei Wuxian berada dalam penguasaannya. Meski harus diakui Ia tidak perlu mengotori tangannya untuk mendapatkan Wei Wuxian, namun Ia masih menahan Wei Wuxian dengan menempatkan sinper andalannya yang selalu siap sedia 'menjaga' masing-masing putranya. Tentu Wei Wuxian tudak punya pilihan lain selain menyerahkan dirinya pada Jin Zixuan.

Namun demikian, Ia tidak berniat sedikitpun mengendurkan penjagaannya. Meski Ia sudah jarang bermain kasar dengan Wei Wuxian saat melakukan hubungan intim—setidaknya hanya satu atau dua sex toy yang dia gunakan—dia tetap memasang sebuah gelang kaki untuk mengawasi pergerakan Wei Wuxian. Satu langkah saja Ia keluar dari apartment, para bodyguard sudah siap untuk menghadangnya.

Tapi bukan Wei Wuxian namanya kalau dia menyerah seperti itu saja. Dia juga paham struktur tubuhnya yang unik itu, makanya dia tidak bisa gegabah. Dia harus melawan dengan persiapan yang baik pula. Oleh karenanya, selama satu bulan terakhir ini Ia tetap memaksakan dirinya untuk makan, setidaknya dia tidak ingin mati konyol karena kelelahan bercinta. Tidak. Ia tidak bisa mempertaruhkan reputasinya yang bagus itu.

Ia sudah berusaha mengirim pesan melalui chip yang tertanam di tubuhnya, yang hanya bisa diaktifkan jika dia menekan ibu jari kirinya setelah ia menyebutkan password di kepalanya. Tapi karena dia berada di luar China, ada kemungkinan signal yang dirikimnya akan sulit ditangkap dengan mudah oleh menara pemancar keluarga Lan.

Chip ini adalah pengembangan lain milik keluarga Lan yang bisa dibilang penyelamat nyawanya beberapa kali. Ia mendapatkannya saat berhasil membantu perusahaan itu merebut kembali rahasia perusahaannya. Tapi karena sudah sepuluh tahun tidak digunakan, dia sedikit ragu apakah chip itu masih bekerja dengan baik. Dan sekali lagi tentu bukan Wei Wuxian namanya kalau dia tidak mempercayai meski kemungkinannya hanya 1% sekalipun.

Pagi itu sudah pukul sembilan. Tentu saja bukan waktu bangun tidur bagi Wei Wuxian. Jin Zixuan sesekali membelai pipi Wei Wuxian yang terasa kenyal dan lembut itu. Namun, tiba-tiba saja Wei Wuxian bergerak tak nyaman dan membuka matanya.

"Kau sudah bangun?"

Wei Wuxian tidak menjawab. Ia hanya membelalakkan matanya sebelum dengan kasar menyibak selimut yang melingkupinya dan berlari terbirit ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya, tak mempedulikan tubuhnya yang masih telanjang bulat. Jin Zixuan yang tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ikut berlari menyusul Wei Wuxian. Ia membantu Wei Wuxian dengan memijat lehernya.

"Kau sakit? Mau pergi periksa ke dokter?" tanya Jin Zixuan tanpa kekhawatiran yang dibuat-buat.

"Test pen," jawab Wei Wuxian setelah membersihkan mulutnya.

Jin Zixuan mengerjap. "Huh?"

"Pregnancy test pen," ulangnya lagi.

Senyum Jin Zixuan mengembang. Senyum yang Wei Wuxian yakini bisa meluluhkan hatinya kalau Jin Zixuan tidak memaksakan dirinya kepadanya. Ia juga pasrah menerima pelukan erat Jin Zixuan yang disusul dengan kecupan mesra di dahinya. Setelah berusaha memuntahkan apapun yang bisa dimuntahkan—dan meskipun hasilnya nihil—tubuh Wei Wuxian masihlah lemah.

Sembari menunggu, Wei Wuxian mengenakan kemeja kedodoran yang sengaja disediakan Jin Zixuan untuknya. Tak perlu waktu lama bagi Wei Wuxian untuk mendapatkan barang yang dimintanya setelah Jin Zixuan, tentu saja, setelah Jin Zixuan menyuruh orangnya untuk membelikannya. Dan benar saja, dugaan Wei Wuxian tepat. Dua buah garis muncul sebagai hasil indikatornya. Ia positif hamil.

His Guardian: The Comeback Of The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang