"Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu, adik Wei?"
Wei Wuxian yang sudah separuh jalan menuju pintu keluar, seketika menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap empunya suara. Berkas-berkas yang baru saja ia terima mengayun bebas di salah satu sisi tubuhnya, namun masih tergenggam kuat dalam genggaman tangannya. Ia tersenyum. Senyum yang selalu membuat orang yang melihatnya merasa harus mengintrospeksi diri mereka sendiri tatkala menghadapi hari-hari berat mereka dengan kesuntukan mutlak.
"Apakah aku terdengar seperti orang yang suka menarik perkataanku kembali, kakak?"
Lan Xichen hanya bisa menghembuskan nafasnya atas pertanyaan itu. Ada sedikit kejengahan terselip di setiap hembusannya saat ia harus beradu argumen dengan adik iparnya ini. Meskipun takjub, dia masih tidak bisa menyembunyikan keheranannya terhadap Lan Wangji yang seolah punya 1001 cara untuk memenangkan Wei Wuxian tanpa menimbulkan perang dunia ke tiga—atau mungkin sudah, tapi tak diketahui olehnya? Entahlah. Yang pasti, yang ia tahu dengan sangat pasti, memenangkan Wei Wuxian bukanlah perkara mudah. Dialah salah satu saksi hidup untuk itu.
"Dengarkan aku, adikku. Aku tidak bermaksud menganggap remeh kemampuanmu. Tapi kau sudah meninggalkan dunia nista ini sepuluh tahun lamanya. Dan tentu saja dalam sepuluh tahun ini, pasti banyak yang telah berubah sejak terakhir kali kau meninggalkannya. Aku hanya ingin kau memikirkan kembali keputusanmu."
"Kakak tak perlu khawatir. Meski aku tak terjun langsung, bukan berarti aku tak tahu apa-apa. Dan memang harus kuakui, sepuluh tahun merupakan waktu yang cukup untuk melonggarkan otot-otot dan fleksibilitas serta refleksku, tapi bukan berarti hal itu tak bisa kudapatkan kembali. Aku bahkan sudah menyiapkan diriku dengan baik tiga tahun terakhir ini. Percayalah."
"Baiklah kalau begitu, terserah kau saja." Lan Xichen pun terpaksa menyerah. "Tapi kau jangan pergi sendiri. Bawa tim alpha atau beta bersamamu. Setidaknya dengan begitu, aku tidak perlu khawatir berlebihan seperti ini."
Wei Wuxian tak kuasa untuk tak menahan kekehannya. Ia merasa sedikit bersalah karena sudah menertawakan kebaikan kakaknya itu, tapi mau bagaimana lagi. Ia bukanlah anak kecil ingusan yang tidak tahu apa yang diperbuatnya ataupun yang dikehendakinya. Ia sudah berumur 30 tahun sekarang kalau ia perlu mengingatkan kakaknya yang tak kalah tampan dengan suaminya itu. "Kakak... kakak... Aku akan baik-baik saja. Sungguh. Ini bukanlah perkara besar. Jadi kau tak perlu membesar-besarkannya juga."
Lan Xichen merasa ada dorongan untuk membalasnya namun diurungkan saat terdengar suara ketukan keras namun sopan yang seketika menginterupsi jeda keheningan diantara keduanya.
"Baiklah kalau begitu. Aku permisi dulu, " kata Wei Wuxian kemudian seraya membuka pintu dan mempersilakan siapapun itu yang ada di balik pintu untuk masuk dan berganti dengannya.
Setelah pintu menutup perangai Wei Wuxian dari pandangannya, Lan Xichen menginstruksikan orang di depannya untuk menunggu sejenak sebelum ia memencet tombol interkom dan menunggu siapapun yang ada di seberang interkom itu untuk menanggapi panggilannya.
Tinggal bersama Wei Wuxian selama sepuluh tahun ini, tentu membuatnya mau tidak mau menjadi sadar akan maksud perkataan Wei Wuxian. Kalau adiknya, Lan Wangji, pandai menyembunyikan setiap perasaannya dengan wajah datarnya, berbeda dengan Wei Wuxian yang selalu berusaha melakukan segalanya dengan menyunggingkan senyum cerahnya dan membodohi dunia seolah tak terjadi apa-apa dengan dirinya. Tidak. Dirinya tidak bisa dengan mudah dibodohi seperti itu atau dia tidak akan bisa menyandang status sebagai kepala Lan Corporation sekaligus bos mafia di bawah wilayah kekuasaannya tersebut.
Dari karakter yang dimiliki Wei Wuxian, jelas maksudnya bukan "aku baik-baik saja" secara harafiah, tetapi akan lebih masuk akal jika diterjemahkan sebagai "aku tak ingin kau (atau siapapun itu) terlibat dengan masalahku nantinya". Begitulah. Meskipun begitu, tentu saja bukan Lan Xichen namanya kalau dia hanya tinggal diam dan menelan mentah-mentah kata-kata Wei Wuxian. Dan saat ia memikirkan hal-hal ini, sisi lain interkom sudah meresponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Guardian: The Comeback Of The Assassin
FanficWARNING! CRACK PAIR! Slow story line! Siapa yang tidak mengenal Wei Wuxian? Assassin kelas atas yang mengejutkan dunia mafia di China ketika mengumumkan pengunduran dirinya dari sisi gelap dunia tersebut dan memutuskan untuk membentuk keluarga keci...